02 • Rendy Sang Pewaris

6.8K 464 18
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

"Berdiri yang benar!"

Rendy yang awalnya malas menanggapi langsung berdiri tegap setelah mendengar suara kakeknya.

Bayu Arkatama, pengusaha sukses yang begitu disegani banyak orang. Memiliki seorang cucu yang terkenal urak-urakan dan selalu mencari masalah.

"Ke mana kamu semalam?" Tanya Bayu. Namun, tidak ada jawaban dari sang cucu. "Jawab Rendy!"

"Club," jawab Rendy malas.

"Mau jadi apa kamu?! Kakek besarin kamu bukan buat kamu main terus sama dunia itu!"

"Papa aja waktu masih hidup sering pergi ke club, kan? Kenapa aku nggak?"

"Ngejawab kamu?!"

Rendy memutar bola matanya malas. "Tadi disuruh jawab," gumamnya pelan.

"Kakek dengar, Rendy!"

"Maaf paduka raja, hamba salah," ujar Rendy menunduk sopan. Bayu menarik napas panjang. Tidak habis pikir bagaimana lagi untuk mendidik Rendy agar hidupnya lebih terencana.

"Sekali lagi kamu menghilang dari sekolah tanpa alasan..." Bayu menggantungkan kalimatnya. "Kamu akan kakek pindahkan ke Canda, menetaplah di sana bersama mamamu."

"Lebih baik aku hidup sendiri dari pada harus hidup bersama wanita itu," desis Rendy tajam.

"Kalau begitu jaga sikapmu," kata Bayu tak mau kalah.

Mood Rendy menjadi buruk karena kakeknya. Tanpa ada kata pamit, Rendy langsung pergi membuat kakeknya hanya bisa menghela napas kasar. Untuk kedua kalinya, Bayu harus merasakan merawat anak lelaki yang begitu nakal luar biasa. Rendy benar-benar seperti ayahnya dulu.

"Ingin kopi, pak?" Tawar Alif, sang sekretaris.

"Pergilah, aku ingin menenangkan diri terlebih dahulu."

Tanpa banyak bicara, Alif pergi meninggalkan Bayu yang tenggelam dalam pikirannya. Umurnya sudah semakin tua, dia hanya ingin masa depan Rendy lebih terencana dan anak itu bisa lebih dewasa untuk bisa menggantikan dirinya di perusahaan yang ia bangun mulai dari nol.

"Anakmu bandel sekali, Randi," desah Bayu, menyebut nama anaknya.

Langkah Rendy lebih cepat dari biasanya, ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Napasnya terengah-engah. Ketika kakinya telah sampai di ruangan yang tadi ia tinggali, detik berikutnya ia mengumpat.

Damn.

Di mana wanita itu? Ini semua karena Kakek! Kalau saja Pak tua itu tidak memanggil!

Berkali-kali Rendy mengumpat, dia bahkan lupa meminta nomor wanita itu. Hanya satu yang ingat dari sosok cantik itu, namanya Emma.

Mengingat nama itu membuat senyum Rendy terbentuk, dia salah tingkah sendiri jadinya.

Akan aku dapatkan kamu, cantik.

❁❁❁❁❁

Selang beberapa saat kemudian, Rendy Menikmati angin yang ada dengan sebatang rokok kesukaannya. Waktu seperti inilah yang membuatnya melupakan semua hal yang memuakkan walau hanya sejenak.

"Berat banget itu tarikan napas," celetuk Harun yang sibuk memakan cemilannya.

"Hidup kita nggak seberat tuan muda Rendy," sindir Satya.

I BECAME THE SUGAR MOMMY [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang