𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Sorry for typos
.
.
.
.
.
.Sesuai rencana yang dibicarakan di grup chat tadi, para kakek dan nenek pun berdatangan beserta Om dan Tantenya.
Hazel sendiri pun terkejut akan datangnya mereka semua, ada kakek nenek dari sang Mama dan Kakek nenek dari sang Papa, begitupula kakak Mamanya yang ikut menjenguk dirinya, kalau Papa tidak punya saudara alias anak tunggal jadi yang datang hanya kakek dan nenek saja.
"Astaga cucuku. Kamu ini kenapa lagi, dek? Nakal ya kalau disuruh minum obat?" Rosa sebagai nenek khawatir melihat cucunya.
Hazel menggeleng. "Adek cuma demam, Oma"
"Cuma yang kamu bilang itu membuat kami khawatir lho, dek. Oma dan Mimi khawatir tau" Sahut neneknya yang satunya lagi.
Hazel memang memanggil ibu Samuel itu berbeda dari yang lain, saat yang lain memanggilnya 'Grandma' maka dirinya sendiri akan memanggil neneknya itu dengan sebutan 'Mimi' karena saat kecil selalu mendengar Samuel atau Siska memanggil neneknya dengan 'Mami'
Maka dari itulah dirinya sedikit terkontaminasi oleh Samuel, tapi Yona tidak masalah, malah suka dengan panggilan itu, gemas sekali. Seperti panggilan spesial dari cucu bungsunya.
"Adek sudah gak apa-apa Oma, Mimi. Cuma Abang Daniel nakal, tangan adek dua-duanya disuntik" Hazel mengadu dengan bibir yang cemberut, persis sekali seperti bebek.
Para nenek yang disitu hanya tertawa, cucunya yang ini memang terlahir spesial sepertinya, selalu menghidupkan suasana.
"Bang Justin sama Abang Julian nanti kesini juga" Kata Sofia.
Hazel tersenyum senang. "Iya kah? Asik dong, rame"
"Tapi kamu gak boleh banyak gerak dulu, dek. Kamu kebiasaan kalau ada temannya main" Gina mencubit pipi adiknya.
Semuanya tertawa, Hazel sendiri mengerucutkan bibirnya.
"Kak Gigi ih!""Haloo, rame banget sih dari luar kedengeran. Ternyata emang banyak orang" Itu Yola yang baru saja datang.
Kemudian wanita cantik itu menyalami keluarga-keluarga yang datang.
"Cucu cantik Grandma, habis kemana aja?"
"Aku kan ambil profesi dokter, jadinya sedikit sibuk sekarang" Jelas Yola.
"Semangat kakak, biar bisa jadi kayak Abang Daniel. Tapi kalau udah jadi dokter jangan galak-galak kayak Abang Daniel lho" Ujaran Hazel membuat mereka semua tertawa.
Daniel sendiri yang disana ikut tertawa karena namanya dibawa-bawa oleh sang adik.
Saat ini semua anggota keluarga hadir disini kecuali Jeffrey yang memang sedikit sibuk dan para dokter ini meluangkan waktu senggangnya untuk berkumpul bersama.
"Emang Bang Daniel galak ya kalau jadi dokter?" Tanya Sergio dengan wajah tengilnya.
"Iya, galak banget. Apa-apa selalu ancamannya suntik. Sekarang tangannya aku dua-duanya disuntik, hidungku juga disumpel selang, diplester lagi. Jadi gak bisa dilepas" Dengan menggebu-gebu Hazel berbicara, sedangkan Daniel malah mendekat ke arah anak itu.
"Mulutnya ya, bisa aja kalau ngomongin Abangnya" Daniel memencet pipi gembul itu yang membuat si pemilik menatapnya dengan sinis.
"Makanya, lepas dong ini infusnya. Satu aja deh, sama oksigennya, hidungku kayak disembur angin tau. Kabel di dada juga deh, kan di jari aku udah ada buat ukur detak jantung. Nanti Abang aku traktir permen deh" Rayu Hazel pada Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evander's Gang
RandomKisah tentang Hazel yang merupakan anak bungsu keluarga Evander dijaga dengan protektif layaknya berlian.