28th - 2025 (end)

264 29 27
                                    

Warning: konten dewasa (ehem)

---

JAKARTA, 2025.

Sabda sedang duduk ngemper di depan Indomaret saat hapenya tiba-tiba meraung dan menampilkan nama Fea di sana. Cowok itu tersenyum lantas menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Sabda, ih kamu nggak bales chat aku. Di mana?"

"Ngemper. Kenapa?"

"Beliin sprite, tiga yak."

Mendengar itu, Sabda lantas curiga.

"Kamu lagi nggak ingin menggugurkan sesuatu, kan?"

"Si anying, aku nggak bunting,"

"Fe, language, kamu udah besar."

"Ya anak kecil pun tahu aku udah besar. Pokoknya beliin aja. Aku tunggu di rumah. See you."

"See you and love you."

"Love you more."

"Love you the most."

Fea terkikik, tapi kalau Sabda sudah mode begitu, dia tidak bisa menjawab apa-apa. Gimana ya, bahasa Inggrisnya tuh bukan yang bagus banget, jadi dia nggak tahu ada nggak yang di atas the most. Pokoknya mah dia iyain aja apa kata Sabda.

Sama seperti yang pemirsa terka, mereka panjang umur ya. Kalau semesta dan takdir nggak jahat sama mereka untuk selanjutnya, mereka bakal menikah satu bulan lagi. Sabda sekarang bekerja di Horizon, perusahaan IT sejak lulus kuliah empat tahun yang lalu. Yaps, pada akhirnya dia tetap bisa masuk ITB berkat otak jeniusnya. Tapi Fea gagal masuk UNJ. Cewek itu harus LDR yang benar-benar LDR dengan Sabda yakni berkuliah di Purwokerto alias di Universitas Jenderal Soedirman. Waktu tahu dia masuk pilihan ke dua SBMPTN, Fea lemes sebadan.

Tapi bagus loh, dia bisa mengubah takdir sehingga tidak ambil mandiri dan bisa masuk PTN lewat jalur SBMPTN-kalau sekarang SNBT, ya.

"Gue nggak mau anjir, ini mah jauh banget. Gue pengen UNJ. Ambil mandiri aja apa ya yang SBMPTN gue tolak?"

"Ih, nggak usah, ambil aja, Fe. Jurusan Ilmu Komunikasi, kan? Lo suka itu."

"Tapi bakal jauhan sama elo."

"Nggak apa-apa, entar malah enak kalau libur bisa ke Jogja atau ke mana gitu."

"Purwokerto sama Jogja beda njir."

"Kan deketen. Udah nggak apa, ambil aja. Emang ini takdir lo aja kali ini."

"NGGAK ADIL BANGET SUMPAH. TAKDIR LO TETEP SEDANGKAN GUE BERUBAH-UBAH."

Sabda tersenyum, "It's okay, yang penting lo dapat kasih sayang dari gue full sampai tumpah-tumpah."

"Dih."

Sabda ngakak banget. Cowok itu lantas menenangkan Fea sambil memeluknya. Fea nurut saja dan sibuk mendusel di dada Sabda.

"Sejak kita punya kesempatan restart, gue udah nggak peduli sama apa takdir yang bakal gue terima asal lo tetap bersama gue. Jadi, katakanlah gue nggak masuk ITB pun gue nggak apa-apa asal gue tetep bisa lihat lo. Makanya nggak apa Fe, mungkin ini yang terbaik."

"Tapi lo tetep masuk ITB."

"Jurusan gue ganti, Fe."

"Tapi tetep ITB."

Sabda gemes banget. Cowok itu makin mengeratkan pelukannya pada Fea.

"Apa perlu gue ikut lo juga?"

Fea langsung tersentak. "Jangan lah. Lo masuk jalur SNMPTN entar malah sekolah kena blacklist."

Was Here | YJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang