Never Let You Go [j.b]

Chapter four : He's a Douchebag

-

"IRINA BANGUN!"

"Can you shut your fucking mouth up?!" Bentakku yang benar saja aku baru tidur langsung dibangunkan.

"Kau pikir kau bicara dengan siapa? Sekarang jam 8 pagi kaj harus siap-siap untuk hari pertamamu bekerja!" Ujar um sepertinya dadku

"Yes daddy"

**********

Aku sudah siap dengan semuanya, aku pun melaju dengan mobil Audi R8 ku menuju kantor.

Sesampainya aku melirik kaca spion mobilku dan ku poleskan lipgloss pink muda rasa cherry ke bibir sexy ku ini. Perfect!

Aku pun masuk ke loby McGree Company, apa disana ada justin?

"Maaf miss, anda ditunggu Sir Justin diruangan anda, saya Taylor Swift sekertaris anda" Ujar seseorang mengagetkanku

"Oh iya, tidak usah seformal itu, berapa usiamu?" Tanyaku, sejak kapan aku sopan kepada orang lain?

"20 tahun miss." Ujarnya masih menggunakan bahasa formal

"Kita seumuran, panggil saja aku Irina." Ujarku

"Baiklah, ayo kita keruanganmu"

Aku dan taylor menuju ruanganku, saat kami berdua masuk..

"Kau lelet.."

"Justin kau mengagetkanku!" Bagaimana tidak, Justin tiba-tiba muncul dihadapanku

"Maaf aku ehm aku ya tadi macet!" Aduh kenapa keahlian berbohongku tiba-tiba hilang?

"Berbohong hmmm?" Tanyanya sambil berjalan ke arahku

"Taylor, kau bisa keluar." Ujar Justin tegas.

"Baik, permisi Sir and Miss"

Justin terus berjalan mendekati ku, aduh aku jadi gugup.

"Just.. apa a-apa yang kau lakukan?"

Great! Punggungku menabrak tembok! Justin mengunciku dengan kedua tangannya.

"Just.."

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, dia memiringkan kepalanya dan....
BAM! Dia menciumku! Sialan. Aku tidak tau, aku menikmatinya, tapi disisi lain aku merasa terhina, walaupun aku sering ke club tapi aku tidak pernah berciuman atau sebagainnya, mungkin hanya kelakuan nakalku saja.

Aku mencoba untuk melepaskan ciuman ini dengan mendorong kedua bahunya, tetapi dia menekan leherku dan memperdalam ciuman ini, mau tidak mau aku membalasnya. Aku pun berhasil mendorongnya.

"Apa yang kau lakukan sialan?!"

"Menciummu." Ujarnya datar.

"Brengsek kau!"

"Hey, tidak usah munafik, kau menikmatinya kan?" Ujarnya, aku baru tahu ternyata Justin itu laki-laki brengsek.

"Kau.."

Aku pun berlali keluar ruangan, tanpa ku sadari air mataku keluar dengan deras.. aku merasa ternodai. Justin benar benar brengsek!

Tbc

Vomment!