seorang gadis berhodie Matcha mengamuk marah, ia menendang seluruh barang diruangan itu,raungan marahnya menggema. tanpa peduli dengan kondisinya yang berantakan, sudut bibir gadis itu robek, lebam kebiruan menghiasi pipi kanannya, sebelah matanya membengkak. namun, tak juga membuat seorang ibu dihadapannya puas.
" ibu nggak tahu beratnya jadi Stephie! " Raungnya disusul dengan bunyi pecahan kaca.
Maria menggeram rendah. ia menjambak kepangan rambut cempaka sekuat kuatnya, perasaan kesal Maria seketika membuatnya lupa jika yang disiksanya adalah anak gadisnya sendiri. jeritan kesakitan cempaka bahkan tak mampu untuk menyadarkannya.
beruntung, seorang lelaki jakun datang dengan tepat. Ia dengan sigap melerai keduanya, meski sudah biasa menghadapi pertengkaran didepannya, tetap saja ia begitu kesusahan menyeimbangi kekuatan Maria.
" udah bu, stop!" lelaki itu menahan tangan Maria yang bersiap menggampar wajah Cempaka " kasian cempaka bu, dia masih anak ibu kalau ibu lupa "
Dengusan Maria terdengar, tanpa banyak waktu, ia mengambil tas selempangnya dan melenggang pergi begitu saja.
lelaki itu menghela nafas kasar, ia mengacak acak rambutnya. sudut matanya menyorotkan tatapan tajam pada adiknya yang tengah terisak hebat " bisa nggak lo kalau pulang jangan bikin kacau?"
" jangan buat keributan! lo udah dikasih makan, fasilitas mewah itu seharusnya bersyukur. jangan malah makin ngelunjak dan bikin emosi ibu " ucapannya mampu menghujam hati cempaka " minimal diam, gue tahu ibu salah, tapi itu semua demi lo kan? dasar nggak berguna!"
tangan kecil itu mengelap sudut matanya, sedikit tak terima dengan perkataan kakaknya " ibu bawa cowok lagi kak! anak mana yang mau biarin ibunya dijalan yang salah?" ujarnya disela isakan "
" terus lo maunya gimana? mati ditangan ibu?" lelaki itu memutar bola matanya malas " yang penting ibu bahagia, lo mati juga nggak papa, gue cuma nggak mau ibu kena kasus gara gara bunuh anaknya yang nggak berguna "
perkataan tajam itu menjadi penutup dialog mereka, cempaka kehilangan kata katanya, bahkan, lelaki yang kini selalu menjadi alasannya ikut membencinya.
" sadar phie. semenjak lo aduin perbuatan mama, keluarga kita hancur dan lo adalah penyebab semua ini " desis lelaki itu tepat disamping telinga cempaka " dunia ini isinya bukan cuma lo dan tentang lo "
KAMU SEDANG MEMBACA
TREE'S
RandomMereka hanya ingin tumbuh seperti pohon, menari ditengah desau angin, bukankah itu menyenangkan? berlenggok diderasnya rintik hujan, mengembun dengan penuh keanggunan, lantas bersantai dibawah guyuran sinar mentari. indah sekali.... Namun, mereka lu...