1. pangeran

394 39 6
                                    

Sebuah cahaya memaksa masuk melalui jendela kamar yang tertutup oleh sebuah kain putih yang menutupi seluruh jendela

Cahaya yang sedikit demi sedikit berhasil masuk, langsung mengenai netra hitam yang kini masih terpejam

Merasakan ada sebuah cahaya yang masuk, netra hitam itu terbuka dan memperlihatkan matanya yang hitam legam

Dengan kesadaran yang ada, ia bangun dari tidurnya dan menyandarkan punggungnya ke headboard kasur

Mendongakkan kepalanya ke atas, ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih

Tak lama kemudian, kesadarannya sudah terkumpul dan membuat dirinya bangkit untuk melangkahkan kakinya ke kamar mandi

Tak berselang lama, ia keluar dengan seragam sekolahnya yang biasa ia kenakan di hari Senin

Bercermin sebentar, ia menatap surai merahnya yang masih basah

"Keringin dulu deh"

Ia duduk di depan cermin, menyalakan hairdryer dan mulai mengeringkan surai merahnya dengan perlahan

Jam masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas, masih ada waktu sedikit banyak untuknya menyiapkan sarapan

Setelah rambutnya kering, ia membereskan hairdryer yang tadi ia pakai dan beranjak ke dapur untuk membuat sarapan

Bukan makanan yang mewah, namun cukup untuk mengganjal perutnya hingga istirahat nanti

Cukup dengan sarapan, ia mengambil tas merahnya dan pergi keluar rumah untuk berangkat ke sekolah

Tak lupa ia mengunci pintu agar tidak ada orang yang masuk ke rumahnya

Caine Chana, itulah namanya.

Ia tinggal berdua dengan sang kembaran semenjak berumur lima belas tahun, namun sang kembaran lebih memilih untuk tinggal di apartemen yang di sediakan kedua orangtuanya

Caine adalah anak yang lahir dari keluarga berada, namun ia tidak mau menggunakan uang kedua orangtuanya untuk dirinya sendiri kecuali untuk sekolah

Ia memilih untuk berkerja di malam hari di minimarket kecil dekat dengan apartemen sang kembaran

Lelah? Tentu tidak, karena itu kemauannya sendiri

Jika bertanya kemana orangtuanya? Orangtuanya ada di kota yang jauh dari dirinya sekarang

Ia selalu di kirimi uang yang cukup, namun Caine selalu menghematnya dan memilih berkerja untuk uang tambahan.

Kakinya berhenti melangkah saat ia sudah berada di depan halte bus

Baginya, menggunakan kendaraan umum lebih baik daripada menggunakan kendaraan pribadi

Lima menit terlewatkan, bus yang ia tunggu pun sudah tiba

Caine melangkah masuk kedalam bus yang sedikit ramai, mungkin karena ini hari Senin

Jarak rumahnya ke sekolah memang dekat, namun butuh waktu setengah jam jika berjalan kaki

Bus berhenti tepat di halte bus khusus sekolahnya, disana sudah terlihat banyak siswa-siswi yang mulai masuk ke gerbang

Ia melangkah ke gerbang dan menyapa beberapa anggota OSIS yang sedang berjaga di gerbang

Caine bukanlah anggota OSIS, ia hanyalah seorang ketua di ekskul teater

Tidak sedikit siswa-siswi maupun guru yang tidak mengenalnya

"Caine!"

Caine menoleh saat namanya di panggil dari belakang

Seorang pria bersurai biru muda, tengah berlari menghampirinya

ESOK DAN SETERUSNYA [RIONCANE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang