|Bagian 1|Memulai Perjalanan|

43 7 0
                                    

☃️ Happy Reading☃️

Hari ini adalah waktu mereka akan pergi mendaki. Tanda ceklis dari ujung pulpen hitam Kia torehkan di atas kertas putih yang dimana terdapat nama-nama temannya.

"Siapa yang bisa bawa alat-alat camp nya?" Tanya Feby merapikan isi tasnya.

"Biar kita yang cowo-cowo aja yang bawa" jawab Mario seraya membagikan alat-alat itu kepada teman-temannya yang akan membawa.

"Sebelum kita berangkat, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Biar saya yang pimpin" ujar Metha, sebagian mereka ada yang menggenggam tangan masing-masing lalu tertunduk lalu ada yang terlebih dahulu melakukan tanda salib. Metha mulai mengucapkan doa lalu setelahnya mereka berangkat menggunakan mobil milik Saut yang pastinya bukan mereka yang mengendarai.

"Puja puji tanpa kata mata kita yang bicara selalu nyaman bersama janji takkan kemana-mana puja puji tanpa kata..." Mereka semua bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diputar oleh sang supir juga yang di request oleh salah satu dari mereka. Hingga lagu demi lagu mereka bernyanyi dan lelucon demi lelucon yang menggelakkan tawa sampai mereka mulai kelelahan.

"Say ciss gais" Intan menarik kamera selfie dari depan.

"CISSS"

Hingga akhirnya mereka ada yang tertidur, bermain game, scroll tiktok, memfoto pemandangan, membuat vlog dan bercerita. Semuanya kini sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Waktu perjalanan mereka menuju tempat tujuan adalah 3 jam. Kini semuanya telah tertidur pulas. Kecuali Kia dan Cia yang tadinya sudah tidur terlebih dahulu.

"Ci. Perasaan gue kok aneh yah. Jantung gue dag-dig-dug" Kia mengutarakan isi hatinya. Ada rasa takut yang terlihat dari raut wajahnya.

"Sebenarnya gue juga iya Ki. Padahal tadi gak kayak gini" Cia pun sama. Raut wajahnya berubah seperti tengah ketakutan.

"Semoga gak terjadi apa-apa ya Ci" Kia tersenyum mengusap punggung tangan Cia.

"Amin".

☃️☃️☃️

Tin tin

Tin tin

Supir terus menyalakan klakson untuk membangunkan para manusia manusia kebo itu.

Mereka sampai pukul setengah dua belas siang. Mereka turun satu persatu seraya mengumpulkan nyawa.

"Hoam. Ngantuk banget" Anna hendak bersandar di pundak Feby yang langsung dihindari oleh sang empu.

"Ayo gais kita daftar nama dulu ke posko sana" Kia menunjuk ke arah sebuah bangunan yang tak jauh dari mereka. Yang kemudian seluruhnya berjalan beriringan menuju bangunan itu.

"Kita harus menyusuri hutan dataran rendah dulu baru mendaki. Masih ingat kan posisinya?" Kia melirik satu persatu temannya bergantian dan semuanya mengangguk.

"Ini Van peta nya. Lo kan di depan" Kia memberikan sebuah peta yang diberikan orang posko tadi lalu Vandi menerima.

"Saya akan menjadi pemimpin" Suara berat pria itu menggelegar di antara mereka lalu ia menepuk dadanya bangga. Vandi.

"Gak usah belagu lo. Awas yah kalau salah jalur" Kiki menggeplak kepala pria itu hingga yang lainnya tertawa melihat tingkah keduanya.

"Berusaha sebaik mungkin yah Van" Ujar Neral dan diangguki oleh Vandi

"Siap" Vandi menegakan tubuhnya

"Tapi kata bapak yang di posko, petanya gak pasti" ucap Kia ragu

"Ya elah gimana sih Ki. Serius lah" Tionar membuang nafas kasar

"Kata bapak itu, kalau mulai gak ada jalan setapak, coba lihat ke arah lain yang mungkin itu jalan yang sering digunakan pendaki. Katanya satu bulan terakhir ini jarang ada pendaki" ujar Kia lalu mereka mengangguk paham.

"Yaudah nanti keburu gelap. Ayo mulai jalan" ajak Vandi pada kawan-kawannya

"Woi nanti lagi fotonya, ayo jalan" teriak Febby pada temannya yang sedang berfoto

"Kita mau lanjut perjalanan dulu ya gais. Babay" Anisa melambaikan tangannya pada layar hp nya lalu berlari bersama yang lainnya ke arah gerombolan temannya yang meneriaki.

☃️☃️☃️

Setelah berjalan agak jauh. Vandi berhenti dan diikuti yang lainnya. Vandi berbalik badan melirik kepada Kia "Ki ini maju, ke kiri, atau ke kanan?" Tanyanya kebingungan

"Ikuti jalan setapak dah dibilang tadi" sosor Tionar

"Masalahnya ini tiga-tiganya jalan setapak" balas Vandi

"Kalau menurut gue lurus sih" Mario mengusap dagunya

"Tapi kok menurut gue Kanan" timpal Maran tak menyetujui

"Ini pasti Kiri" Neral mengangguk yakin

"Lurus ini"

"Kanan itu bos"

"Kiri ck"

"Lurus"

"Kanan"

"Kiri"

"Shut. Diam gais. Bentar lagi udah mau gelap. Kita harus putusin ke arah mana supaya kita cari tanah lapang buat diriin tenda" usul Kia

"Tau. Malah ribut segala" ujar Grace kesal

"Coba sini petanya Van" Vandi memberi peta itu kepada Ruru yang meminta

"Di peta ini ditunjukan belok kiri" ujar Ruru setelah mengamati peta tersebut

"Firasat gue ke Kanan" lirih Tio

"Firasat firasat. Udah di tunjukin di peta kalau itu ke kiri" ucap Intan kesal

"Kan gue cuma bilang menurut gue bukan menurut peta. Kenapa sewot sih" Tio memutar bola matanya malas

"Udah. Jangan berantem. Ini hutan tau" Anna memperingati

"Udah ayo ke kiri" ucap Vandi melanjutkan perjalanan dan di ikuti yang lainnya

"Cici. Ngapain ke Kanan?" Tanya Niko saat Cici malah berbelok ke kanan

"Bentar Nik. Kebelet" Cici berlari sepertinya panggilan alamnya sudah di ujung tanduk

"Ci tunggu nanti tersesat kita Ci" Niko berlari menyusul Cici.

Sementara yang lainnya tidak menyadari kepergian temannya. Mereka terus melanjutkan perjalanan untuk mencari tanah lapang tempat mereka beristirahat.

Matahari sudah mulai tenggelam namun mereka masih belum menemukan tanah yang cocok untuk mendirikan tenda. Terus menyusuri hutan hingga akhirnya mereka menemukan tanah yang lapang dan cocok untuk mendirikan tenda saat ini.

"Kita bagi tugas yah. Yang cowok bangun tenda dan yang cewek ambilin kayu bakar dekat-dekat sini aja. Gak usah jauh-jauh okey" pinta Neral dan diangguki oleh teman-temannya.

Mereka mulai bekerja sesuai perintah. Hingga tenda berdiri kokoh sempurna dan tumpukan kayu bakar yang banyak serta api unggun yang sudah menyala.

"Satu tenda muat ditempati hanya 4 sampai 5 orang saja. Yang cewek kan ada 15 jadi nanti satu tenda ada 5 orang yah. Yang cowok ada 8 jadi 2 tenda aja cukup " ucap Mario menjelaskan

"Biar Kia aja yang bagi orangnya harus bisa diterima ya gais" Ucap Vandi dan mereka mengiyakan

"Tenda 1 Silvita, Anisa, Metha, Cici, Widia. Tenda 2 Tionar, Vinastri, Rilen, Grace, Ruru. Tenda 3 Kia, Cia, Feby, Anna, Intan. Untuk yang cowo Tenda 1 Mario, Neraldo, Kiki, Rinaldus. Tenda 2 Vandi, Saut, Marandor, Nikolas. Okey sah ya gais"

"SAH" jawab mereka serempak

"Bentar" Reflex yang lain melihat ke arah Kiki yang sedang celingukan

"Kenapa Ki?" Tanya Vandi yang ikut kebingungan

"Niko mana?"

The Struggle Of 23 Trapped Students Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang