BAB 4

33 2 0
                                    

.
.
.

Bel istirahat kedua pun berbunyi.

"Kau dengar? Katanya kak Ria. Kak Feby dan pak Tera di keluarin dari sekolah ini"

"Hah? Yang benar? "

"Iyaa, katanya sih gara gara mereka berhubungan badan di gudang sekolah"

"Ihh, ga nyangka banget. "

"Iya kan, padahal kak Feby keliatan kayak cewe baik-baik. "

Dll

Ali, yang saat ini sedang berjalan ke arah kebun belakang, menjadi bingung mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh para siswi.

Apakah benar bahwa pak Tera dan kak Feby dikeluarkan?

Tapi jika melihat kasusnya, memang harus dikeluarkan, terutama karena mereka berdua berhubungan badan di sekolah, pikirnya.

Tapi, siapa yang ngasih tau bahwa kemarin kak Feby dan pak Tera berhubungan badan di gudang kemarin? Perasaan hanya Ali yang lewat dan mendengar suara Jahannam dari dalam sana.

Kecuali.. Ren.

Setelah dipikir-pikir, bagaimana Ren bisa tahu bahwa Ali ada di sana? Atau mungkin Ren sedang berpatroli untuk mencegah siswa bolos?

Ah, entahlah.

Ali menjadi pusing memikirkannya.

Setelah tiba ditaman belakang, Ali mengeluarkan teh kotak dan sebungkus roti miliknya dan mulai memakannya dengan pelan.

Ali menghela napas pelan.

Ia merasa hampa.

Kalian tahu? Ali itu bukan anak populer. Ia tidak pintar maupun bodoh. Di tengah-tengah itu lah. Mendapat kan nilai C aja dia udah bersyukur.

Ali tidak memiliki teman lain selain Gino. Sebenarnya ada sih, tapi sekedar sapa sapaan aja. Itu pun cuman teman sekelas. Kalo ga sekelas, ya Ali gatau itu siapa. Ren, si ketos itu pun ia tahu namanya dari Gino.

Sebenarnya Ali kesepian jika Gino tidak ada, namun ia tidak bisa memaksa Gino untuk terus bersamanya. Ia terlalu takut jika mengekang Gino dan berakhir pertemanan mereka hancur.

Gino, ia adalah sahabat Ali dari kelas 8 saat SMP tahun kemarin. Gino adalah anak pindahan di sekolah nya dulu. Awal pertemanan mereka terjalin saat Gino meminjam buku Ali karna ia lupa mencatat materi pelajaran.

Ali memejamkan matanya saat semilir angin mengenai wajahnya.

Ia kembali membuka matanya dan mulai meminum teh kotak miliknya.

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa saat disekolah Ali selalu makan roti dan minum teh kotak?

Itu karna Ali memiliki penyakit maag. Ia tidak boleh telat makan. Namun Ali itu malas makan, Makanya saat di sekolah. Ia hanya mengganjal rasa laparnya dengan memakan roti dan minum Teh kotak.

Teh kotak yang tadi di minumnya telah habis. Sampah plastik dari bungkus roti dan juga teh kotak ia masukkan ke dalam tas kecilnya. Ia akan buang nanti, saat ketemu tempat sampah.

Ali berdiri dan menepuk nepuk celana nya, takut kotor.

Meow..

Meow..

Suara anak kucing itu mengalihkan atensi Ali. Ia menunduk, lalu menatap dua ekor anak kucing yang sedang memainkan tali sepatunya.

Yang satu berwarna hitam, yang satu berwarna putih.

Haha, warna yang sangat kontras.

Ali menunduk lalu menatap gemas kedua anak kucing itu. Ia mengulurkan tangannya dan mulai mengelus kepala anak kucing itu dengan pelan.

"Ututututu~ kalian lucu sekali.. " Gumamnya sambil memainkan ekor anak kucing itu.

Siapa disini yg jd pikmi pas ketemu kucing? Saya saya☝🏻

"Jadi pengen bawa pulang deh"

"Bawa aja"

Suara seseorang membuat Ali yang tadi mengelus kucing menoleh ke belakang.

"Kak Ren? "

Ren berjalan mendekati Ali yang sedang berjongkok.

"Kalo lo mau bawa mereka pulang bawa aja, kasian juga mereka disini. Jarang di kasih makan" Ujar Ren lalu ikut berjongkok di samping Ali. Tangannya terulur dan mengelus kepala anak kucing yang berwarna putih.

"Oke deh, tapi gimana? "

"Gimana apanya? "

"Ini kan masih jam istirahat kedua, jam pulangan masih lama. Kalo aku tinggal mereka disini, emang gapapa? "

Ren diam sejenak, lalu menjentikkan jari nya.

"Mereka gue taro di ruang OSIS dulu, ntar pas pulangan lo ambil. Gimana? " Tawar Ren pada Ali.

Ali mengangguk.

"Oke deh, ntar aku ambil. " Ucapnya sambil memeluk kedua anak kucing itu dengan gemas.

Setelah puas memeluk anak kucing itu, Ali menyerahkan nya pada Ren. Yang di terima baik oleh Ren.

Kriiingg

Bel istirahat kedua telah berakhir.

Ali berdiri disusul Ren yang memegang kedua anak kucing itu di tangannya.

"Aku duluan ya, ntar pulangan aku ambil. " Ujar Ali sambil menepuk-nepuk celana nya.

Ren mengangguk.

"Hm, udah cepetan masuk. "

Ali memberikan jempolnya tanda 'oke' kemudian berbalik dan berjalan pergi meninggalkan taman belakang itu.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Dan Dia [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang