CHAPTER 12

170 32 2
                                    

Entah mengapa malam ini Noah ingin sekali bertemu Hayes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa malam ini Noah ingin sekali bertemu Hayes. Walau hanya sekedar duduk sebentar di rumah pemuda malang itu untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.

Karena sejujurnya Noah tak enak hati, gelisah setiap nama Hayes melintas di pikirannya.

Noah tak ingin kekhawatirannya terhadap Hayes hilang, maka setelah selesai dari pekerjaannya Noah menancap pedal gas mobilnya menuju kediaman Hayes.

Sesampainya di rumah Hayes, Noah tak bisa melihat tanda-tanda kehidupan di bangunan sederhana yang Hayes jadikan sebagai tempat tinggalnya.

Bangunan itu nampak kosong seperti tak berpenghuni juga seperti bangunan yang tak terawat. Lantainya kotor, halamannya penuh dengan daun-daun kering, jendelanya berdebu dan Noah tak bisa melihat ke dalam rumah karena semua jendela tertutup oleh gorden.

Tok.. tok.. tok..

"Hayes.."

"Yes, ini gue, Noah." Noah mencoba mengetuk pintu juga kaca jendela berkali-kali untuk memastikan apakah di dalam sana ada orang.

"Hayes,"

Noah mencoba menurunkan engsel pintu beberapa kali, namun nihil. Pintu itu juga terkunci.

Kemana perginya Hayes?

"Apa Hayes pergi sama Nathan, ya? Kok mereka ga bilang gue kalo mau main? Ck." Noah sedikit merasa tersisih, jika fakta yang Noah ucapkan tadi benar adanya, Noah akan marah kepada Nathan dan Hayes.

Padahal dulu yang selalu tak bisa menyisihkan waktu untuk main adalah Hayes, tapi kenapa sekarang mereka hanya pergi berdua tanpa melibatkan Noah?

Astaga, Noah mulai kesal memikirkannya.

Dia merogoh saku bajunya, ponsel ia keluarkan berniat menghubungi Nathan namun...

PRANK

Suara pecahan beling terdengar dari dalam rumah Hayes. Sontak Noah menoleh dan kembali menggedor pintu lebih keras dari sebelumnya.

Dan Noah yakin kalau Hayes ada di dalam rumahnya.

"Hayes!? Hayes, lo di dalam? Buka pintunya!"

Noah tak mendengar jawaban apapun, ia dekatkan telinganya pada pintu untuk mendengar suara-suara lain dari dalam sana.

Dan tak lama suara jeritan juga rintihan terdengar oleh Noah.

"Hayes!"

Noah yakin temannya itu sedang tidak baik-baik saja di dalam sana. Tidak ada cara lain, Noah harus mendobrak pintunya.

Percobaan pertama dan kedua gagal, akhirnya segenap tenaga yang Noah keluarkan, pintu itu berhasil ia dobrak setelah tiga kali percobaan.

"Astaga, Hayes!!"

Ketika Noah masuk ke dalam netra nya menangkap Hayes yang meringkuk di atas dinginnya lantai sembari merintih kesakitan, tangannya beberapa kali memukul perutnya sendiri.

Delusi | MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang