7. Salah langkah

23 5 28
                                    


"Ananda Adrianna." Katanya menunjuk foto korban selamat. "Kita periksa dia."

***

Giandra sendiri yang langsung menemui Ananda Adrianna, laki-laki itu sedikit frustasi akibat melesetnya perkiraan mereka tentang sidik jari Nugraha yang tidak sama dengan pelaku pembunuhan onnation city.

Saat ini mereka sedang berada perempuan satu-satunya korban selamat setelah 30 tahun bersembunyi.

"Saya bahkan mengubah identitas untuk menghapus ingatan tentang kejadian itu, jadi tidak ada yang bisa saya katakan lagi." Kata Ananda.

"Anda mendengar tentang korban lain?" Tanya Ridwan.

"Iya." Ananda kemudian meraba dadanya bagian atasnya dimana ada bekas luka tusukan yang meleset waktu itu.

"30 tahun lalu ada 10 korban, entah berapa banyak korban kali ini. Korban ke 11, Putri Zahra baru berusia 20 tahun." Kata Giandra. "Dulu usia anda juga 20 tahun, 'kan?"

Ananda menghela nafas. "Meskipun aku ingin membantu, pelaku memakai topeng untuk menutup kepalanya. Saya tidak melihat apapun, dan tidak ingat."

"Ada cara untuk membantu anda untuk mengingat kembali." Kata Giandra.

"Bagaimana?"

-

"Baiklah mbak Ananda. Tarik nafas dalam perlahan." Kata Irene. Mereka berada di ruang interogasi kejaksaan timur. "Saat terhipnotis, kamu akan kembali ke masa 30 tahun lalu."

Ananda terlihat sedikit tidak tenang, dan mulai bicara.

"Aku dalam perjalanan pulang."

"Ada pria di ujung sana."

"Aku bertekad untuk lewat saja, dan berharap dia hanya lewat."

"Dia hanya lewat saja."

"Dia hanya lewat saja."

Perempuan itu tiba-tiba menjerit.

"Mendadak silau, aku tidak bisa melihat apapun." Ananda menangis.

"Aku mendengar sesuatu." Nafas Ananda tidak beraturan. "Dia sedang menggali lubang."

"Dia masih menggali." Tubuh perempuan itu bergetar hebat.

"Aku membuat suara dan pria itu menuju ke arahku."

"Aku mohon, jangan bunuh aku." Dia menangis.

"Seluruh wajahnya hitam, dia terus melihatku."

"Dia tidak berbicara sepatah katapun."

"Dia AGRHHH!!!" Ananda langsung terbangun.

***

"Terima kasih atas kerjasamanya dan waktunya, Ananda." Giandra kini mengantarkan perempuan itu keluar. "Anda tidak perlu datang lagi kesini."

"Ah iya, selamat malam." Sahut Ananda.

"Minta tolong antar kan beliau dengan selamat, ya." Kata Giandra pada supir yang bertugas untuk mengantarkan Ananda pulang.

"Siap, pak! Mari."

Mereka pun pamit, dan berjalan beriringan tanpa sadar jika ada yang mengintai.

Mereka pun pamit, dan berjalan beriringan tanpa sadar jika ada yang mengintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Truth Untold 2 : Who Are You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang