bab 4

66 7 3
                                    

hari ini hari senin, dan sudah dua eh tiga hari Raisa hidup di dunia Novel ini dengan tubuh Syafira, dan sudah tiga hari pula hidupnya tenang dan damai. tetapi Syafira-Raisa tidak tahu, jika ini adalah awal dari semuanya.

Syafira berjalan dengan sempoyongan di lorong sekolah. pandangannya buram dan sedikit menggelap akibat ia memaksakan tubuhnya untuk mengikuti upacara. ia hampir saja terjatuh jika tidak di gendong oleh seseorang, itu Haidar.

Haidar segera menggendong Syafira ala bridal style ke UKS. entah kenapa, menurut Haidar, Syafira sangatlah ringan, bahkan lebih ringan daripada Silvia.

Haidar menidurkan tubuh Syafira di ranjang UKS, ia menatap perawat yang sedang memeriksa Syafira dengan tatapan tajam.

Haidar merasa kesal karena perawat yang memeriksa Syafira adalah laki-laki, dimana perawat perempuan? pikirnya.

~~~

bau asap rokok berterbangan di rooftop yang sedang ditempati oleh tujuh pemuda tampan, mereka adalah Astreo.

"tadi gua liat Syafira di gendong Haidar," celetuk Calvin secara tiba-tiba.

"Syafira? emang dia kenapa?" tanya Haikal setelah menghisap rokok yang berada di sela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya.

"ga tau." jawab Calvin sembari memandangi para murid yang tengah berlarian memasuki kelas setelah upacara.

"Syafira? Haidar? ada hubungan apa mereka?" tanya Jefan.

"pacaran mung-" belum selesai Reyhan berbicara, Jendra sudah memotong ucapannya.

"ga, mereka ga pacaran." potong Jendra dengan wajah datar yang sayangnya tampan tersebut.

"belum selesai, buset!" kesal Reyhan.

"yakin?" tanya Mark pada Jendra.

"hm." dehem Jendra, kutub utara memang beda.

"kenapa lo bisa yakin kalo mereka ga pacaran?" tanya Jefan lagi.

Jendra terdiam ia tidak bisa menjawab pertanyaan Jefan kali ini. bukannya menjawab, ia malah berdiri dan melangkah pergi dari rooftop tanpa sepatah katapun.

"lah? woy, Jen!" teriak Haikal memanggil Jendra.

"berisik, anying!" sentak Jefan pada Haikal, telinganya terasa pengang akibat teriakan Haikal yang tepat berada disebelah telinganya.

~~~

"eugh, babi.." umpat Syafira saat ia baru terbangun dari pingsannya. pandangannya menatap sekeliling, hingga matanya tidak sengaja melihat pemuda tampan yang duduk di kursi samping ranjangnya. Haidar.

Syafira menatap Haidar dengan tajam, ia merasa Haidar adalah lelaki yang tidak peka. biasanya jika orang baru saja terbangun dari pingsan, orang yang menjaganya akan khawatir dan memberinya minum, lah ini? diam saja seperti patung. pikirnya.

Haidar yang ditatap tajam pun terkekeh, bukannya merasa takut, ia malah merasa tatapan tajam yang dilayangkan untuknya terlihat imut. "apa?" tanyanya.

"goblok, tawarin minum kek!" kesal Leora, suaranya serak karena tenggorokannya yang kering.

tatapan Haidar yang semula datar menjadi tajam, "ngomong sekali lagi." tekannya dengan suara beratnya yang uhh.. seksi.

nyali Syafira yang semula berada di atas rata-rata, sekarang malah menciut. "iya, maaf." cicit Syafira dengan jari-jari yang memilin ujung seragamnya.

tidak lama, datanglah Black Cat dengan Satria yang membawa sekantong roti, bubur, dan air putih.

"Syafira, I'm coming, darling!" teriak Jefry membahana yang langsung ditatap tajam oleh Haidar.

Jefry yang ditatap tajam seperti itupun hanya membalas dengan cengengesan.

"are you ok?" tanya Jaka setelah mendekat ke arah Syafira.

"pusing, njir! ga ok gua!" jawab Syafira dengan bahasa yang belibet.

Satria pun ikut mendekat dan menyerahkan makanan yang ia bawa kepada Syafira, "makan, nih." ucapnya.

"thanks, bro." jawab Syafira dengan senang karena ia mendapatkan makanan gratis. ia kan suka gratisan.

Syafira membuka kantong berisi makanan tersebut, dahinya mengernyit saat melihat hanya ada bubur, roti, dan air putih.

"dimana mie ayam sama es jeruknya?" tanya Syafira dengan tampang tanpa dosa.

"ga boleh, lo lagi sakit." jawab Haidar dengan datar sedatar tembok.

"yahh! ga asik ah!" kesal Syafira dengan bibir tipisnya yang cemberut lucu.

diam-diam mereka tertawa kecil karena gemas pada Syafira.

saat sedang asik-asiknya makan, ia dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka dengan keras.

brak!

"eh- asu!" kaget Syafira hingga airnya yang hendak ia minum tumpah mengenai seragam putihnya.

reflek Syafira menatap tajam seseorang yang membuka pintu dengan keras, yang ditatap tajam juga menatap tidak kalah tajam. dia Jendra.

"dasar setan! liat nih, baju gua basah, babi!" umpat Syafira tanpa melihat bajunya yang sudah transparan di bagian dadanya.

para pemuda yang melihat baju Syafira transparan pun memerah sampai ke telinga. bagaimana tidak, seragam Syafira transparan bagian dada, sehingga dadanya yang terbungkus bra dan tanktop pun terlihat. mana besar lagi.

'shit.'

'wanjir, gede.'

Leora menunduk untuk menatap bajunya yang basah, saat melihat bajunya transparan, Syafira melotot lucu. "kontol!" umpatan kasar itu secara reflek keluar dari mulut suci Leora...

~~~

703 words.


Transmigration [Kawai Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang