BAB 1

142 4 0
                                    

.
.
.

"Ali! "

"Hei tunggu sebentar! "

Gino, sahabat dari seseorang yang dipanggil Ali tadi sedang berlari mengejar sahabatnya.

"Apaan sih? " Gerutu Ali saat Gino menahan tangannya, ia berbalik dan menatap datar sahabat nya itu.

"Maaf atuh.. Gue ga sengaja, suer. " Mohon Gino dengan kedua jarinya membentuk ✌

"Heleh, ga sengaja ga sengaja. Boong " Balas Ali dengan julid.

"Ihh beneran loh, gue beneran ga sengaja.. Maafin gue ya? Ya?? " Gino menggunakan puppy eyes nya berharap Ali akan memaafkan nya.

Ali menghela napas lelah.

"Gausah pake ekspresi kek gitu, muka kamu jadi jelek"

"Ishh malah ngehina. Jadi? Gue dimaafin ga nih? "

"Emmm.. Maafin ga ya? " Gumam Ali sambil berpose berpikir.

"Maafin ya.. Please~"

"Ehm, oke deh. Tapi kek biasa, kamu harus beliin aku teh kotak 3"

"3 aja? "

"Iya, 3 aja cukup"

"Okeyyy, gue ke kantin dulu. Yuhuuuu~" Gino berlari menuju kantin dengan kaki panjang nya itu.

Sementara Ali yang melihat itu hanya menghela napas jengah. Ia berbalik, lalu berjalan menuju taman belakang dengan tas kecil di bahunya yang berisi buku sketsa dan juga alat tulis lainnya.

Flash back on :

Di dalam kelas.

Ali sedang mencatat tugas dari gurunya yang ada di papan tulis. Tak lama kemudian Gino datang dengan sebotol soda di tangannya. Gino berjalan menuju bangku di samping Ali dan duduk disana.

Ia meletakkan botol soda nya di samping buku Ali. Sementara itu, Ali tetap fokus menulis tulisan yang berada di papan tulis.

Gino berbalik, lalu mengambil buku di dalam tas nya. Rencananya ia juga ingin mencatat catatan yang ada di papan tulis, sama seperti Ali.

Namun saat dia kembali berbalik, botol soda yang tadi ia letakkan di samping buku Ali tersenggol lengannya sehingga soda di dalam botol itu tumpah mengenai buku Ali.

Ali mengangkat wajahnya dan menatap Gino dengan senyuman manis namun mematikan. Di lihatnya Gino yang sedang cengengesan sambil menggaruk belakang kepala nya.

"Maaf, hehehe.. "

Ali tidak menjawab. Ia segera menutup bukunya yang sudah basah karna tumpahan soda itu dan keluar kelas sambil membawa tas kecil yang berisi buku sketsa dan juga alat tulis lainnya.

Flash back off

Ali duduk di bangku panjang yang berada di taman belakang sekolah. Ia mengeluarkan buku sketsa miliknya dan juga pencil kecil yang biasa Ia gunakan.

Ia mulai menggambar sambil sesekali bersenandung.

Cukup lama Ali berada di sana hingga akhirnya bell istirahat berakhir berbunyi.

Ia membereskan dan memasukkan buku sketsa yang gambaran nya baru jadi setengah itu ke dalam tas kecilnya beserta pensil mungil miliknya.

Kemudian berdiri dan mulai berjalan meninggalkan taman belakang sekolah yang memang sepi itu.

Ali berjalan dengan langkah pelan.

Saat dia berjalan melewati gudang, Ali mendengar suara aneh di dalam sana.

Ia berjalan dengan langkah pelan dan juga hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Setelah Ia berada tepat di depan pintu gudang itu, suara aneh yang tadi Ia dengar semakin jelas.

Dengan menempelkan telinga nya ke pintu, Ali mulai mendengarkan secara seksama suara aneh tadi.

"Ah.. F-faster please.. "

"Mmhh.. Ini enak sekali sayang, lubang mu sungguh nikmat"

"Ahh! Aku.. Aku mau cum! "

"Ugh.. Bersama-"

Ali langsung mundur dengan cepat.
Jantung nya berdetak kencang mendengar itu semua.

".. Apa apaan itu? " Gumamnya masih merasa syok.

Tadi itu, suara kakak kelas yang lumayan terkenal di sekolahan nya. Dan juga, suara lelaki yang Ia dengar adalah suara milik guru bahasa Indonesia di kelasnya.

Wtf.

Ali menggeleng keras, wajahnya memerah saat mendengar suara aneh yang terus bersahutan di dalam gudang kosong yang sudah tak kosong di depannya ini.

Dengan cepat Ia berbalik untuk kembali berjalan menuju kelasnya. Namun secara tidak sengaja lengan nya menyenggol pot besar yang berada di samping pintu.

Bruk

Netra berwarna coklat gelap itu membulat, Ia segera menutup mulutnya.

"Siapa di sana!? " Terdengar suara panik dari guru bahasa Indonesia nya yang berada di dalam gudang.

"Pak! Gimana ini?? " Kali ini suara kaka kelasnya itu yang terdengar sangat panik.

Ali terdiam sebelum akhirnya ada sebuah lengan yang menariknya menjauh dari gudang itu. Ali hanya diam dan ikut berlari, karna Ia juga takut ketahuan oleh gurunya itu.

Pemuda yang menariknya tadi membawanya kembali menuju taman belakang. Napas keduanya terengah-engah.

Ali menunduk dengan kedua tanganya bertumpu di lutut nya. Ia berusaha mengatur napas.

"Lo ngapain disana? Jam istirahat udah berakhir. Seharusnya lo masuk ke kelas. " Tanya pemuda tadi yang ternyata ketua OSIS di sekolahnya.

Namanya adalah Ren.

Ia anak kelas 11 yang kini menjabat sebagai ketua OSIS disekolahnya semenjak 3 bulan yang lalu.

Ali kembali menenggakkan tubuhnya. Ia menatap Ren yang sekitar 2 centi lebih tinggi darinya.

"Tadi aku mau masuk ke kelas, tapi ga sengaja ngedenger suara itu. Karna aku penasaran, makanya aku berdiri di sana untuk ngedenger lebih jelas. "

Ren mengangguk mengerti.

"Yaudah, cepetan masuk kelas. Masalah yang di gudang tadi biar gue yang urus. "

Ali mengangguk.

"Oke"

Kemudian ia berbalik dan kembali berjalan menuju kelasnya namun dengan jalan yang berbeda. Ia tak ingin mendengar suara aneh itu lagi!

Selepas kepergian Ali, Ren menghela napas pelan.

"Feby.. Kurasa dia memang harus dikeluarkan dari sekolah ini. " Gumamnya dengan tatapan tajam.

.
.
.

Aku Dan Dia [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang