BAB 13 : Testosteron Effect +

185 27 13
                                    

[ T R A P P E D ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ T R A P P E D ]
.
.
.

Saat terbangun, Gun berbaring sendiri di kasurnya. Terdiam cukup lama dengan pikirannya sendiri. Pemikiran menerka-nerka, Off pasti telah memindahkannya ke kamar tidur pagi tadi, menyelimutinya dengan selimut lembut. Samar-samar memorinya mengingat permohonannya agar pria itu menemaninya.

"Astaga, apa yang sebenarnya terjadi semalam?" gumamnya sendiri, menyentuh kepalanya yang terasa berat. "Kenapa aku merasa seperti ini? Bukankah aku cuma minta dia menemani aku sebentar? Kenapa harus sampai seperti ini?"

Gun begitu mengingat Off merespons permintaan tersebut  dengan melangkah mundur kembali keruang tamu, memastikan kembali apa yang pria itu peringatkan dari awal, bahwa ke intiman mereka hanya sebatas fisik bukan emosional.

"Jadi begini rasanya," pikir Gun sambil menatap tubuh telanjangnya yang tersembunyi di balik selimut. Bekas-bekas merah di kulitnya semakin membuatnya merasa tertekan. "Ini benar-benar yang terjadi? Aku tidur dengan seseorang yang tidak aku cintai dan sekarang aku merasa seperti ini?"

Ia mulai berbicara pada dirinya sendiri, lebih keras dari sebelumnya. "Oh, kenapa aku begitu bodoh? Aku tahu dia sudah jelas tentang batasan-batasan ini, tapi kenapa aku masih berharap lebih? Kenapa rasanya hati ini begitu hancur, meskipun dia sudah bilang tidak ada yang lebih dari sekedar fisik?"

Dengan frustasi Gun mendesah sedemekian rupa. "Ini semua salahku. Aku terlalu naif. Harusnya aku tidak berharap ada yang berubah. Tapi, setiap kali aku melihat bekas-bekas ini, rasanya seperti ada sesuatu yang pecah di dalam diriku. Ini membuatku merasa seperti tidak berarti."

Gun mengingat kembali percakapan malam sebelumnya, bagaimana semuanya dimulai,  pikirannya melayang ke masa lalu. Bagaimana dia dulu memiliki impian tentang cinta sejati dan hubungan yang penuh perasaan. Malam ini, semuanya terasa seperti ilusi belaka. Keterhubungan emosional yang ia harapkan tidak terjadi, dan kini ia harus menghadapi kenyataan yang keras. Ia mengambil napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Pria itu akan kembali dengan kesibukannya, masuk kedalam dunia sepinya, dunia yang begitu gelap, keras dan tidak memiliki orang lain di dalamnya. Dunia yang tidak menyertakan Gun di dalamnya. Gun memijat kepala yang pusing, terasa berat akibat kurang tidur, ini juga pengaruh alkohol yang secara sengaja diesap. Netra pun mengintip tubuhnya dibalik selimut, merona saat menyadari tubuhnya telanjang dengan banyak bekas merah menempel disetiap kulit putihnya. Jadi begini rasanya tidur bersama dengan pria yang tidak kau cintai.

Gun melilitkan selimut itu disekitar tubuh, berjalan meninggalkan tempat tidur melangkah melintasi lantai karpet terbal, Gun terdiam melihat dirinya dicermin. Dirinya masih terlihat melibatkan bercinta di dalamnya, tanpa akhir yang bahagia. Wanita lain melakukannya setiap saat, mungkin dia pun juga bisa. Mendengar suara pria itu dari ruang tamu, Gun segera mengganti selimut dengan handuk miliknya dan segera mengikuti arah suara itu. Off sedang menelepon, Gun menatapnya dan berpikir pria itu bercinta hampir sepanjang malam, tapi tidak membuat Off berhenti bekerja. Benaknya sekarang berpikir apakah pekerjaan hanyalah sebagai pelarian dan bukan tujuan utama? Mungkin, Off bekerja sebagai tempat untuk melarikan diri.

✔ [9] Because Of : TRAPPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang