𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Sorry for typos
.
.
.
.
.
.Keesokan harinya, Hazel berangkat dengan suasana hati yang gembira karena Samuel mengizinkannya untuk pergi bersama Justin dan Julian ke Mr. DIY.
Hazel berjalan dengan sedikit meloncat-loncat karena moodnya yang baik, tapi tiba-tiba tasnya ditarik oleh seseorang hingga membuatnya ingin terjatuh.
Disitu ada Dani dan 3 teman satu gengnya, mereka pasti akan membuat ulah, apalagi Dani.
"Astaga Dani, kamu kenapa lagi sih?" Hazel menghela nafasnya dengan berat karena masih pagi harus berhadapan dengan Dani.
"Lo yang kenapa!?" Dani menunjuk dada Hazel hingga Hazel sedikit terdorong ke belakang.
"Apasih Dani? Aku gak paham" Jujur, Hazel tidak paham dengan situasi ini. Dirinya baru saja datang tapi Dani tiba-tiba malah seperti ini.
"Lo kan pasti yang udah aduin gue ke kepala sekolah kalau gue bully Monic!"
Mengadu apasih? Hazel loh tidak tau, kapan Hazel bertemu dengan kepala sekolah? Tidak pernah kok, kecuali saat ada acara keluarga.
"Enggak, aku nggak ngadu apapun" Hazel mencoba membela dirinya, karena dia tidak bersalah dalam hal ini.
"Halah, itumah Lo aja yang bohong, pasti dia yang udah aduin lo, Dan" Ujar teman Dani bernama Arian Winoto yang biasa dipanggil Rian.
Hazel menggeleng. "Kamu gak tau apa-apa, aku juga gak tau masalah ini" Ujarnya pada Rian yang sok tau.
"Kalau bukan Lo, mau siapa lagi? Gue dipanggil guru BK gara-gara bully Monic dan pasti itu kerjaan lo kan!?"
"Denger ya, Dani. Aku gak ada sangkut-pautnya sama ini, ya ini mungkin karma kamu karena ganggu orang, ganggu Monic, ganggu aku dan yang lain"
"Kamu harus perbaiki sifat kamu, jangan ganggu aku, Monic ataupun yang lain, coba kalau itu kamu yang ditindas, memangnya kamu mau?" Lanjut ucapan Hazel.
Ujaran Hazel membuat rahang Dani mengeras, berani sekali Hazel berbicara seperti itu. "Berani lo ngomong gitu ke gue? Udah jago lo? Sini ikut gue!" Dengan emosi, Dani mencengkeram seragam Hazel dan membawa anak itu dibelakang gudang sekolah.
"Lo udah deket sama Justin jadi makin belagu ya?" Dani mengeluarkan seringainya sembari menatap Hazel dengan jarak yang dekat.
"Udah merasa dekat sama Justin Julian jadi makin berani aja lo, coba kalau lo gak sama mereka. Anak lemah kayak lo pasti udah hancur dari dulu!" Dani menghempaskan tubuh Hazel hingga menabrak tembok.
"Lihat, dia cowok tapi lemahnya ngalahin cewek" Tunjuk Dani pada teman-temannya saat Hazel tengah meringis karena punggungnya menabrak dinding dengan keras.
Suara tawa dari Dani dan teman-temannya pun mengudara, Hazel sendiri menatap mereka dengan perasaan yang campur aduk.
"Tas lo bagus, habis ngambil darimana lo? Apa lo jadi jalang terus jual diri buat hidupin diri lo?" Ucap satu lagi teman Dani bernama Ricky Elowen.
Hazel menggeleng, walaupun dirinya tidak faham dengan kata-kata Ricky tetapi kata 'jual diri' itu membuat Hazel sedikit mengerti apa yang telah Ricky ucapkan.
"Ya iyalah, mana mampu dia beli begituan kalau gak hasil ngerayu orang" Kata Evan Williams, teman Dani yang 1 lagi.
"Itu semua gak bener!" Sangkal Hazel.
"Heh, orang lemah kayak lo ini pantes buat ditindas biar gak makin ngerugiin orang, lo juga udah penyakitan kan? Paket lengkap banget, paling habis ini juga mati lo. Kaum-kaum kayak lo ini emang pantes buat musnah dan lo gak pantes buat hidup!" Mata Hazel sedikit bergetar kala mendengar ucapan Dani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evander's Gang
AcakKisah tentang Hazel yang merupakan anak bungsu keluarga Evander dijaga dengan protektif layaknya berlian.