➥ 𝟎𝟎.𝟎𝟒

319 70 16
                                    

𝑩𝒂𝒅 𝑳𝒖𝒄𝒌
Give me your attention!

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➢ Min-woo Pov

...Flashback...

Sial! Aku kalah. Otomatis, akulah yang akan menanggung konsekuensi taruhan kami. Dimana, kami berjanji akan mentraktir seluruh murid di kelas jika salah satu dari kami kalah taruhan.

Menyebalkan. Ingin kabur tapi harga diriku cukup tinggi. Tapi...melihat tumpukan makanan diatas meja restoran berkelas ini, membuat nyaliku ciut. Bagaimana mereka bisa makan dengan lahap sedangkan yang membayarnya terlihat pucat pasi? Mereka tidak punya hati?

Guru-guru itu juga, mengundang teman-teman mereka, memesan minuman keras dan merayakan pesta di atas rasa cemas ku. Bagaimana bisa mereka setega itu? Rasanya...aku ingin menangis sambil menatap sisi dompet tipis ku.

Hari ini, aku benar-benar akan ditahan pihak restoran karena tidak sanggup membayar. Apakah aku akan diperbudak mereka? Sial...aku benar-benar tidak tahu jika akhirnya akan begini. Harusnya aku tidak menantang gadis itu..

...ngomong-ngomong. Di tengah suasana riuh murid-murid yang menyantap makanan, bersenda gurau, dan kebisingan lainnya. Kenapa aku tidak melihatnya diantara meja? Si mata empat itu, Choi Sarang. Kupikir, dia akan mengejekku dan bertindak paling gila disini karena kemenangan.

Nyatanya, orang-orang yang kuanggap temanlah yang terlihat sangat semena-mena. Walaupun aku yang mentraktir mereka, malah aku yang terasingkan di sini. Jadi, seperti ini rasanya menjadi Sarang, sepi juga. Meskipun, kami berada di tengah-tengah orang banyak.

Saat itulah, rasa simpatik ku terhadap gadis itu tumbuh. Ditengah kesulitan, ditengah keramaian, tidak akan ada yang menolong kita, selain diri kita sendiri. Di detik itulah, perasaan untuk lebih banyak berinteraksi dengan Sarang muncul. Entah kenapa, aku ingin sekali melihat wajahnya yang tersenyum itu. Senyuman menjengkelkan penuh emosi yang meluap. Senyum kemenangan.

Tak beberapa lama, secara tidak sadar, bibirku sedikit mengembang, membentuk senyuman kecil. Mengingat kembali momen penuh hawa panas, karena terik matahari, perasaan yang menggebu-gebu, karena sorot kemenangannya. Akhirnya, aku mengerti nilai dari sudut lapangan yang tidak berguna.

Disanalah, diletakkan sesuatu yang berguna di waktu tertentu, contohnya seperti lampu sorot yang menerangi malam. Nilai tersembunyi, yang bahkan tidak dapat orang lain mengerti arti dibaliknya. Sarang memiliki nilai tersebut, dia memiliki nilai yang tidak diketahui oleh orang lain, dan hanya beberapa orang yang akan mengerti nilainya. Seperti, sudut lapangan.

Tersadar akan pikiranku tentang gadis itu, aku segera menggelengkan kepala untuk menghilangkan bayangannya, dan raut ku kembali masam. Apa yang sebenarnya kupikirkan? Dia hanya si mata empat yang mendapatkan keberuntungan untuk memenangkan taruhan. Mungkin, saat ini dia sedang menertawakan ku di suatu tempat karena kekalahanku. Sial.

𝑩𝒂𝒅 𝑳𝒖𝒄𝒌 - Operation : True Love x OC Reader'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang