11. 🌙🌙🌙 Kemudian

376 51 9
                                    

Tiga bulan kemudian.

"Pagi, Jiyang!"

"Pagi, Ge. Hari ini aku berangkat agak siang. Jadi urusan Shizui sama aku aja tak apa!"

Zhan mengangguk saja menanggapi adik dadakannya itu. Mereka sudah tiga bulan tinggal bersama. Semua berjalan baik, meski Jiyang masih sering kesulitan mengalihkan kekasihnya agar tak mengikuti dan mengetahui tempat tinggalnya sekarang. Untuk ada Zhoucheng yang selalu punya cara untuk membantunya.

Xiao Zhan sendiri sekarang sudah memiliki usaha sendiri. Setelah kesehatannya benar-benar pulih, ia menyewa satu tempat untuk dijadikan tempat usaha.

Ia tidak membukanya sendiri. Sahabat yang sudah seperti saudaranya itulah yang membantunya. Siapa lagi jika bukan Zhoucheng.

Mereka membuka sebuah toko bunga yang juga dilengkapi kafe yang menyediakan dessert untuk pelanggan yang mungkin menunggu pesanan bunga. Hanya menjadi pelanggan kafe saja pun diterima.

Kabar lainnya, dua gadis yang selalu menjadi teman main Shizui kini menjadi karyawan resmi Xiao Zhan. Mereka berdua masih bertugas menjemput Shizui ke sekolah secara bergantian. Terkadang jika Jiyang libur, ia juga akan membantu di sana.

Kehidupan normal tanpa masalah berat akhirnya bisa mereka nikmati sejenak.

"Jiyang, aku berangkat duluan ya! Aku harus menerima pengiriman bibit bunga baru pagi ini!"

"Sudah pamit Shizui, Ge?"

Zhan menghampiri Jiyang yang sedang mencuci bekas sarapan di dapur. Shizui sendiri masih bersiap di kamarnya sebelum berangkat ke sekolah.

"Aku baru keluar dari kamarnya. Tolong antar dia ke sekolah ya. Lalu nanti saat waktunya pulang tolong sampaikan pada A-Cheng untuk menjemputnya. Hari ini aku juga dua gadis itu akan lumayan sibuk. Ada pesanan untuk pesta pernikahan."

Jiyang menoleh setelah mencuci tangannya. Ia berjalan mendekat pada kakaknya itu.

"Zhan Ge tenang saja, urusan Shizui bisa kami atasi dengan baik. Bekerjalah dengan tenang!"

Zhan tersenyum lalu mengusap rambut hitam Jiyang. "Terima kasih, Jiyang Di."

Zhan pun pergi dari dapur. Jiyang sendiri langsung ke kamar Shizui untuk melihat persiapan keponakan tampannya itu.

"Shizui, sudah siap?"

"Siap, Paman Cantik."

"Kita berangkat sekarang?"

Bocah yang sudah tumbuh tinggi itu mengangguk. Wajah cerianya selalu memancarkan ketampanan yang bisa meluluhkan orang di sekitarnya.

Jiyabg mengajak Shizui keluar rumah. Tak lupa ia mengunci pintu sebelum meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Hal yang sudah sangat biasa dilihat para tetangga.

"Jiyang, mau antar pangeran kecil?" sapa mama Lusi.

"Iya, Bi. Seperti biasa. Lusi sudah berangkat?" balas Jiyang.

Hubungan antar tetangga memang sudah sedekat itu, jadi sapaan pagi seperti ini sudah biasa didengar.

"Lusi berangkat pagi tadi sama Mian-Mian."

"Zhan Ge juga. Katanya ada pesanan besar."

"Semoga usaha mereka lancar."

"Semoga, Bi. Kami pamit dulu. Sampai jumpa!"

"Bye, Nenek Zhao!" seru Shizui dengan melambaikan tangannya

"Hati-hati, semangat kerja sama sekolahnya! Sampai jumpa!"

Who's He? (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang