"Burdah"
Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah.Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam.Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.(Al Imam Bushiri)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena ku
PoetryHanya dengan secarik kertas dan sebuah pena, akan ku tuliskan sepenggal kalimat menyentuh kalbu. Guratan pena dimalam hari, mangalun merdu. Sebuah kata yang terangkai didalam fikiran, bercabang menguasai keseharian tanpa diperintah. Setitik harap te...