Wang Yibo memasuki kelasnya dengan wajah kusut. Karena Xiao Zhan, bukan hanya suasana hatinya yang tidak bagus, ia tidak tidur semalaman, bahkan hampir lupa meminum susunya pagi tadi.
Duduk di bangkunya, Wang Yibo mengeluarkan ponselnya dan langsung membuka aplikasi WeChat. Jarinya menggeser-geser percakapan pertamanya dengan Xiao Zhan yang berujung tragis. Wang Yibo tidak habis pikir, mengapa Xiao Zhan begitu mudah memblokirnya? Ada ratusan orang yang mengemis meminta id WeChatnya di luar sana. 'Mengapa Xiao Zhan memblokirku???' dalam hati, Wang Yibo terus bertanya-tanya.
Cao Yuchen yang melihat wajah Wang Yibo yang biasanya datar itu kusut pun menghampiri teman sekelasnya itu. "Kenapa kusut begitu?" tanya Cao Yuchen kepo. Wang Yibo hanya melirik Cao Yuchen dengan malas.
Cao Yuchen yang bermuka tebal itu tidak peduli dengan reaksi Wang Yibo dan malah merangkul pundaknya. "Jika ada masalah, jangan dipendam sendiri, kau bisa ceritakan padaku, bung," ujarnya dengan wajah dibuat meyakinkan. Wang Yibo hanya bergerak menyingkirkan rangkulan Cao Yuchen namun tidak menanggapi ucapannya. Melihat wajah Cao Yuchen membuatnya semakin bad mood.
Melihat Wang Yibo yang enggan menanggapinya, Cao Yuchen tidak kehabisan akal, ia mengintip layar ponsel Wang Yibo yang masih menampilkan antarmuka chatnya dengan Xiao Zhan semalam.
"Senior Xiao?" tanya Cao Yuchen. "Wow, kau sudah chatting dengannya?"
Wang Yibo langsung mematikan layarnya, merasa semakin kesal.
"Kembali ke kursimu atau mau kutendang?" ancam Wang Yibo.Cao Yuchen meringis. "Kau, kan, duduk sendiri, apa tidak kesepian?"
Wang Yibo berdecak, "Aku tidak suka ada orang didekatku. Pergi sana!"
Cao Yuchen merengut namun dengan patuh kembali ke kursinya.
"Padahal aku ingin membahas sesuatu yang menarik tentang Xiao Zhan denganmu..." gumam Cao Yuchen.Mendengar nama Xiao Zhan, Wang Yibo seketika merasa tertarik.
"Sesuatu yang menarik apa?" tanya pemuda itu penasaran.Cao Yuchen tersenyum dalam hati melihat wajah kepo Wang Yibo. "Akan kuceritakan nanti," ujar Cao Yuchen mendudukkan diri dengan tegak.
Wang Yibo menarik kerah belakang Cao Yuchen. "Sekarang saja. Masih ada waktu," ujarnya tidak sabaran. Tapi Cao Yuchen menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, kau ceritakan dulu ada apa diantara dirimu dan senior Xiao?" tawar Cao Yuchen. Wang Yibo mendesis. "Baik, kita bicara saat jam istirahat nanti," ujarnya menahan kesal.Sementara itu Shen Yue yang mencuri dengar menatap dua teman sekelasnya dengan tatapan curiga. Gadis itu bertanya pada teman sebangkunya. "Mimi, apa aku salah dengar atau memang mereka berdua menyebut-nyebut nama Xiao Zhan?"
Mimi memiringkan kepalanya. "Aku juga dengar begitu," ujarnya.
Shen Yue melipat bibirnya. "Menurutmu, ada urusan apa mereka dengan Xiao Zhan?"
"Entahlah, daripada menebak-nebak, lebih baik tanyakan langsung pada mereka saja nanti."
Shen Yue mengangguk-angguk. Matanya menatap tajam kepala belakang Wang Yibo.
***
Bel istirahat baru saja berbunyi, Wang Yibo dengan sangat tidak sabaran menarik kerah belakang seragam Cao Yuchen membuat kapten tim basket itu terkejut. "Yak! Leherku tercekik!" kesal Cao Yuchen.
Wang Yibo mengabaikan protesnya dan malah menukikkan alis tebalnya, memasang wajah seperti hendak menagih hutang. "Cepat ceritakan padaku," ujar Wang Yibo dengan nada memerintah dan menekan.
Cao Yuchen membenarkan kerah seragamnya dan cemberut. "Akan aku ceritakan, tapi sebelum itu ceritakan dulu masalahmu dengan Xiao Zhan," tawar Cao Yuchen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Xiao, Look at Me! ✔️
FanfictionMenurut Wang Yibo, Senior Xiao yang merupakan murid terpopuler dan terkenal dengan temperamennya yang baik itu sangatlah galak. Setelah melihat lebih jauh, bukan hanya galak, Xiao Zhan juga sangat centil seperti kucing betina yang menggoda dan minta...