BAB 14 : One Fact

214 29 30
                                    

[ T R A P P E D ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ T R A P P E D ]
.
.
.

"Kau tidak pernah puas ya. Ini sudah berjalan lebih dari seminggu, seharusnya kau sudah bosan denganku sekarang." Gun merenggut mendengar Off hanya tertawa.

"Tidakkah kau lelah?"

Off memperhatikan Gun dari bawah kelopak matanya, tampangnya mengantuk sialnya terlihat sangat sensual. "Tidak, menurutku bercinta denganmu membuatku jadi bersemangat."

"Itu alasan kau belakangan ini cepat menyelesaikan pekerjaanmu?" Gun hanya bisa menatap Off dengan campuran rasa heran dan frustrasi. Ketika Off berkata begitu, dia bisa merasakan denyut jantungnya semakin cepat. Menyadari bahwa Off sebenarnya sedang bermain-main dengannya, Gun mencoba menenangkan dirinya. "Jadi, begini cara kau menunjukkan kasih sayangmu?" Gun mencoba menyembunyikan senyum di sudut bibirnya, meskipun dia merasakan geli di dalam hati. "Selama ini aku pikir kau hanya mencari alasan untuk tidak bosan."

Off hanya mengangkat satu alis, tampak santai dengan tatapan penuh kepuasan. "Mungkin itu hanya bagian dari permainan, atau mungkin kau memang membuatku merasa seperti ini. Bagaimana menurutmu?"

Gun menghela napas, tetapi senyum tipis tetap tidak bisa ia tahan. "Kau memang pintar bermain kata-kata, Off. Tapi ada hal yang ingin kukatakan. Kadang-kadang aku butuh kepastian, bukan hanya sentuhan dan kata-kata manis."

Off mendekat, tatapannya semakin intens. "Kau seharusnya bersyukur," ujar Off. "Tidak begitu, kau tidak akan merasakan kehangantanku sama sekali, little boy."

Terserah apapun itu, Gun lekas mengganti topik pembicaraan. "Off, natal tinggal dua hari lagi, seharusnya kau sudah tidak bekerja." Terkadang, saat terbangun dalam kegelapan, Gun menemukan Off tidak ada di kasur bersamanya. Suatu waktu dalam keadaan mengantuk, Gun keluar mencari Off dan menemukan pria itu bekerja dengan pc nya, sosoknya terlalu menyenangi terpaku pada kilauan layar hijau redup.

Off tidak menjawab, dia memperbaiki rambut Gun, menunduk lalu mencium pria itu. "Siap untuk sarapan?"

Gun merasakan perutnya mulas, sarapan dan pagi hari bermakna satu hal baginya, "Apa koran ataupun majalah sudah datang?"

Off merengut. "Aku tidak tahu dan tidak peduli."

"Tapi aku peduli, aku terus berpikir tentang foto konyol yang mengerikan itu. " Gun merasa semangatnya mengempis, dia berbaring terlentang menatap langit-langit kamar.

"Jangan dipikirkan." Off bergerak mendekati Gun dengan gerakan luwes, berat tubuhnya membuat Gun melesak dikasur. "Kemarin mereka mengambil foto-fotomu di barisan depan peragaan busana untuk amal, mereka memakai salah satunya, seharusnya kau tak segelisah ini, Gun."

"Kau begitu yakin? Foto setengah telanjang itu sampai kapanpun, tidak akan terakses?" Gun merasa sosok Off yang kuat tiba-tiba menegang.

"Aku tahu, kau harus mempercayaiku."

✔ [9] Because Of : TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang