19th - Between Like and Love

146 28 8
                                    

"Fellicia."

"Apa hal?"

"Lo bakal percaya sama apa yang gue omongkan nggak?"

"Soal apa?"

"Seseorang nembak gue."

"HAH, SIAPA?"

Fea langsung mendelik ketika Lili berteriak heboh. Mereka masih berada di ruang kelas menunggu jadwal pelajaran selanjutnya.

Lili menurunkan volume suaranya dan fokus memandang Fea dengan penasaran. "Siapa?"

Fea menghela napasnya. "Sabda."

Lili tampak berpikir sebentar.

"Emang yakin itu cinta? Meski gue tahu kalian udah akrab, gue ragu Sabda beneran cinta sama lo. Maksudnya, bisa aja dia emang tertarik sama lo, tapi suka sama cinta itu beda, Feaneeta."

Fea langsung mak deg.

Akibat ucapan Lili itu, Fea overthinking. Suka dan cinta beda ya ternyata? Kalau begitu bisa saja Sabda memang suka sama dia, tapi belum tentu cinta gitu, kan? Sialan, bukannya fokus dengan pelajaran bahasa Indonesia, Fea justru bikin sinopsis kisah asmara di kepalanya. Semuanya gara-gara Sabda.


Berbeda dengan Fea yang tampak kepikiran dengan ucapan Sabda semalam, Sabda justru terlihat biasa saja. Cowok itu fokus mengerjakan soal di bukunya seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Tapi itu hanya topeng kok. Awalnya berniat sok cool, tapi saat jam istirahat jantung Sabda langsung heboh hanya karena matanya dan mata Fea bertemu. Kayak ada festival drumband di dalamnya sampai Sabda heran sendiri. Ini beneran dia lagi kasmaran?

"Kenapa lo? Asma?" Theo tau-tau menepuk bahu Sabda karena cowok itu mematung di tengah pintu sambil memegangi dadanya.

Sabda langsung tersentak. Cowok itu berdeham dan berlalu begitu saja tanpa minat menjawab pertanyaan Theo. Theo hanya menggeleng dan lanjut pergi keluar kelas untuk membuang bungkus Kacang Garuda-nya.

Padahal mereka berdua semalam pergi kencan sampai salah satunya mengungkapkan perasaan, eh tiba-tiba sekarang jadi asing. Sebenarnya Fea ingin bersikap biasa saja meskipun sambil overthinking, tapi justru Sabda yang berlagak aneh. Cowok itu secara terang-terangan menghindari Fea sampai Fea heran dia virus jenis baru apa gimana. Fea mendecak, kesal dengan sikap Sabda.

"Ck, kayaknya bener kata lo deh, Li. Bodo amat lah gue nggak mau ingat kejadian semalam," Fea uring-uringan di bangkunya.

Sabda tahu kok Fea tampak sewot, tapi dia hanya memilih untuk menghela napasnya dan lanjut menggarap soal di bukunya. Sampai saat dia mulai tenang, pesan dari San di FYI membuat Sabda mengecek hape.

San:
Kalau sayang tuh bilang kang

Sabda:
kan udah bilang kemarin

San:
Lo cuma ngajak dia pacaran doang nggak jelasin perasaan lo. Gue jadi fea ngira lo main-main doang lah

Sabda tersentak membaca pesan itu.

Sabda:
dia ngomong ke lo begitu?

San:
ya kagak sih, gue cuma nebak dari beberapa pengalaman yang sudah-sudah

Was Here | YJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang