|| Chapter #3 ||

25 4 0
                                    

ga kerasa liburan bentar lagi abiss
huhu

• Selamat Membaca •

Jam istirahat adalah jam yang paling disukai oleh semua murid selain jam pulang sekolah. Dimana perut mereka yang sudah terasa sangat lapar akan segera diisi oleh makanan yang tersedia di kantin. Banyak murid yang sudah bergegas keluar dari kelasnya masing-masing dan berjalan menuju kantin sekolah, mereka terlihat mengantri untuk memesan makanan sesuai keinginan.

Ziona, gadis itu baru saja terbangun dari tidur lelapnya selama pelajaran akibat suara dari teman sekelasnya yang bersorak heboh. Termenung, Ziona termenung terlebih dahulu. Mencoba mencerna situasi saat ini seusai tidur lelapnya. Sepertinya perut nya juga ingin diisi, sebaiknya ia pergi ke kantin sekarang.

Selama berjalan di koridor sekolah, Ziona tak lepas dari tatapan demi tatapan para murid yang ia lewati. Sampai ada yang berbisik-bisik ketika ia lewat dan jujur saja, ia merasa sangat tak nyaman. Apakah mereka tidak pernah melihat murid baru sebelum nya?! Sungguh, puas rasanya jika sepatu miliknya bisa dilayangkan tepat di wajah mereka.

"Apa besok-besok gue bawa sumpit aja kali, ya? Biar langsung colok aja satu-satu." gumam Ziona.

Tiba-tiba saja, ponsel milik Ziona berbunyi pertanda ada pesan yang baru saja masuk. Ziona memperlambat langkah kakinya untuk melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan. Ternyata Ravendra. Ziona membuka pesan tersebut hingga salah satu alisnya terangkat saat membaca pesan dari Abang nya. Gadis itu mulai mengutak-atik ponselnya untuk membalasnya.

Ziona berdecak, kala jawaban yang ia kirimkan hanya di read oleh sang Abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ziona berdecak, kala jawaban yang ia kirimkan hanya di read oleh sang Abang. Sepertinya laki-laki itu memang tak berniat untuk mengganti ice cream nya. Ziona kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku baju seragam yang berada di atas sebelah kiri. Namun, belum sempat gadis itu memasukkannya ke dalam saku seragam, seorang laki-laki yang entah siapa menabrak bahunya hingga menyebabkan ponsel yang ia pegang jadi terjatuh ke lantai.

Oh tidak, apa ponsel miliknya rusak? Laki-laki tersebut tak memiliki mata hingga menabrak nya begitu saja? Ziona memutuskan untuk berbalik, mencemooh pelaku yang sudah menabraknya dan menyebabkan ponsel miliknya jatuh ke lantai.

"Mata lo di dengkul sampe nabrak orang?! Ponsel gua jatoh gara-gara lo, untung kaga ngapa-ngapa." laki-laki yang menabrak Ziona hendak berbalik kala mendengar cemoohan dari Ziona, akan tetapi Ziona sudah lebih dulu pergi dan wajahnya pun tak sempat terlihat.

Ziona juga sebenarnya tak begitu melihat wajah dari laki-laki tersebut. Yang ia tahu hanyalah tinggi badan yang lebih tinggi darinya, memakai anting di telinga sebelah kiri berbentuk bulat seperti cincin, dengan rambut berwarna kecoklatan. Sudahlah, Ziona pun tak terlalu peduli. Ponselnya juga tak mengalami kerusakan apapun, mencemooh laki-laki itu saja sudah cukup. Tapi dari kejadian tadi, dirinya semakin diperhatikan banyak orang.

ZIONAVIEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang