07 • Kilas Balik

4.3K 300 3
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Plak!

"Kamu harus membayar hidup kamu, Emma!"

Mata yang memerah dengan air mata yang terus mengalir sejak tadi. Emma menatap ke arah sang Ayah yang memberinya tatapan tajam. Hanya karena ingin meninggikan derajat dan dihormati oleh orang, Ayahnya harus mengorbankan dirinya.

"Sejak Emma kecil, Ayah..." bibirnya bergetar menahan air mata yang semakin menjadi-jadi. "Emma harus merelakan kebebasan yang Emma mau... hanya demi kepuasan Ayah!!!" Emosi Emma tak tertahan.

"Kurang ajar!"

Plak!

Satu lagi tamparan berhasil mengenai pipi sang anak. Emma tertawa miris menatap ayahnya. "Emma mau menikah dengan orang yang Emma cintai..." ucapnya dengan begitu pilu.

Mendengar hal tersebut sontak membuat sang ayah tertawa nyaring. "Cinta?" Satu jari telunjuk sang ayah menekan kening Emma beberapa kali. "Karena cinta aku harus ditinggal oleh Ibumu yang tidak tau terimakasih itu! Karena dia meninggalkan anak tidak berguna seperti dirimu!" Murka sang ayah tepat di depan wajah Emma.

Emosi mereka berdua sama-sama tidak stabil, Emma yang sudah memendam rasa sesak di dada akhirnya ia keluarkan juga.

"Mau tidak mau atau suka tidak suka. Kamu tetap akan menikah dengan orang pilihan saya," kata sang ayah tak terbantahkan.

"Ayah..."

Emma terjatuh ke lantai yang dingin itu, kakinya tiba-tiba terasa begitu lemah. Ia menangis sejadi-jadinya, cintanya kepada senior di kampusnya dulu harus pupus hanya karena perjodohan yang sama sekali tidak bisa ia hindari.

❁❁❁❁❁

Emma menatap ke arah luar jendela mobil, ia hanya bisa pasrah dengan perintah sang ayah yang telah merencanakan perjodohan untuknya. Meski dirinya berada dalam keluarga yang tidak utuh, tidak membuat Emma merasa takut untuk mencari cinta sejati. Dirinya sangat yakin, di luar sana pasti ada pria yang bersedia bersamanya dan menjadi cinta sejatinya.

Di tengah lamunannya, tidak terasa mobil sang ayah telah terparkir rapi. Seperti yang ayahnya bilang, mau tidak mau atau suka tidak suka. Emma harus mau melakukan perjodohan ini meski tanpa ada cinta di dalamnya.

Emma dan ayahnya kini telah memasuki ruang VIP, terlihat sepasang suami istri dan seorang pria yang tengah menunggu kedatangan mereka.

"Selamat malam, Pak Arya."

Ayah Emma mengulurkan tangan dan kemudian kedua pria itu saling berjabat tangan sembari melepas senyuman.

"Perkenalkan, anak saya. Emma," ayahnya Emma dengan semangat memperkenalkan dirinya kepada ketiga orang itu.

Emma yang menuruti semuanya hanya diam dengan memberikan senyuman sesekali. Matanya sekilas tertuju pada pria yang ia ketahui adalah anak dari sepasang suami istri itu. Namanya, Deon Bimantara.

"Jadi mau kapan kalian menikah?" Tanya istri Arya dengan senyuman manisnya.

"Kalau bisa secepatnya, kita nggak sabar nimang cucu ya, mah?" Arya menimpali perkataan sang istri yang dibalas anggukkan setuju.

Emma hanya tersenyum kikuk mendengar perkataan itu, lain halnya dengan para orang tua yang begitu semangat untuk membahas tentang pernikahan anak mereka.

Selama makan berlangsung, Emma sesekali menarik perhatian ke arah Deon yang hanya diam dengan memasang wajah datar tanpa Emma tahu apa yang ada di dalam pikiran pria itu.

I BECAME THE SUGAR MOMMY [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang