ꉔꁝꋬꉣ꓄ꏂꋪ 18 : ꋪ꒤ꂵꄲꋪ

25 13 3
                                    

"W-wow, that's a lot people." Ms. Lavender terkejut melihat aku dan Elena membawa banyak murid yang habis bertengkar.

Aku melempar satu-satu murid yang habis bertengkar. Elena mengomeliku karena aku melempar mereka semua pada ruangan Ms. Lavender. Aku mengangkat kedua bahuku dan masuk ke dalam bersama Elena.

"They were fighting--again." Aku menyilangkan tangan di dadaku. Ms. Lavender mengerutkan alisnya begitu aku menyebutkan 'again'.

"Again? How many times have they fought?" herannya sembari mencari-cari dokumen tentang mereka.

"Countless."

"Dang." Ia mengobrol dengan anak-anak yang berantem. Aku menguap lebar, merasa bosan untuk menunggu mereka sampai selesai di 'sidang'.

Yah, tak perlu ada yang ku khawatirkan. Semua murid merasa nyaman dengan Ms. Lavender, kecuali Jack. Sepertinya, dia memang terlihat tidak nyaman dengan hampir semua orang, itulah yang diucapkan Ms. Lavender saat kami mengobrol dengannya.

Tak sampai lima menit, mereka bubar ke kelas masing-masing sembari 'bergosip' tentang Ms. Lavender karena wajahnya yang goodlooking.

Aku dan Elena ikut keluar dari ruangan. Aku menutup kembali pintunya. Elena tiba-tiba menarik tanganku dan berlari. Aku berlari mengikutinya.

"Where are we going?"

"Canteen, i'll treet you."

Aku tersenyum jahat. Yey, ditraktir.

✫✫✫

"Huh? Jack talking to the wall?" Aku menatap Abby, kebingungan. Marlene menatap sini Abby sembari menyenggol siku nya.

"What she meant was that Jack always talked to himself," jelas Sam. Aku mengernyit.

Benar apa kata Ms. Lavender, ada yang tidak beres dengan anak itu. Aku menyilangkan tangan di dadaku. Marlene mengangkat tangannya.

"And sometimes he screams incoherently, he even looks scared," ungkapnya sembari memasang wajah cemas.

Aku mengangkat alisku. Aku mengehela nafasku. "I'll talk to Ms. Lavender about this. You just have to sit tight in class."

Tiba-tiba, Abby bersiul menggoda. Aku melotot padanya, mengancam. "What's that for!?"

"Pfftt! You really don't know the rumors about you with Ms. Lavender, aren't ya'?" Abby tertawa jahil.

"What rumors?"

"Ms. Lavender is your girlfriend."

Aku terdiam sejenak, mencerna apa yang aku dengar.

"WHAT THE F-HMP!" Tiba-tiba aku dibekap dari belakang. Aku menoleh ke belakang sembari menatap garang. Siapa sih anjrit!?

Elena menatap lebih garang dariku. Ia berbisik, "Don't talk like that. This is school, not your home."

Elena melepas bekapannya dan menyapa tiga bocil di depanku. Mereka menahan tawa, melihat aku di bekap dengan mudah. Aku berdeham.

"Ms. Lavender will tell you if the cause and solution are known." Aku kembali menatap tajam pada mereka.

"Okey dokey!" riang Abby sembari mengangkat tangan hormat. Aku menggeleng pelan.

Aku melengos dan pergi meninggalkan mereka berempat. Elena yang penasaran segera menghampiriku. Lagi-lagi, Elena memeluk lenganku.

ꉔ꒤ꋪꇙꏂ꒯ ꇙꉔꁝꄲꄲ꒒ [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang