~ 1 ~

12 0 0
                                    

SMA Taruna Bangsa, salah satu SMA favorit yang ada di ibukota. Sekolah Negeri  dengan gaya internasional itu memiliki murid yang bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik tapi juga bidang olahraga. Bukan hanya itu saja, para siswa yang bersekolah disana merupakan anak-anak yang berasal dari keluarga yang kaya-raya dan juga terpandang. Tapi tidak banyak yang tau, ada beberapa murid yang kehidupan sekolah mereka berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Mereka dipandang sebelah mata, dibully, dan dianggap tidak pernah ada.

Savita Nara Ghania, murid cantik yang berasal dari keluarga sederhana itu sudah biasa akan perlakuan teman-teman sekolahnya. Seperti sekarang ini, saat dia duduk disalah satu bangku kantin paling pojok dan sedang menikmati makanannya, tiba-tiba saja dua murid perempuan datang menghampirinya lalu duduk didepannya.

" Siapa yang nyuruh lo makan disini?!" ucapnya sarkas.

Nara menelan bakso yang sedang dikunyahnya itu lalu menelannya secara perlahan.

" Ma–maaf..." Lirih Nara yang tak berani menatap wajah perempuan yang ada didepannya itu.

" Lo udah buat mood gue berantakan! Lihat lo makan disini buat nafsu makan gue jadi hilang!!"

" Enaknya diapain nih cewek, Sar?" Gadis yang berdiri disamping Nara itu berbicara kepada temannya yang ada dihadapannya.

" Bentar, gue mikir dulu."

Sarah Kavina, gadis cantik yang duduk didepan Nara saat ini sedang memikirkan hal jahat untuk mengerjai Nara. Sarah merupakan murid wanita terkaya disekolah ini. Ia disegani oleh murid perempuan yang lain dan disukai oleh murid laki-laki di SMA ini. Sarah dan teman-temannya yang lain sering sekali mengganggu Nara dalam keadaan apapun. Seperti tak pernah mengasih ruang sedikitpun untuk Nara agar bernapas dengan bebas, seperti tak ada habisnya.

Ia tersenyum picik, lalu menatap kearah sahabatnya yang berdiri disamping Nara sambil memainkan rambut gadis itu dengan sengaja. " Gue tau apa yang akan gue lakuin ke dia," ucapnya tersenyum sinis.

" Apa?" tanya gadis yang bernama lengkap Alana Gantari itu.

" Bawa dia!"

" A–aku...ma–mau...di bawa kemana?" Sungguh saat ini Nara benar-benar gugup. Ia tak tau apa yang akan dilakukan Sarah kepadanya lagi.

Ya, bukan hanya sekali atu dua kali tetapi ia sering sekali menjadi bahan bullyan dari Sarah dan juga Alana.

" Gak usah banyak nanya, ikut aja!!" Alana menarik tangan Nara secara paksa hingga membuat kuah bakso yang ada di mangkok tak sengaja tertumpah mengenai tangan milik Nara.

Sarah berdiri dari duduknya lalu berjalan perlahan meninggalkan area kantin tersebut. Diikuti oleh Alana dan juga Nara yang sedang ditarik paksa itu dari belakang.

Saat ini, Nara tidak bisa memberontak. Ia tidak bisa melawan Sarah dan juga Alana. Jika sekali saja ia berani melawan, maka saat itu juga ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

Berjalan melewati lorong sekolah, Nara hanya bisa menunduk malu karena ditatap oleh seluruh murid-murid yang ada disana dan hanya menatap dirinya tanpa mau membantu. 

" Lo!" Tunjuk Sarah pada Nara yang ada didepannya kini. " Lo sekarang berdiri disini," ucapnya tersenyum sinis.

Nara menelan saliva nya kasar. Saat ini ia sudah berada ditengah-tengah lapangan sekolah. Nara melihat sekelilingnya yang sudah dipenuhi oleh murid-murid yang sudah berdiri mengelilinginya.

" Ki–kita...kenapa kesini?" Nara menggigit bibir bawahnya takut.

" Lo tuh budek apa gimana sih!! Lo gak dengar tadi Sarah ngomong apa!!" teriak Alana yang langsung mendorong tubuh Nara hingga tersungkur dibawah.

SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang