kejelasan

2 0 0
                                    

Sesampainya di kediamannya Sasha turun dari kereta kudanya. Ia berjalan dengan kaki gemetaran. Ia bahkan menggunakan pedangnya sebagai tongkat jalan. Tace datang keluar untuk menyambutnya namun melihat Sasha berjalan bungkuk dan mengenakan pedangnya sebagai tongkat jalan membuatnya tertawa lepas.

"Ahahaha... kamu kenapa ? Sudah seperti nenek nenek saja" sambil lanjut tertawa.

"K-kurang ajar... kamu tidak tahu apa yang aku lalui... cepat tolong aku !" ucapnya dengan kesal.

"Iya iya... gak usah ngambek juga..." tace pun membantu Sasha berjalan ke kamarnya. Dengan cepat ia menutup pintu dan melepas armornya.

Di sisi lain Tace pun berjalan menuju dapur mempersiapkan sesuatu. Sementara itu Sasha bahkan tidak memasangkan kembali armornya ke tempatnya ia membiarkannya di lantai dan ia jatuh ke tempat tidurnya yang empuk.

"Aaaah... aku mau mandi, tapi malas jalan..." rewelnya pada dirinya sendiri. Kelihatannya latihan tersebut mengenai mentalnya.

Walau begitu ia memaksakan diri dan menuju ke ruang tamu. Di situ Tace menunggu sambil memegang sebuah gelas dan memberikannya kepada Sasha.

"Nih minum... habisin"

Sasha menerimanya dan ia merasakan suhu gelasnya yang dingin "apa ini..."

"Jus buah... tadi pagi aku pergi ke pasar"

Ia pun meminumnya. Jus buah yang menyegarkan dengan cepat meningkatkan mood Sasha.

"Ah ! Aku hidup kembali..." ucapnya dengan puas.

"Gila, latihan apa yang kamu lalui sampai segitunya ?"

"Yah pertama kami melakukan pemanasan seperti biasa namun-"

"Hump... mandi dulu sana bau keringat nanti saja lanjut ceritanya" ucap Tace sambil menutup hidungnya.

Sasha dengan panik mencium bau tubuhnya "ah tidak seburuk itu, kamu saja yang berlebihan ! Hmp !" Sasha pun pergi ke kamar mandi, sekali lagi dengan kesal.

Di sisi lain ibu kota Vina sampai di kediamannya. Ia di sambut oleh para pelayannya, di ruang tamu sorang wanita dengan gaun berwarna biru es duduk dengan santai sambil membaca sebuah buku.

"Aku pulang ibu..." ucap Vina sambil menundukkan kepalanya.

"Ah... kamu sudah pulang ? Bagaimana dengan hari pertama di pelatihan pasukan sentinel ?" Ucap ibunya sambil menurunkan buku ke meja.

suara ibu sangat terpisah dan cukup dingin kelihatannya kita tahu perilaku Vina turun dari siapa.

"Semua berjalan lancar... walau ada sedikit konfrontasi-"

"Pasti gara-gara armor bukan ? Huh... sepertinya banyak yang belum berubah di barak sentinel"

"Bagaimana ibu tahu ?" Sambil memiringkan kepalanya.

"Kamu tidak tahu ? Dari ibu kecil pasti akan ada masalah antara mereka dengan armor mewah dan mereka dengan yang simpel... itu sudah seperti tradisi"

"Begitu... pantas saja pelatih tidak menghukum mereka..."

sang ibu kemudian mengingat sesuatu. "Oh... iya aku baru ingat, Vina apa kamu mendapat teman baru di sana ?"

Vina perlahan mengangguk namun ada keraguan dari gerakannya itu. "I-iya... aku rasa"

"Hm ? Siapa namanya ?"

"Um... Sasha, namun ia tidak menyebutkan nama panjangnya"

"Sasha yah... Sasha..." kemudian sang ibu menepuk tangannya tiga kali. Dan seorang pelayan datang.

Heir Of Aurelius ValenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang