CHAPTER 10

211 26 0
                                    

Sudah seminggu ini Hayes mengeram di dalam rumahnya, sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu ini Hayes mengeram di dalam rumahnya, sendirian. Terkadang Nathan atau Noah datang untuk menghibur Hayes, meski upaya dua sahabat Hayes itu tak membuahkan hasil apapun.

Hayes masih tampak murung dan jarang sekali bicara.

Tetapi hari ini Hayes entah kenapa merasa sedikit semangat, Hayes sejak pagi sudah pergi ke kafe tempatnya bekerja.

Sayangnya Hayes harus berhadapan langsung dengan HRD dan Hayes resmi dipecat dari kafe tersebut karena selama kurang lebih seminggu ini Hayes tidak masuk kerja dan tidak ada kabar.

Meskipun Hayes sudah menjelaskan bahwa dia masih berduka atas kehilangan Lybra, namun HRD sudah hilang rasa empatinya terhadap Hayes.

Begitupun ketika Hayes pergi ke tempat kerja keduanya, hal sama pun terjadi. Hayes harus berhadapan dengan HRD langsung dan HRD memutuskan untuk mengeluarkan Hayes dari perusahaannya.

Sekarang Hayes tidak punya pekerjaan, uang simpanannya semakin menipis karena seminggu berturut-turut Hayes delivery makanan.

Dari pagi sampai menjelang malam, Hayes hanya luntang-lantung tak punya arah tujuan. Dia bingung harus pergi kemana.

Saat melewati jalanan sepi tanpa disadari oleh Hayes, dia melintas dan melewati jalan menuju club milik Madhava.

Ketika gedung club sudah di depan mata barulah Hayes sadar, sejak tadi kakinya melangkah lalu membawanya ke tempat yang menjadi kunci hidup Hayes yang jadi seperti sekarang.

Lantas Hayes membelokkan langkahnya masuk ke dalam gedung club tersebut dan duduk di meja bar.

"Hayes, long time no see." Sapa si penjaga bar tender.

"Please, give me wine."

"As you wish." Pelayan itu tersenyum mendengar Hayes untuk pertama kalinya memesan minuman keras di club tersebut.

Sebelumnya Hayes tak pernah ingin untuk mabuk, karena tujuannya sejak pertama Hayes datang bukan ingin mabuk-mabukan, melainkan memuaskan nafsu klien-kliennya. Tapi sekarang Hayes ingin mencobanya sekali.

Ya, mungkin hanya sekali.

TUK

Minuman beralkohol pesanan Hayes sudah di atas meja, selain itu juga pelayan tersebut menaruh beberapa botol minuman alkohol di sebelah gelas Hayes.

"Stress ya lo?"

"Nyaris gila gue, Gal." Jawab Hayes setelah meneguk minumannya.

"Lo datang ke tempat yang tepat, Yes. Gue bisa buatin minuman apapun buat hilangin rssa stress lo." Galih, si pelayan bar tender itu tersenyum miring saat melihat wajah Hayes yang sepertinya menahan rasa pusing di kepalanya akibat wine yang Galih berikan.

"Gimana, Yes, enak?"

Hayes mengangkat satu botol minuman di depannya lalu menuangkannya pada gelas, kemudian meneguknya lagi tanpa ragu.

Delusi | MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang