Chapter 4

107 20 0
                                    

Mengingat hubungan pertemanan nya yang pernah memiliki konflik adalah yang dimana ia pernah tidak sengaja membentak seorang gadis cadel yang di depan nya sehingga menangis, entah masalah apa yang membuat gadis itu sampai tega membentaknya.

Ketika gadis menangis langsung seketika diam seribu bahasa tanpa bisa berkata kata lagi, detik berikutnya ia berusaha untuk menenangkan namun tangan nya di hiraukan oleh gadis tersebut.

Teman seumuran nya itu mengancamnya dan gadis ini akan melaporkan pada mama nya karena Anna yang sudah membuatnya menangis dan ya gadis yang di tangisinya tentu merupakan adik kelasnya.

Jika berbuat salah maka harus meminta maaf, dia bukan tipe seperti anak-anak lain yang selalu merasa diri mereka sok benar dan tidak mau di salahkan.

Seperti kasusnya dimana saat Anna di nakali oleh teman sekelasnya yang bernama Husen. Dia bersama dengan mama nya melabrak dan dia yang memutar balikan fakta bahwa ia yang telah mengejeknya duluan.

Demi apapun Anna bukan orang yang seperti itu, Anna selalu menjadi korban yang tetuduh hingga membuat mama nya begitu percaya dengan apa yang dikatakan oleh Husen.

Dia meminta maaf pada ibunya yang kebetulan sedang mengantar gadis yang di nangisinya, selain takut dia akan dimarahi oleh ibu dari gadis itu dan juga mama nya namun ia pribadi yang bertanggung jawab.

Ibu dan gadis itu kemudian memaafkan nya dan anggap saja masalah itu sudah tuntas.

***

Anna berkenalan dengan gadis yang berbeda satu tahun dengan nya, namanya - lupa -

Dia naik tingkatan lagi yang mana ia masuk di kelas sore, gadis itu datang terlambat dan duduk dibangku sendirian sampai pada akhirnya salah satu teman sebangkunya menghampirinya.

Menghampiri nya dan kemudian saling berkenalan satu sama lain.

Gadis itu pikir dia dan juga dengan nya akan menjalani hubungan pertemanan baik baik saja.

Pada akhirnya ia kembali di kecewakan dengan fakta yang berikutnya.

Teman yang sebelumnya berbaik hati dengan nya dan juga saling mengenal pada akhirnya itu hanya akan menjadi awal yang manis tapi tidak dengan berikutnya. Anna di jauhi dan dia menunjukkan ketidaksukaan nya.

Beberapakali kepergok sedang bertengkar pada saat belajar menyanyi.

Dia sering di permalukan oleh nya di depan teman lainnya, kebodohan nya di ungkapkan pada mereka hingga Anna tak tau bagaimana cara meletakkan wajah nya dimana lagi. Wajah memerah seperti selayaknya kepiting rebus.

Anna tidak tahu harus bagaimana lagi cara mengatasi rasa malunya karena gadis itu terbukti membongkar hal hal memalukan nya.

Dan dia juga mengatakan seperti Alfredo itu yakni 'bodoh' dan membanding-bandingkan pada anak kecil di sebelahnya.

Gadis malang itu tersadar, dia memang bodoh.

"Siapa nama murid Yesus yang berkhianat?"

Dia tahu, pada saat belajar agama memang di jelaskan tapi dia lupa siapa namanya.

Matius? Thomas? Andrew? Simon Petrus? Bukan lalu Yohannes, Sebastianus? Jelas itu bukan termasuk dari murid Yesus.

Murid Yesus yang berkhianat dan pernah menjual Yesus,  siapa ya..

Gadis kecil yang berada di sebelahnya kemudian menjawab.

"Yudas"

"Pinter" puji teman nya itu dan berbalik dengan nya ia yaitu dengan menghina, "dasar tolol"

Anna menunduk dia merasa kalah dengan anak yang jauh lebih muda darinya.

"Kematian Tuhan Yesus disalib menunjukkan kasih Allah yang besar kepada manusia merupakan ayat?"

Kalau yang ini dia jelas tahu, itu Yohannes tapi tidak tahu ayat berapa.

Satu lagi anak yang berada di belakangnya menjawab.

"Yohannes 3:16 dan Yohannes 15:13"

Si pemberi pertanyaan itu menatapnya dengan sinis, "tolol!"

Dia tahu nama suratnya dan perjanjian surat lama atau baru tapi dia lupa ayat berapa, hanya itu masalahnya.

Dua kali di kalahkan oleh gadis itu.

"Pertanyaan terakhir adalah siapa suami dari Maria"

"Yoseph!" Seru mereka serempak termasuk Anna pun yang reflek menjawab cepat.

Kalau ini paling gampang, Yoseph merupakan suami dari Maria kalau tidak salah berasal dari Nazareth.

Dia tidak mau tau, tetap saja Anna kalah dengan anak kecil.

Tolol & idiot, dua kalimat itu terus menyerangnya secara bertubi-tubi.

Pada saat guru pelatih vokal mereka sedang keluar dan tidak ada siapapun di dalam kelas yang mana kemudian mereka memutuskan untuk menggambar.

Anna memiliki bakat menggambar dan dia mencoba menggambar bunga hingga dimana perempuan itu mengklaim bahwa Anna menirunya karena pada awalnya ia menggambar lebih dulu sebelum Anna menggambarnya.

Apa kesalahan nya sehingga dia sampai terus menerus di salahkan? Anna tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya diam dan tidak membalas akan perbuatan dari teman nya itu.

Dibilang gambarnya jelek atau menjiplak, dia pernah di cubit sampai menimbulkan bekas merah di kulit lengan nya sampai pada akhirnya kemudian dia membalas.

Jujur saja Anna sudah kesal di seperti itukan, dia tanpa sadar menendang perempuan itu hingga mengenai perutnya.

Langsung saja perempuan itu menghasut teman teman yang berada di barisan nya itu. Anna tahu dia berusaha menghasut teman-teman nya yang lain supaya tidak berteman dengan nya.

Tapi disini dia mengakui awalnya mengapa bisa sampai perutnya di tendang oleh Anna. Dia berusaha membela diri dalam artian apapun meski dia salah, dia yang mulanya memukul lengan Anna sampai Anna menendang perutnya.

Dia seolah sebagai korban namun pelaku diawal, karena begitu Anna juga berusaha untuk membeladiri nya sendiri di dalam hati bahwa ia tidaklah salah, dia tidak bersalah sama sekali.

Siapa suruh memukul lengan nya, seperti tulang bergeser dari tempat awalnya.

Selain gadis itu juga terdapat gadis yang bernama Calista. Kalau dibandingkan dengan Anna badan nya jauh lebih pendek Calista tapi gadis itu berani mengintimidasinya.

Melakukan berbagai cara dalam apapun yang dia bisa untuk membuat Anna menderita sampai ini yang terakhir kalinya dia berada di tingkatan ini sebelum berada di tingkatan berikutnya.

Pada saat ia kedapatan bermain Biola sebuah kursi yang digunakan nya untuk duduk di dorong kebelakang oleh Calista sampai membuat pantatnya terbentur keras dengan lantai.

Disini Anna sakit bukan main dan bahkan ia menahan tangis, guru yang bertugas sebagai konduktor pun menegur dan memarahi Calista lalu gadis yang terjatuh tersebut bisa benar benar duduk di bangku dengan tambahan bantal agar tidak terlalu sakit ketika menyentuh permukaan keras.

Masih banyak lagi tentang apa yang ia alami. Teman teman laki-lakinya pun demikian sama tapi perbedaan nya adalah mereka hanya secara verbal bukan fisik seperti yang di lakukan oleh kedua teman nya.

Dia tidak berani melaporkan nya pada kedua orangtuanya karena pasti mereka lebih mendukung si pembully daripada anaknya sendiri.

ANNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang