1. Dark, The Shadow Hunter

149 28 7
                                    

Seluruh media tengah menayangkan sebuah berita yang sedang marak. Bahkan seluruh papan reklame raksasa juga tengah menampilkan aksi Dark, The Shadow Hunter- sosok bertopeng yang tidak sengaja tertangkap oleh salah satu kamera wartawan.

Dark, The Shadow Hunter adalah sosok misterius yang selalu memberantas kejahatan dan mengakhiri para penjahat dengan brutal dan bengis. Dia begitu handal dan cerdik. Dia bisa menjalankan aksi mematikan dengan sangat cepat, terampil dan tidak meninggalkankan jejak.

Wajahnya tidak pernah terekspos, karena dia selalu mengenakan topeng hitam setiap menjalankan aksinya. Salah satu ciri khasnya adalah, dia akan selalu menaburkan kelopak bunga mawar hitam di dekat jasad targetnya.

"Dark benar-benar menakutkan dan bikin gue merinding!" celutuk salah satu gadis berseragam sekolah yang juga berdiri di pinggiran jalan raya menatap papan reklame raksasa itu.

"Tapi, menurutku dia keren! Dia juga berjasa membantu aparat kepolisian meringkus penjahat dan buronan negara! Yang dia habisi adalah orang yang sudah sepantasnya mati! Bukankah dia sudah pantas untuk menjadi seorang pahlawan?" celutuk gadis lainnya berpendapat.

"Benar! Seharusnya memang begitu! Tapi dia malah menjadi incaran para polisi. Karena polisi tak terima pekerjaannya diambil alih oleh Dark. Memuakkan ..." timpal gadis berkacamata.

Beberapa orang masih saja membicarakan Dark. Ada yang mendukung aksinya. Namun, tidak sedikit juga yang menentangnya.

Di seberang jalan, terlihat seorang gadis cantik berambut panjang juga mengamati papan reklame itu. Terlihat seorang pemuda yang sedang mengenakan topeng hitamnya melompati atap demi atap gedung dengan sangat lincah, hingga dia menghilang di tengah kegelapan.

Auranya benar-benar sangat mengerikan.

Batinnya gadis bernama Arabella itu.

"Sebaiknya segera pulang. Hari sudah semakin gelap." Arabella bergumam setelah melirik arloji yang melingkar manis pada pergelangan tangannya.

Arabella menghadang sebuah taxi dan memutuskan untuk segera pulang. Tugas kuliahnya untuk melakukan survey pada suatu tempat, membuatnya harus pulang terlambat.

Pada awalnya semua baik-baik saja. Namun, taxi yang dia naiki tiba-tiba saja mogok di tengah perjalanan yang cukup sepi.

"Neng, maaf ya. Mobilnya mogok. Mendingan neng cari taxi lain ya, Neng." sopir taxi itu berkata.

Arabella menghela nafas berat. Mau tidak mau dia harus turun dari taxi tersebut.

Gadis cantik itu berjalan menyusuri jalanan yang cukup sepi dan gelap. Bahkan, temaram sinar sang rembulan tak sempurna menyinari karena langit yang mulai mendung.

Arabella merogoh ponselnya dan berusaha untuk memesan taxi online lagi. Namun, sangat sial! Ponselnya kehabisan baterai.

"Sial! Kenapa gue begitu sial hari ini?! Terjebak di tempat sepi dan kehabisan batrai hape! Duh, gimana gue pulangnya ya? Mana masih jauh dari rumah." gumam Arabella masih terus berjalan melewati sebuah fly over.

Malam ini begitu sunyi dengan udara yang berhembus cukup kencang dan dingin hingga menusuk ke tulang. Tidak terlihat satu orangpun berlalu lalang disini.

Sepi dan mencekam. Ditambah lagi tiba-tiba saja hujan deras mulai mengguyur tempat ini. Gemuruh petir juga terdengar saling bersahutan.

Arabella berlari dan mencari tempat untuk berteduh. Dia berteduh di depan sebuah gedung tua. Karena tempat inilah yang paling dekat.

"Ughh ... kenapa nggak ada satupun orang yang gue lihat disini sih? Udah kaya kota mati aja." desisnya.

BRAKK!!

Dear, Danzel ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang