liburan

1 0 0
                                    

Setelah berminggu minggu penyelidikan pasukan Sentinel di pulangkan. Sasha menaiki kereta kudanya duduk dengan lemas, energinya dan kondisi mentalnya benar benar tidak stabil ia bergumam omong kosong dengan suara yang kecil. Ketika kereta kudanya berhenti ia butuh waktu beberapa detik sebelum melangkah keluar dari kereta kudanya.

Arnold dengan beberapa pelayan di belakangnya menghampiri dan menyambutnya. "Aaah... nona Sasha, senang melihat Anda baik baik saja... apa Anda mau mandi atau makan siang terlebih dahulu ?"

"Aku ingin tidur" 

Ia langsung masuk menuju kamarnya. Mengabaikan para pelayan, di sisi lain Ia tahu Tace tidak ada di sana karena dia tidak bisa diam di satu tempat terlalu lama. Ia melepas armornya dan membiarkan itu menghantam tanah, karena terlalu lelah ia tidak peduli soal itu. Setelah itu ia melepas chain mail armornya ke lantai lalu Gambeson yang tebal ke lantai juga meninggalkan pakaian yang terbuat dari wool yang bau keringat.

(Gambeson adalah pakaian pelindung yang terbuat dari beberapa lapisan kain tebal, biasanya linen atau wol, yang dijahit bersama untuk menciptakan bantalan yang mampu meredam pukulan dan serangan.)

Namun karena malas Ia langsung lompat ke kasurnya dan berbaring lemas, ia menghela nafasnya dalam dalam, dan melepaskan penatnya dan pikirannya. Ia kemudian mengingat Witch hunter yang kehilangan kepalanya, itu menghantuinya dan ia merasa itu adalah salahnya.

(jika aku memerintahkannya untuk menahan serangan mungkin dia masih hidup saat ini...) Pikiran ini terngiang ngiang di kepalanya.

Namun dengan cepat ia mengalihkan pikirannya itu, Ia teringat sesuatu sebuah surat. Ia langsung berdiri dan mencari di lipatan armornya, dan mengambil sebuah surat.

(Tuan Simon memberikan ini kepada kami berempat... katanya sih hadiah dan permintaan maaf. Ia seharusnya tidak melakukan itu, Medan tempur adalah tempat yang mustahil untuk di prediksi....) pikirnya sambil membuka surat itu. Surat itu memiliki tiga isi, sebuah surat pendek dan dua tiket.

    Siapa pun ini Sasha, Rostovina, Kay atau Vina. Yang menerima surat ini, aku memberikan tiket berlibur ke gunung Montem di negeri Lacies, aku memili banyak tiket ini karena raja mereka sangat baik. Setiap aku berkunjung beliau memberikanku 10 tiket hahaha ! Mukanya sih dingin tapi hatinya hangat. oh dan aku memberikan kalian masing-masing dua, Siapa tahu kalian ada orang dekat yang ingin di ajak.

(Negeri Lacies ? Aku dengar pegunungan es di sana sangat indah, dan mereka sudah terbuka kepada dunia. Yang aku dengar mereka dulu adalah negeri yang sangat tertutup dan menyerang siapa pun yang berusaha untuk berinteraksi dengan mereka. Namun karena Simon yang berhasil menyentuh hati sang raja dan orang orangnya negeri itu mulai terbuka, Heh... sekarang kelihatannya negeri itu sudah terbuka sepenuhnya bahkan untuk turis).

Ia melihat tiket tersebut dan tersenyum kecil, ia tahu siapa yang harus di ajak. Dengan senyuman lebar. (ahh ! aku dengar banyak spot romantis di sana... jadi tidak sabar, t-tentunya kami hanya akan ngobrol biasa...) sambil memainkan rambutnya.

Sasha berdiri mengganti bajunya dan menuju ke kamar Tace, namun ia menemukan bahwa pintu kamarnya sedikit terbuka. Ia pun mengintip dan melihat kamarnya yang kosong.

"sudahku duga dia tidak ada" gumamnya.

Namun ia menemukan sebuah surat yang terbuka di atas meja Tace yang menghadap ke arah jendela. Rasa penasarannya mulai muncul, dari siapa itu dan mengapa Tace mendapat surat, ia perlahan hendak membaca surat tersebut, namun ia menghentikan dirinya di saat saat terakhir.

(Tidak-tidak.... aku sudah masuk kamarnya tanpa izin sekarang aku hendak membaca surat pribadinya ? Semua ada batasannya...) Namun rasa penasarannya terlalu kuat pada akhirnya ia membaca surat tersebut.

   Untuk yang terhormat, kami Ventrus telah membaca dan memahami maksud dari surat permintaan Anda. Dengan senang hati kami menerima Anda dengan tangan terbuka di wilayah kami untuk melakukan hal sakral tersebut....

Namun Sasha berhenti membacanya karena merasa ini adalah hal yang salah. Rasa penasarannya mati karena takut Tace akan marah kepadanya. Pada akhirnya Ia tidak mau  memasuki ruang pribadi temannya sendiri, dengan cepat Sasha kabur dari kamar Tace.

Malam harinya ketika mereka makan malam bersama di balkon lantai dua. Sasha dengan gugup hendak mengajak Tace untuk pergi bersamanya ke Lacies. Namun di saat yang sama kelihatannya Tace ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa mengatakannya.

"Tace -"

"Sasha -"

mereka mengatakan nama lawan bicara mereka bersamaan namun mereka malah diam karena ingin mendengarkan yang lainnya.

"k-kamu dulu an..." ucap Sasha.

Tace menarik nafasnya dan memberanikan diri. "um... Sasha kelihatannya aku harus pergi..." ucapnya dengan tidak enak.

Sasha langsung terdiam hatinya hancur ketika mendengarnya. Namun Ia ingin mendengar alasan Tace, dia pasti punya alasan logis kan ?

Tace melanjutkan "... aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci... tapi ini masalah keluarga..."

"keluarga ?...." gumam secara pelan pelan Sasha.

(Tace... dia selalu bilang dia itu anak buangan... apakah ia menemukan keluarganya ? Tidak... aku harus membiarkannya) pikir Sasha.

di saat yang sama Tace masih berbicara. "...dan aku harus pergi ke negeri lain, tapi aku akan kembali... aku janji"

"begitu yah... ya sudah apa kamu butuh uang ? atau pengawal ? aku tahu orang terpercaya yang bisa mengawalmu ?"

Tace tersenyum. "tidak apa gajian kemarin yang kamu berikan masih ada banyak, dan aku bisa jaga diri... jadi kamu tadi mau ngomong apa ?"

Sasha menggelengkan kepalanya dan tersenyum seakan tidak terjadi apa pun. "Tidak... tidak begitu penting... ngomong ngomong kamu akan ke negeri mana ?"

"Lacies... cukup jauh mungkin aku akan pergi beberapa sebulan kurang karena perjalanan pergi dan kembalinya, sebenarnya urusanku di sana sebentar mungkin hanya satu hari... Sasha ? kenapa kamu melamun begitu ?"

(Dewi... terima kasih... terima kasih. Apakah ini tanda kami di takdir kan ? Masa bodo... tapi takdir sendirilah yang mempersatukan jalan kami...) pikir Sasha dengan dramatis.

Sasha kemudian menghantamkan telapak tangannya ke atas meja dengan keras, membuat Tace lompat karena kaget. Di saat yang sama ia menaruh tiket berlibur ke negeri Lacies di atas meja seelah hantaman itu.

"Aku mengerti ! Dan Aku akan membantu !" teriak Sasha secara spontan.

setelah menjelaskan dari mana Sasha mendapat tiket tersebut Tace mengangguk paham. "mhm.... apa ini tidak apa ?"

"tidak apa ! Di sisi lain berlibur sendiri itu membosankan... sekalian juga kamu menyelesaikan urusan mu di sana... kita akan ke sana menaiki kapal udara, jadi kita tidak akan terhalang oleh medan. Ingat ! yang membuat perjalanan lama adalah medan menuju Lacies yang ekstrim, kalau naik kapal kita cuman butuh waktu dua hari untuk sampai"

Tace terlihat sedang mempertimbangkan tawaran tersebut. Pada akhirnya ia mengangguk setuju. "Baiklah... di sisi lain aku ingin urusan ini cepat selesai, tapi ! jangan ikut campur dengan urusanku nanti di sana paham ?"

"yey ! kalau begitu aku akan mengirim tiket ini ke guild Liburan besok. Jadi kita berangkat minggu depan"

Heir Of Aurelius ValenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang