chapter 1

1.6K 71 1
                                    

happy reading ^^

* * * * * * * * * * * * * * * * *

" Nilna ga' mau ke Korea pa. Nilna mau disini."

" Jangan membantah papa. Pokoknya begitu kamu lulus SMA papa akan langsung kirim kamu ke korea. Papa sudah merencanakan ini sejak lama. Jeni di Jepang, Reno di Amerika dan kamu di Korea. Kakak kakakmu tidak ada yang membantah papa. Mereka langsung setuju kuliah disana sambil mulai mengurus perusahan kita di masing masing negara. Kenapa kamu menolak Nilna?"

" Nilna tidak tertarik mengurus perusahaan. Nilna ingin jadi penyanyi."

" Hehh! Kau benar benar mirip dengan ibumu. Apa kau juga ingin menjadi pelacur seperti ibumu?"

" Berhenti berkata seperti itu! Mama bukan pelacur!"

" Kau sudah cukup besar untuk mengerti Nilna. Sudahlah, ayah harus pergi. Jangan membantah papa."

Nilna langsung menangis begitu papanya keluar dari rumah.

" Papa jahat! Papa Egois."

Pertengkaran seperti itu hampir terjadi setiap hari. Papa selalu memaksa Nilna untuk pergi ke korea. Keluarga Nilna adalah pemilik perusahaan properti terbesar se Asia. bahkan sekarang sudah mulai merambat ke Amerika dan Eropa. Pabrik pabrik dan kantor tersebar di berbagai negara. Kantor yang terhitung besar adalah di Indonesia, Jepang, Korea dan Amerika. Masing masing di pegang oleh kakak kakak Nilna dan yang di Indonesia di kelola sendiri oleh Wijaya kusuma, papa Nilna.

Sekarang Nilna hanya tinggal berdua dengan papanya. di temani beberapa pembantu untuk mengurus rumah. Kakak kakaknya sudah pindah ke negara yang di pilihkan papanya. Dan mama Nilna sudah lama bercerai dengan papa.

Kejadiannya terjadi beberapa tahun lalu, saat Nilna masih duduk di bangku kelas 1 smp.

- - - - - - - - - - - -

" Nilna sayang, masuk ke kamar dulu ya nak, mama mau bicara sama papa."

" Tapi Nilna kangen sama mama, sudah seminggu mama pergi, ini baru ketemu masa di suruh ke kamar sih ma."

" Sebentar saja, nanti mama menyusulmu ke kamar ya."

Baru saja Nilna menutup pintu kamarnya, suara teriakan papanya langsung menggema di seluruh rumah.

" Kenapa kau tak pernah menuruti perkataanku ma. Apa hebatnya sutradara cabul itu. kenapa kau selalu mengikuti kemanapun dia pergi!!"

" Aku tidak mengikutinya pa, aku pergi untuk syuting. Lagipula dia bukan orang cabul seperti yang kau katakan. Kenapa kau selalu berpikiran buruk kepada pekerjaanku."

" Sudah papa katakan berapa kali! Berhenti jadi artis. Jangan cemari nama keluarga kita dengan gosip gosip murahan yang beredar di kalangan kalian."

" Kalangan kalian? Apa maksud papa? Apa papa masih saja menganggap rendah pekerjaan mama?"

" Papa bukan menganggap, tapi pekerjaan mama memang rendahan. Sekarang mama sudah menjadi nyonya konglomerat, untuk apa menekuni pekerjaan murahan seperti itu!"

Mama nilna terlihat mulai menangis. Hatinya terasa di iris dengan pisau bergerigi. Sangat menyakitkan.

" Bukankah dari awal papa tahu mama sangat mencintai pekerjaan mama, kenapa papa tega berkata seperti itu."

" Mama sendiri yang mengubah cara pandang papa."

" Apa maksud papa?"

" Mama pikir papa tidak tahu tentang gosip yang sedang beredar? Mama pikir papa tidak tahu tentang perselingkuhan mama?" Wijaya berkata sambil mendekat pelan kepada Deswanti, mama Nilna, sorot matanya sangat menyeramkan. seakan bisa membakar orang di depannya dalam sekejap.

A pink snow (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang