bab 2

76 13 2
                                    

"sistem, ini mana sih pemeran utamanya? dari tadi gua muter-muter tetep ga ketemu!" kesal Syafira pada sistem, bagaimana tidak, Syafira sedari pukul 19:00 sampai sekarang hampir pukul 20:10, belum melihat tanda-tanda perampokan.

[santai, tuan. anda menunggu di cafe saja, lagipula ini belum pukul 20:15. anda terlalu bersemangat, tuan.]

"kenapa ga bilang dari tadi sii, asu?!" tanya Syafira dengan kesal, kaki jenjangnya melangkah memasuki cafe terdekat.

sekarang ini ia tengah kesal, jadi lebih baik, makan yang pedas-pedas untuk memperbaiki mood Syafira.

Syafira membuka buku menu, matanya berbinar jika melihat makanan. dengan segera, ia memesan seblak level 5 dan Thai tea. tidak lama setelah memesan, pesanannya pun datang, dan ia memakan seblaknya dengan lahap.

di tengah-tengah acara makan seblaknya, ada seorang pemuda yang menghampiri Syafira. "hai, masih inget gue?" tanya pemuda itu setelah duduk di kursi depan Syafira.

Syafira pun mendongak, alisnya terangkat pertanda jika ia bingung, "siapa, ya?" tanya Syafira.

"masa depanmu." jawab pemuda itu dengan menaik turunkan alisnya.

"idihh! nikah yuk, bang!" ucap Syafira dengan semangat yang menggebu-gebu.

pemuda itu hanya tertawa kecil, merasa gemas dengan gadis aneh ini. biasanya seorang gadis jika bertemu dengannya, pasti akan bersikap malu-malu babi. tetapi ini? ah, sudahlah.

Syafira pun kembali memakan seblaknya dengan tenang, mengabaikan pemuda di depannya itu, "kenapa nyamperin gua, bang? suka, ya?" tanya Syafira tanpa menoleh ke arah pemuda itu.

"iya." jawab pemuda itu dengan santai.

Syafira yang mendengar itupun langsung mendongakkan kepalanya untuk menatap pemuda itu. "gua emang se-mempesona itu, sii." ucap Syafira dengan bangga, sembari mengibaskan rambut coklatnya ke belakang.

pemuda itupun terkekeh, "Calvin Orion Devanka," ucap pemuda itu dengan tiba-tiba.

Syafira mengernyitkan dahinya bingung, Calvin Orion Devanka? bukannya itu anggota inti geng Astreo? omg! cakep bet, gila!

"itu nama lu?" tanya Syafira yang membuat pemuda bernama Calvin itu mengangguk.

"Syafira Veronica Agnese" lanjutnya. Calvin hanya mengangguk, setelah itu pergi.

Syafira yang melihat Calvin pergi pun melongo, dia ditinggal setelah ngasih tau nama? asu!

tanpa pikir panjang, Syafira menghabiskan seblaknya. setelah membayar, ia keluar dari cafe itu guna mencari adanya perampokan.

dari kejauhan, bisa Syafira lihat, seorang gadis yang sedang di rampok dan hampir di lecehkan. sudah Syafira duga, itu pasti protagonis wanita.

[itu, tuan! cepat anda selamatkan!] ucap Sistem secara tiba-tiba.

Syafira segera berlari dan menarik gadis itu untuk menjauh. "lu gapapa?" tanya Syafira saat sudah membawa gadis itu sedikit menjauh.

bukannya menjawab, gadis itu malah menangis tersedu-sedu, "hiks tas aku.. dompet aku.. hiks hiks" tangis gadis itu.

"waduh! lu disini aja, biar gua yang ambil tas lu." peringat Syafira pada gadis itu. tanpa menunggu jawaban, Syafira segera mengejar para perampok itu.

"WOY! BERHENTI GA, LU?! BERHENTI, BANGSAT!!" teriak Syafira pada perampok itu. saat jarak Syafira sudah dekat dengan perampok itu, ia segera menendang betis perampok itu.

"argh!" ringis perampok itu saat ia terjatuh di aspal.

"lu kalo ga mau gua bonyokin, balikin tas nya!" ucap Syafira penuh penekanan.

Transmigration [Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang