bab 3

78 9 4
                                    

"hiks.. a-aku.. hiks aku dilukain sama kamu.. hiks." ucsiswa-siswi pada Syafira yang membuat Syafira melongo.

"kapan, njir?" tanya Syafira dengan wajah polosnya.

Silvia malah mengeratkan pelukannya pada Jendra, "hiks t-tadi.. hiks hiks." jawab Silvia dengan pelan.

"lu fitnah gua? cih, trik murahan." ucap Syafira dengan sinis, ia tak akan diam saja jika difitnah seperti ini. sifat Syafira itu keras kepala dan sokab.

"jangan hina Silvia!" bentak Reyhan pada Syafira. bagaimanapun juga, Silvia sudah dianggap adik olehnya, jadi ia harus membelanya. pikir Reyhan.

"ga peduli gua, bajingan!" bentak Syafira tak kalah kasar.

Syafira menatap Silvia yang masih menangis tersedu-sedu, "mau lu apa sih, tolol?! ha!" sentak Syafira.

"ga usah kasar." ucap Mark dengan dingin, tetapi Syafira tau, dibalik nada dingin Mark, pria itu pasti menahan amarah.

"temen lu aja kasar, kenapa gua ga boleh?!"

Syafira kembali menatap Silvia dengan tajam, "jelasin yang sebenarnya, asu!".

mereka menatap Silvia dengan tatapan penasaran, siapakah yang salah sebenarnya? Silvia atau.. Syafira?

"h-hiks.. t-tadi k-kamu lukain aku.. hiks hiks.." balas Silvia dengan tampang menyedihkan.

"kapan?! gua butuh bukti." jawab Syafira dengan kasar.

"ga usah kasar, Syafira." peringat Calvin dengan tegas.

"apa sih, tolol?! kok gua yang disalahin?!"

"emang lo salah!" sentak Mark.

"gua salah apa coba? salah gua dimana?! beruntung adek lu yang lemah itu udah gua selametin!" tanya Syafira yang diakhiri dengan pernyataan.

"udah gua bilang, ja-" ucapan Jefan terputus saat Syafira berbicara dengan nada menye-menye, "jingin hini Silvii. eww, basi!" sambung Syafira dengan tatapan jijik.

"LO-" ucapan Jefan kembali terputus, dan disambung oleh Syafira,

"APA?! MAU MARAH, LU?!" sambung Syafira tak kalah kasar.

"lo udah keterlaluan, ra." ucap Calvin.

"terus? gua harus bilang wow, gitu? iya?" tanya Syafira dengan memajukan bahu kanannya.

"kalau mau nyalahin orang lain, cari bukti dulu. jadi orang kok tolol amat." lanjutnya dengan nada sinis.

tangan mungil milik Syafira bergerak menepuk bahu Jendra, "anterin gua pulang," titah Syafira dengan nada dingin.

"ga-" ucapan Jendra dipotong oleh Syafira.

"ga ada alesan. lu yang udah bawa gua kesini." potong Syafira dengan wajah dan nada datar.

"gue ga bisa, Silvia ga mau ditinggal. lu pulang sendiri aja," ucap Jendra dengan dingin.

"gua cewe, bego! ini udah malem, tolol." balas Syafira dengan sinis. ralat, sangat sinis.

"gue ga bisa!" sentak Jendra, walaupun wajahnya tetap dingin.

"gila lu, anying." Syafira berdiri, dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia berjalan keluar dari markas Astreo.

mereka hanya diam, menatap punggung Syafira yang makin lama semakin menjauh.

'gue salah?' tanya Jendra pada dirinya sendiri.

pacar yoshi; 'pake nanya.'

~~~

"sial banget sih gua!" sesal seorang gadis yang tak lain adalah Syafira. ia berjalan lontang-lantung di jalanan sepi, entah, ia pun bingung harus pulang dengan cara apa.

Transmigration [Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang