CHAPTER 02

2 1 0
                                    

Welcome...

Disclaimer!

Please pay attention for a moment!
[Mohon untuk perhatiannya sebentar]

-perhatian pembaca minimal berumur 14+
-banyaknya perkataan kasar didalam cerita tanpa sensor!
-dibeberapa chapter terdapat darah!
-hati-hati terdapat jumpscare di tengah-tengah cerita.
-terdapat banyak adegan kekerasan, penganiayaan, pembunuhan dan lain-lain.
-tidak ada berbau homophobic!, ini bertema persaudaraan!
-mohon beberapa adegan kekerasan jangan untuk ditiru!, karena bisa saja melanggar hukum jika melakukannya .
-jika tak menyukai cerita ini, silahkan pergi jauh dari lapak saya!
-jika terdapat kesamaan alur, nama tokoh, judul cerita dan lain-lain. Mohon dimaafkan dikarenakan tidak adanya ke sengeja'an author.
-nama-nama tokoh saya ambil dari kehidupan nyata, hanya saja ada beberapa yang saya ubah.
-rumah atau, latar cerita atau tempat lainnya. Bisa jadi ada di real life.
-so enjoy my book.

Jika ada beberapa alur judul dan nama tokoh maupun latar tersendiri memilki kesamaan mohon dimaklumi dikarenakan tidak disengaja.

Happy Reading Readers

Keesokan harinya

Mentari mulai menampakkan dirinya setelah rembulan menyinari bumi. Burung-burung berkicauan saling bersahut-sahutan satu sama lain.

Langit cerah, namun redup dikarenakan pepohonan yang menutupi hampir seluruh cahaya matahari susah untuk menembusnya namun beberapa memasuki celah-celah diantara ranting dan dedaunan.

Kebun halaman belakang yang nampak asri. Dengan keadaan sekitar yang tak tercemari sampah-sampah plastik.

Kiri kanan nya hanya ditumbuhi pohon-pohon yang cukup besar. Rumah itu cukup terpencil dengan keadaan rumah masyarakat atau desa yang jarak nya cukup jauh. Apalagi kota kabupaten.

Jalanan itu, hendak seperti enggan dilewati kendaraan. Hanya beberapa motor dan mobil saja yang lewat di depan rumah mereka.

Padahal jalan yang bisa disebut tol itu. Termasuk jalan penghubung antar kota kabupaten jadi bisa dibilang mereka tinggal di perbatasan antar 2 kabupaten. Namun, bisa dibilang tempat yang mereka tinggali ini angker.

Namun setelah tinggal belasan tahun. Memang gangguan dari makhluk astral, atau jin tak pernah ada.

Tetapi baru malam kemarin akhirnya mereka mendapati peristiwa yang tak mengenakkan itu. Tetapi nampak kedelapan saudara itu tak menghiraukan dan menjalani aktivitas seperti biasa.

Pasti ada yang bertanya mengapa mereka tidak bersekolah hari ini?, cukup sederhana. Sekolah mereka mengalami kebakaran misterius yang penyebabnya masih misteri tentunya.

Dan akhirnya sekolah mereka terpaksa diliburkan. Namun, tidak dengan tugas-tugas yang terus berdatangan. Bisa dibilang mereka sekolah daring dari rumah.

Tetapi saudara-saudara cukup santai tidak mengerjakan tugas. Karena semua tugas yang didapat mereka diserahkan kepada sang bungsu.

Mengapa begitu?, ya tentu saja beberapa hari yang lalu setelah sekolah diliburkan sang bungsu atau kita bisa sebut 'Abhinaya Helka Veronica'. Membuat masalah karena tak sengaja menjebol pintu teras rumah mereka dengan kuat.

Sang sulung dengan nama 'Anindita Alira Veronica'. Menghukum nya dengan cara. Ia mau mengerjakan tugas-tugas sekolah milik saudara-saudara nya maupun dirinya sendiri. Atau tidak maka tak segan-segan ia membuang saudara nya diri nya sendiri ke tempat terpencil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang