. . . .
06:47 PM — kediaman keluarga Ken.
Alarm sudah berbunyi sejak tadi, tapi tak ada satupun dari mereka berdua yang bangun. Dengan malas Seven meraba-raba meja di samping kasurnya dan mencari-cari alarm lalu mematikannya, ia masih sangat mengantuk dan enggan untuk membuka matanya. Tapi karena sengatan sinar mentari yang masuk dan mengenai wajahnya, mau tak mau ia pun membuka matanya.
"Emhh..." Ia mengerang pelan, ia mengerjapkan matanya berulang kali sebelum akhirnya terbangun sepenuhnya. Ia mengerang dan menguap kecil, sebelum kemudian Seven menyadari ada tangan yang memeluknya erat-erat.
"Tangan siapa ini..?" Ia meraba-raba lengan berurat itu lalu menoleh ke pemiliknya, wajahnya seketika merona padam saat ia bertatapan dengan wajah Leo yang masih tertidur.
"Gaaaah! Astaga... tenang, Seven... Di rumah juga tiap hari tidur bareng..." Ia berusaha mengatur napasnya, jantungnya berdetak tak karuan.
Matanya menelusuri seisi ruangan itu. "I-ini masih di rumah Father?" Gumamnya, ia merunduk dan membenamkan wajahnya ke lutut. Dan saat ia merunduk ini lah, Seven sadar kalau dia tidur dengan keadaan telanjang bulat...
Wajahnya seketika kembali merona dan memanas, "i-ini kenapa aku gak pake baju!" Umpatnya, ia lalu menoleh kearah Leo yang masih tidur dengan kondisi hanya telanjang dada.
"Jangan bilang kalau aku...." Wajahnya merona lagi, Seven menampar pipinya sendiri dengan kencang. "Aaw... sakit..." Lirihnya.
"Ng-nggak kan? Tadi malam... tadi malam aku ngapain?" Gumamnya, Seven mencoba mengalihkan pandangannya dari Leo yang masih tidur itu tapi tidak bisa, matanya seolah-olah ingin terus melihat dada dan perut berotot Leo.
"Ayolah, Seven... lupakan itu, kau harus mandi..." Ia turun dari ranjang dan segera mencari-cari handuk nya dan segera keluar menuju kamar mandi.
Di kamar mandi, Seven berdiri di bawah pancuran air shower dan membiarkan dirinya terguyur air dingin. Ia tidak memperdulikan tubuhnya yang menggigil kedinginan, karena ia hanya ingin menenangkan pikirannya.
"Ini beneran aku habis... di tiduri Leo? Nggak... nggak mungkin, aku nggak ada status apapun sama dia..." Seven berusaha meyakinkan dirinya sendiri, napasnya berderu sangat kencang, dan seluruh tubuhnya bergetar. Tangannya mulai meraba dadanya, lalu turun ke perut dan pinggang, lalu turun lagi ke pantat dan pahanya.
"Nggak sakit... nggak perih juga, berarti enggak kan?" Gumamnya, ia masih meraba area sekitar pantatnya itu lalu menekan nekan jarinya di sana. "Nggak sakit loh... terus kalo semalam aku nggak di tiduri Leo... Kenapa aku tidur nggak pake baju!" Seven mengumpat dan memegangi kepalanya.
"Sialan! Masa iya harus nanya langsung!?" Wajahnya kembali merona.
Selesai membersihkan diri, ia berjalan menuju wastafel dan hendak mencuci muka serta menyikat giginya. Saat ia menghadap pantulan dirinya di cermin...
"Ng-nggak ada bekasnya tuh..." Seven meraba-raba leher dan dadanya sendiri, lalu kemudian terkekeh-kekeh seperti orang gila. "Yah, berarti enggak dong..." Ia terkekeh lagi lalu terdiam, Seven menarik napas dalam-dalam.
"Kayaknya ngga ada pilihan lain selain tanya langsung..." Seven mendengus dan wajahnya kembali memerah, lalu melanjutkan mencuci mukanya lalu keluar dengan mengenakan handuk kimononya.
"Nii-san?" Seven kebingungan melihat kakak pertamanya itu berjalan sempoyongan seperti orang mabuk, "dasar kakek tua sialan!" Zoffy mengumpat. "Nii-san kenapa?" Tanya Seven.
"Ng-nggak apa-apa... Aku mau mandi dulu.." Lirihnya, ia harus berpegangan pada dinding agar ia tidak jatuh saat berjalan. "Itu pantatnya kenapa di pegangin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lion7 [LeoVen]
Teen FictionBIG WARNING!!!!! bxb(?) harsh word (¿) forbidden love toxic love (?maybe) Ini wansut ya wak cp: Leo (top) x Seven (bot) cp lain: -TaroGear -HikaMebi (?) -Z0 -BelZoff (Belial x Zoffy) Dll, banyak si cum...