8. Sedikit Fakta

24 4 25
                                    


Naya baru saja keluar dari mobil dan berpapasan dengan Giandra.

“Kita kecolongan?” Tanya Naya, laki-laki menghela nafas.

“Iya.” Ia berjalan masuk ke dalam, disusul Naya.

Disana mereka bertemu dengan Jeihan dan Dhanu yang sudah menunggu, wajah mereka terlihat lelah karena mencari informasi tentang wanita itu.

“Ananda Adrianna, sasaran ke 11 yang berhasil selamat pembunuhan berantai onnation city. Dia dibunuh dengan modus yang sama.” Jeihan menjeda. “Setelah dari kantor kejaksaan, beliau memilih untuk ke rumah temannya, tetapi—”

Mereka sampai pada kamar mandi, dan menemukan wanita itu berbaring dengan tubuh kaku di dalam bathtub.

"Tapi ternyata dia sudah diincar oleh si pembunuh itu."

Keadaannya sama persis dengan apa yang dialami Putri, tangan terikat, bekas tusukan di belikat kanan, dan bekas gigitan di lehernya. Bahkan tidak lupa dengan tubuh yang sudah memucat akibat darahnya terkuras habis.

Naya berbalik, Junio mengusap lengan gadis itu. “Kenapa?” Lirihnya.

Beberapa saat kemudian, Sagha datang bersama dengan Sania di belakangnya.

“Minggir.”

Laki-laki itu mendekat bathtub, dan memperhatikan seluruh keadaan Ananda yang sudah tidak bernyawa lagi.

“Hhahhh, air matanya bahkan mengering di wajahnya.” kata Sania saat mengambil foto.

“Brengsek!” Umpat Jeihan, bersama dengan itu Giandra mengepal kuat tangan.

***

Penyelidikan berlanjut pada BFN. Saat ini Gunawan Sardi tengah bersiap untuk mengautopsi Ananda, karena pria itu ketua dari tim ini. Ada Sagha bersama Rissa dan Sania di dalam ruangan .

“Mana maskermu?” Tanya Gunawan pada Sagha.

“Saya harus mencium baunya.” Sahut Sagha yang terbiasa mengautopsi tanpa masker dengan alasan ia akan lebih mudah mengenali bau dari jasad, bahkan yang sudah membusuk sekalipun.

“Keluar saja, kecuali kamu mau membantu.”

“Ini ruangan saya, lakukan saja. Saya bantu.” Sahut Sagha.

Gunawan menggeleng lalu bersiap melaksanakan tugasnya.

Bersama dengan pria itu mengucap satu per satu jejak yang ada di tubuh Ananda, Jeihan memukul keras pembatas ketika mendengar bekas gigitan yang ada di leher wanita itu.

Sagha yang memperhatikan Gunawan tiba-tiba menjadi aneh, laki-laki itu mengendus dirinya sendiri. Bau badan?

Ia bahkan mendekat pada Sania dan Rissa yang berdiri cukup jauh dari meja, dan mengendus dua perempuan itu.

“Ngapain sih?!” Rissa hampir saja menjitak kepala laki-laki itu.

Karena tidak merasakan apapun, Sagha mendekat pada Gunawan hingga membuat yang memantau di luar bingung.

“A–a sebentar, pak.” Kata Sagha saat pria itu bersiap untuk membedah. “Saya harus memeriksa sesuatu sebelum anda membedahnya. Sebentar saja.”

Sagha maju dan mendekat pada jasad lalu mengendusnya, dan pria itu beserta dengan rekannya kebingungan melihatnya. Dia aneh.

Setelah dari jasad, ia mencoba mengendus Gunawan. Bahkan rekan Gunawan pun tidak luput dari endusan Sagha.

“Dia ngapain sih?” Tanya Rissa.

“Sedang apa kamu Sagha?” Tanya Gunawan.

“Apa anda mencium pelumas?” Tanya Sagha balik bertanya. “Apa dua pernah bau seperti minyak saat masih hidup?” Ia bertanya pada Giandra dan yang lainnya.

The Truth Untold 2 : Who Are You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang