Sebuah cahaya memaksa masuk melalui jendela kamar yang tertutup oleh sebuah kain putih yang menutupi seluruh jendela
Cahaya yang sedikit demi sedikit berhasil masuk, langsung mengenai netra hitam yang kini masih terpejam
Merasakan ada sebuah cahaya yang masuk, netra hitam itu terbuka dan memperlihatkan matanya yang hitam legam
Dengan kesadaran yang ada, ia bangun dari tidurnya dan menyandarkan punggungnya ke headboard kasur
Mendongakkan kepalanya ke atas, ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih
Tak lama kemudian, kesadarannya sudah terkumpul dan membuat dirinya bangkit untuk melangkahkan kakinya ke kamar mandi
Tak berselang lama, ia keluar dengan seragam sekolahnya yang biasa ia kenakan di hari Senin
Bercermin sebentar, ia menatap surai merahnya yang masih basah
"Keringin dulu deh"
Ia duduk di depan cermin, menyalakan hairdryer dan mulai mengeringkan surai merahnya dengan perlahan
Jam masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas, masih ada waktu sedikit banyak untuknya menyiapkan sarapan
Setelah rambutnya kering, ia membereskan hairdryer yang tadi ia pakai dan beranjak ke dapur untuk membuat sarapan
Bukan makanan yang mewah, namun cukup untuk mengganjal perutnya hingga istirahat nanti
Cukup dengan sarapan, ia mengambil tas merahnya dan pergi keluar rumah untuk berangkat ke sekolah
Tak lupa ia mengunci pintu agar tidak ada orang yang masuk ke rumahnya
Caine Chana, itulah namanya.
Ia tinggal berdua dengan sang kembaran semenjak berumur lima belas tahun, namun sang kembaran lebih memilih untuk tinggal di apartemen yang di sediakan kedua orangtuanya
Caine adalah anak yang lahir dari keluarga berada, namun ia tidak mau menggunakan uang kedua orangtuanya untuk dirinya sendiri kecuali untuk sekolah
Ia memilih untuk berkerja di malam hari di minimarket kecil dekat dengan apartemen sang kembaran
Lelah? Tentu tidak, karena itu kemauannya sendiri
Jika bertanya kemana orangtuanya? Orangtuanya ada di kota yang jauh dari dirinya sekarang
Ia selalu di kirimi uang yang cukup, namun Caine selalu menghematnya dan memilih berkerja untuk uang tambahan.
Kakinya berhenti melangkah saat ia sudah berada di depan halte bus
Baginya, menggunakan kendaraan umum lebih baik daripada menggunakan kendaraan pribadi
Lima menit terlewatkan, bus yang ia tunggu pun sudah tiba
Caine melangkah masuk kedalam bus yang sedikit ramai, mungkin karena ini hari Senin
Jarak rumahnya ke sekolah memang dekat, namun butuh waktu setengah jam jika berjalan kaki
Bus berhenti tepat di halte bus khusus sekolahnya, disana sudah terlihat banyak siswa-siswi yang mulai masuk ke gerbang
Ia melangkah ke gerbang dan menyapa beberapa anggota OSIS yang sedang berjaga di gerbang
Caine bukanlah anggota OSIS, ia hanyalah seorang ketua di ekskul teater
Tidak sedikit siswa-siswi maupun guru yang tidak mengenalnya
"Caine!"
Caine menoleh saat namanya di panggil dari belakang
Seorang pria bersurai biru muda, tengah berlari menghampirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
ESOK DAN SETERUSNYA [RIONCANE]
Fiksi RemajaBerkali-kali di kecewakan membuat Caine menutup hatinya rapat-rapat agar ia tidak jatuh cinta kembali, namun pemuda bersurai ungu yang selalu di dambakan oleh para wanita ini, malah mengejarnya secara ugal-ugalan? Takut jatuh cinta lagi, Caine tak p...