bab 1

109 16 1
                                    

hello readers, gimana kabarnya? baik 'kan? oh, engga? alhamdulillah, bercanda sengkuuh.

happy reading💖
.
.
.
.
.
.
.

"what? mati tuh orang. tolongin ga, ya?" tanya Raisa pada dirinya sendiri.

Raisa tak tega jika melihat orang yang bersimbah darah.

dengan sedikit malu, Raisa berdehem dengan percaya diri. "ekhm!" dehem Raisa dengan sedikit keras yang mampu membuat dua geng yang tawuran itu berhenti tawuran.

'njir, cantik banget.'

'bidadari dari mana, nih?'

'cantik.'

'menarik?.'

Dll

"heh! malah bengong, tolongin tuh temen lu!" sentak Raisa, karena sedari tadi mereka memandangi wajahnya, yang malah membuat Raisa semakin bangga akan kecantikannya.

"siapa lo?" ucap salah satu pria yang berpenampilan lebih baik dari mereka yang tak lain tak bukan adalah Jaka Xavionita Mahendra.

Raisa mengerutkan dahinya bingung, "apanya? gua?" beo Raisa.

"lo siapa?!" bentak salah satu pria yang sangat tempramental, bernama Satria Abi Williams.

"uh, santai dong. gua Ra- Syafira yang cool, cantik, sopan, baik, rajin menabung, disiplin, pintar, kaya- ehh ga juga sii." jawab Syafira disertai cengiran lucu.

fine, sekarang kita akan memanggil Raisa dengan sebutan Syafira.

mereka yang melihat senyuman Syafira merasa terpesona sekejap. Syafira yang melihat mereka malah bengong lagi pun memutuskan untuk menolong pria yang bersimbah darah dengan terduduk itu.

Syafira mengulurkan tangannya di depan pria yang terduduk itu, "lu gapapa?" tanya Syafira dengan wajah tanpa dosa.

pria itu mengambil uluran tangan Syafira, dan dengan sigap berdiri sembari memegangi luka tusukannya yang sedikit nyeri, "thanks." jawab pria itu dengan wajah datarnya.

"sok lanjutin aja, bang." suruh Syafira dengan cengiran di wajahnya, ia melangkah melewati mereka dengan santai tanpa rasa takut. untuk apa takut? toh mereka sama-sama manusia.

pemuda-pemuda yang berhenti tawuran karena Syafira itupun membubarkan diri Masing-masing.

~~~

"asu banget si anying!" kesal seorang gadis yang tengah menonton drakor di laptopnya. ya, itu Syafira.

saat ia sudah sampai di apartemennya tadi, ia langsung telungkup di kasur sembari menonton drakor tanpa mandi ataupun mengganti bajunya.

dan sedari tadi Syafira tidak berhenti mengumpat saat menonton drakor itu. entah kenapa, ia kesal dengan beberapa alur yang menyebalkan itu.

[tuan, apakah anda tidak ingin menyiapkan peralatan untuk anda sekolah besok?] tanya sistem dengan tiba-tiba, yang mana itu membuat Syafira tersentak.

Transmigration [Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang