Bab V

22 4 0
                                    

Jangan lupa pencet ☆ yaa
Happy reading ~ (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤


*  *  *  *  *
BAB V
*  *  *  *  *

Namun, ketika aku berpikir bahwa aku telah membuat keputusan......

"Lakukan apapun yang kamu inginkan," kata-kata itu keluar dari mulutku.

"Tapi tidak sebagai dayangku."

Sialan.

"Terima kasih, Yang Mulia!" Yuriel menangis.

Aku menoleh ke Essen dan bertanya,

"Bagaimana denganmu?"

"Aku akan....... tinggal di sini juga," jawabnya.

Aku rasa inilah yang terjadi. Semua orang tetap tinggal. Kami semua kembali ke titik awal.

Ding!

[Persimpangan Hidup dan Mati]

Quest selesai!

Selamat.

Ding!

Tingkat kasih sayang Robbia tetap berada di reset.

Ding!

Status rute Robbia Juranne telah berubah dari Dihentikan menjadi Tertunda!

Ding!

Anda telah dihadiahi sebuah Nyawa.


Setelah menghela nafas panjang, aku memerintahkan semua orang keluar dari ruangan ku.

"Mengapa Anda tidak menanyakan sesuatu padaku?" tanya Robbia, orang terakhir yang pergi.

"Apa yang harus aku tanyakan?" Aku bertanya kembali,

Hampir tidak bisa menyembunyikan kekesalan ku. Aku muak dan lelah dengan semua ini.

"Apakah Anda akan membiarkanku pergi begitu saja?" desaknya.

"Ya."


"Bahkan jika Saya tidak ingin pergi?"

"Ya," aku menegaskan sekali lagi.


"Itu...... tidak adil."

"Lalu apa yang kau ingin aku lakukan? Kau mengkhianati ku. Aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu, tapi aku tidak punya alasan untuk mempertahankan mu," kataku.

"......"

"Kembalilah setelah kamu menenangkan pikiranmu," kataku.

"Ketika kau melakukannya, aku akan memberimu kebebasan dari apapun yang menyiksamu."

"Kebebasan....."

Beberapa saat kemudian, aku ditinggalkan sendirian di kamar tidur ku yang luas. Aku merebahkan diri di atas tempat tidur. Kurasa aku tidak mampu membunuh. Bahkan jika dia mengincar kematianku, dan nyawaku sendiri berada di ujung tanduk.

Tetap saja.

Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa membuat diriku membunuh seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa selain memohon. Aku merasa benar-benar kalah, tidak dapat mengabaikan pemikiran bahwa ini mungkin kesempatan terakhir ku. Namun demikian, aku harus menenangkan diri. Mungkin ini semua adalah yang terbaik. Jika aku tidak bisa mengusir mereka dan memaksa mereka untuk menyerah, mungkin lebih baik aku tetap berada di dekat mereka sehingga aku bisa mengawasi pergerakan mereka.

I Fell Into a Reverse Harem Game!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang