✩♬₊˚•[𝟢𝟣. First step]⋆☾⋆⁺₊✧

3.6K 266 9
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.
.
.
.

Pagi hari di kediaman keluarga Evander seperti keluarga-keluarga yang lainnya yakni sarapan bersama sebelum melakukan aktivitas.

Samuel dan Siska pun ikut hadir karena sedang ada kelonggaran waktu, apalagi Samuel yang super duper sibuk mengalahkan sibuknya presiden.

"Adek, bekalnya udah Mama siapkan di tas. Jangan lupa minum obat, jangan jajan sembarangan. Ya?"

Hazel mengangguk, dirinya senang karena bekal hari ini yang membuat adalah sang Mama.

"Nanti adek pulangnya ke mall boleh?" Tanya Hazel pelan-pelan, semua anggota keluarganya pun melihat kearah dirinya, salah apa dirinya sampai semua melihatnya seperti itu.

"Sama siapa?" Buka suara sang kepala keluarga.

"Eumm sendiri"

"Gak boleh."

Hazel menunduk memainkan dasinya, dirinya tuh mau beli Lego tau.

"Nanti sama kakak aja" Sela Gina saat melihat wajah murung adiknya.

"Adek emang mau beli apa sayang, kok ke mall. Sendiri lagi" Hazel mendongak menatap wajah Mamanya.

"Adek mau beli Lego Peach Castle super Mario itu loh, tabungan Adek udah cukup kok buat beli"

Semuanya menggeleng, ada saja si bungsu ini. Lagipula sejak kapan saldonya tidak cukup untuk membeli sesuatu, Samuel selalu mengecek saldo milik Hazel.

"Boleh ya? Papa......boleh ya? Adek janji nanti rajin minum obat, terus perginya sama Kakak Gigi" Hazel bergelanyut manja pada lengan sang Papa.

Mau tidak mau juga Samuel mengangguk, bujukan anak bungsunya selalu mendobrak hatinya, dirinya tidak kuat melihat yang gemas-gemas.

"Boleh, asal menepati janji itu tadi terus perginya sama Kakak"

Hazel yang senang itu langsung melompat-lompat sambil memeluk Papanya dan mengucap terimakasih berkali-kali.

Semuanya juga ikut tersenyum saat raut wajah Hazel menunjukkan kesenangan.

"Kalau Adek masih terus loncat-loncat, izinnya Papa batalin" Seketika itu Hazel langsung diam.

Tangan Samuel merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompet miliknya.

"Buat beli Lego nya, tabungan Adek disimpan aja. Dibuat kalau ada tugas-tugas sekolah"

Hazel menggeleng, itu membuat para kakaknya mendesah kecewa. Harusnya terima saja dek, jarang-jarang Papa seperti ini.

"Tapi Adek ada uangnya kok, Adek punya uang sendiri tau"

"Iya....Papa tau, cuma uang adek dibuat untuk kebutuhan sekolah aja. Beli Lego nya pakai ini, ya?"

"Tapi-" Hazel belum menyela tapi mulutnya sudah di ditutup oleh jari telunjuk si Papa.

"Gak ada tapi-tapi" Hazel mengangguk dan langsung menerima kartu kredit milik Papanya.

Hazel mengecup pipi Samuel. "Terimakasih, Papa"

Samuel juga membalas, bahkan mengcupi seluruh wajah Hazel hingga anak itu merengek.

"Nanti perlu dianter Abang juga gak?" Hazel menggeleng.

"Gak usah Abang Jeff, adek sama kakak Gigi saja. Abang Jeff cari uang yang banyak saja biar bisa jajanin Adek, hehe" Kepala Hazel diusap oleh Jeffrey, sungguh Jackpot sekali mendapatkan adik seperti Hazel.

Evander's GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang