02. Terimakasih, Abang!

28 4 0
                                    

"Jay! Donat madu punya lo abis gara-gara Sagara!"

"Donat doang, di meja makan noh. Masih banyak yang lebih enak." Jawab Jayden santai sambil fokus main ps sama Juwana yang ada disisi kanannya.

"Noh! Tenang aja si, Wa. Jayden mah holang kaya. Mau gue abisin stok-stok donatnya sekalipun, dia mah bisa langsung beli ke pabrik-pabriknya sekaligus!" Celetuk Sagara pada Sadewa yang ada di sampingnya.

Hari ini rumah Jayden lagi kedatangan tamu-tamu yang tak diundang. Meski begitu, Jayden bersyukur. Untungnya Ayah sama Bunda udah pergi kerja, jadi mau bikin keributan apapun juga gak akan kena semprot dari mereka.

Seperti sekarang. Di ruang santai, ada si Juwana dan si Jayden yang lagi fokus main ps, Sagara dan Sadewa yang lagi ribut ngerebutin cemilan, juga ada sekte pendengar cerita horor yang lebih menarik perhatian Sachaka dan Haidar.

Jovian mah adminnya.

"Ya masalahnya bukan itu, nyet! Lo makanin semua cemilan sekalipun itu bukan donat terus kita nya makan apa? Makan angin?" Sagara mengecek toples toples serta piring-piring yang ada di meja lalu tersenyum kikuk.

"Yaelah, iya dah iya gue ambilin cemilan lagi nanti." Sadewa mencibir sebal.

Disisi lain, Sachaka, Haidar, dan Jovian tengah berkumpul untuk mendengarkan cerita horor dari Jovian. Masih ingat tentang Jovian dan Mbak cantiknya? Iya! Jovian lagi ceritain hal horor tentang itu.

Posisi duduk mereka seperti agak melingkar. Mereka lebih memisahkan diri dengan teman-teman yang lain agar kesan horor nya lebih terasa. Dengan 2 toples biskuit cokelat di tengah-tengah mereka. Jovian pun mulai bercerita.

"Mbak cantiknya terbang anjir di atas gue! Disitu gue nggak bisa ngapa-ngapain, suer!" Tutur Jovian serius sambil menatap bergantian wajah 2 temannya yang juga sibuk mendengar ceritanya sambil sesekali mencomoti cemilan.

"Lo lari?" Tanya Haidar.

"Jovian mah pargoy di situ!" Sambar Sachaka. Haidar hanya tergelak.

"Ya gue lari lah! Masa bodo sama si Juwana yang lagi nungguin gue di rumahnya." Ucap Jovian santai.

"Wah bangsat lo, Jov! Gue sekarat mau kehabisan darah disedotin nyamuk gara-gara nunggu lo, lo nya malah nggak jadi!" Kesal Juwana.

"Hehe, maaf. Lagian Blok lo tuh angker banget napa sih?"

"Mana gue tahu!" Juwana kesal, ia kembali memainkan ps milik Jayden bersama dengan pemiliknya.

Nggak lama, ponsel di saku celana Juwana berdering. Juwana berhenti sebentar buat ngecek siapa yang nelpon dia.

"Laura? Nih bocah kenapa lagi sih! Perasaan tadi pagi udah gue kasih 10 rebu!" Jayden terkekeh mendengarnya.

"10 rebu? Buat beli permen kaki doang itu mah. Kasian adek lo!" Juwana menghiraukan ucapan Jayden.

"Mau apa lagi lo?"

"Ih bego! Gue laper bang. Lo ngasih gue duit 10 rebu buat makan apaan?"

"Lah, Mama mana? Nggak masak?"

"Dih! Kan elo yang nganterin Mama ke pasar. Mama belum pulang. Makannya belum ada makanan!"

"Aih iya, gue lupa." Dari seberang sana terdengar decakan sebal dari Laura.

"Woy Juwana. Ini gimana adek lo anjir, pengen makan dia!" Itu suara Giselle

"Lah? Ada lo, Elle?" Kali ini bukan Juwana, tapi Jayden.

"Iya, lagi main kita."

"Mending lo lo pada main dah ke rumah gue, Laura makan disini aja." Tawar Jayden.

Komplek Absurd! ( Slow Up! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang