~ 2 ~

6 0 0
                                    


Malam yang dingin disertai dengan hujan yang lebat turun membasahi bumi. Langit seketika gelap tanpa cahaya dari rembulan dan juga bintang. Tapi, itu semua tak membuat Raga beralih dari tempatnya. Ia kini berdiri di teras rumah yang cukup besar sambil menengadahkan tangannya ke depan membiarkan air hujan jatuh diatas telapak tangannya.

Setelah dari toko pakaian, Raga langsung pergi ke rumah yang terbilang cukup besar. Rumah itu adalah tempat dimana ia dan sahabat-sahabatnya berkumpul. Bukan hanya itu, baik Raga ataupun sahabatnya yang lain pun terkadang menginap disana.

Pandangannya tertuju pada langit malam yang begitu gelap, membiarkan telapak tangannya basah akan air hujan begitu saja tanpa memedulikan dinginnya air tersebut.

" Ngapain lo sendirian disini?" 

Suara dari laki-laki yang seumuran dengan Raga itu membuatnya menurunkan tangannya lalu memasukkannya kedalam saku celananya, kemudian menatap sekilas kearah laki-laki yang kini sudah berada disampingnya.

" Pengen aja," balas Raga tanpa mau menatap lawan bicaranya itu.

Pria itu hanya tersenyum kecil, lalu berkata,
" Gue tau kok alasan sebenarnya kenapa lo kayak gini sekarang."

" Kalau lo udah tau, ngapain lo nanya."

" Pengen aja," sahutnya persis apa yang dibalas Raga padanya.

Raga memutar bola matanya malas. Ia tau sahabatnya itu selalu aja bisa membalasnya. 

" Ka, lo tau–" Raga tidak melanjutkan perkataannya, ia kembali diam menatap kearah depannya.

" Tau apaan? Lo kalau ngomong jangan setengah-setengah," gerutu nya.

Shaka Kalandra, sahabat baik dari Raga itupun menatap sahabatnya dengan kesal. Apa tidak bisa cowok itu langsung saja mengatakan apa yang ingin dikatakan pada dirinya.

" Apaan Raga!." Kesal Shaka.

Raga melihat sekilas wajah Shaka seakan-akan ia ragu untuk melanjutkan perkataannya. Tapi, setelahnya ia pun mencoba untuk bertanya kembali. " Lo tau siapa murid cewek yang sering dibully disekolah?"

" Cewek? Siapa?" Shaka menatap Raga dengan bingung. 

" Lo gak tau berarti."

" Masalahnya yang sering di bully disekolah itu bukan cuma satu atau dua orang tapi mungkin lebih. Lo kan tau sendiri, gimana anak-anak disekolah kita," ujar Shaka.

Raga mengangguk kecil pertanda mengerti. Jujur saja, Raga sendiri juga sadar dengan apa yang sering terjadi disekolah, namun ia lebih memilih masa bodo dengan itu semua. I tak suka ikut campur dengan urusan orang lain walaupun sebenarnya ia lelah dan jengah dengan itu semua.

Tanpa mereka berdua sadari seorang pria dengan rambut yang acak-acakan sambil menenteng jaket ditangan kanannya itu pun datang menghampiri mereka. 

" Ngapain lo berdua disini? Pacaran lo berdua?!"

" Sembarangan lo kalau ngomong," ujar Shaka tak terima sedangkan Raga hanya diam tak menjawab.

" Habisnya lo berdua mencurigakan."

" Ga, kalau lo mau cari tau siapa cewek yang barusan lo tanyain ke gue, mending lo tanya nih sama si raja bully disekolah," ucap Shaka.

" Sembarangan lo kalau ngomong!" sergah pria yang berada ditengah-tengah Raga dan Shaka.

" Gue tuh bukan nge-bully murid-murid yang lain! Tapi gue tuh cuma iseng doang," lanjutnya.

Shaka tertawa mendengar hal itu. Baginya apa yang dilakukan sahabatnya yang satu ini bukan hal yang iseng, tapi sudah masuk kedalam membully.

SUNSHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang