4. jalan-jalan.

229 20 10
                                    

Drrrtt....drrrttt

Deringan ponsel itu seakan menjadi alarm bagi Mala. Ia terbangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 18 : 05 Mala melihat siapa yang baru saja menelponnya ternyata itu adalah Ronald, Mala mengangkat panggilan suara dari abangnya.

"Ada apasih?. Orang lagi tidur juga." Tanya Mala masih dengan suara khas bangun tidur.

"Tidur Mulu kerjaan Lo." Sahut Ronald dari sebrang sana.

"Enak aja, gw gak cuma tidur ya, gw juga sekolah!" Serkas Mala tak terima.

"Sekolah doang." Remehnya yang membuat Mala semakin mendengus kesal.

"Udah lah, Lo mau ngomong apa si" tanya Mala tanpa basa basi.

"Gw cuma mau ngabarin, gw pulang agak malem. Bilangin ke mami" jelasnya.

"Iya iya nanti gw bilangin." Jawab Mala lalu memutuskan sambungan antara ke duanya. Ia menegakkan kedua kakinya lalu berjalan ke kamar mandi untuk wudhu dan melaksanakan solat magrib.

Setelah selesai solat, Mala merapikan kembali mukena dan sajadah yang baru saja ia gunakan.

"Mala! Makan malam dulu, sayang" panggil mami Ella yang berada di ruang makan yang letaknya tak jauh dari kamar Mala.

Dengan cepat Mala menghampiri maminya lalu mendudukkan dirinya di kursi kosong sebelah maminya.

"Mi, katanya Abang mau pulang malem. Dia tadi telfon Mala" ujarnya mendapat anggukan dari sang mami.

Mereka sama sama menyantap makanan yang tadi mami Ella siapkan mereka makan sembari bercerita-cerita.

Selesai makan Mala kembali ke kamarnya ia tak langsung pergi ke kasur tapi menikmati angin malam di balkon, Mala melihat beberapa bintang yang menurutnya indah, tapi pandangannya tertuju pada satu bintang yang sinarnya lebih terang dari yang lain. Mala memperhatikan bintang itu lekat-lekat.

"Kata orang-orang bintang yang sinarnya paling terang itu adalah orang yang kita sayang tapi dia udah gak ada, apa itu papi? Kalo itu papi. Papi bisa denger Mala gak?" Gumamnya dengan menatap bintang sendu.

Mala memikirkan sosok papi yang dulu selalu memanjakannya yang selalu mendukung apa yang Mala lakukan ia teringat di mana moment ia dan Ronald bertengkar karna perkara coklat yang ternyata papinya yang memakannya.

Flashback on

"Lho! Coklat Mala kok habis? Abang pasti Abang ya yang ngambil!" Tuduh Mala yang masih berusia 8 tahun, ia sedang menyantap coklatnya sembari menonton TV bersama papi, mami dan abangnya.

"Lho? Kok Abang? Abang mana tau." Ronald menggaruk tengkuknya ia merasa bingung sedari tadi ia hanya menonton acara TV yang Mala pilih ia tak melakukan apa apa.

"Terus coklatnya kemana? Gak mungkin di makan anjing kan, disini aja gak ada anjing." Mala tak percaya dengan ucapan abangnya karna memang Ronald adalah sosok Abang yang suka sekali menjahili adiknya.

"Siapa bilang gak ada anjing? Dari tadi juga ada anjing" ujar Ronald yang membuat Mala bingung.

"Mana anjing nya?" Tanya Mala dengan alis yang terangkat.

"Kamu anjing nya." Jawab Ronald lalu ia tertawa seusai mengatakan itu. Mala yang merasa kesal mengadukannya pada papinya.

"Papi... Bang Ronald pi, udah ngambil coklat Mala masih aja bilang Mala anjing." Adu Mala pada papinya ia naik ke pangkuan papinya yang berada di sofa.

"Abang kamu ngambil coklat kamu? Orang yang ngambil papi." Ucap papi Mala yang membuat Mala menatap ke arahnya tak percaya.

"Kok papi makan? Itu coklat terakhir Mala pihh" rengek Mala seperti anak kecil.

obsession 'Rakha'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang