Dengan gerakan pelan berusaha tak menimbulkan suara, Asa membuka pintu kamar Canny.
Keadaan di dalamnya tampak gelap, hanya tersisa satu lampu tidur berbentuk planet Saturnus yang dibiarkan menyala.
Mendekat ke ranjang, Asa menemukan Canny yang meringkuk berbalutkan selimut spiderman miliknya.
Asa menunduk, guna menatap lebih dekat wajah sang adik. Asa tersenyum tipis, netranya menangkap pergerakan aneh pada kelopak mata sang bungsu.
Asa tersenyum jahil. "Dek, kakak tau kok adek gak beneran tidur." ujarnya sambil mengusap pelan alis sang adik.
Asa menggeleng maklum saat merasa Canny tak berniat menyudahi kepura-puraannya.
Tak ingin memaksa sang adik, Asa memilih duduk di sebelah Canny. Tangan halusnya bergerak mengambil tangan dingin Canny untuk ia genggam.
"Adek, kakak minta maaf ya. Maaf kalau menurut adek Kak Asa terlalu berlebihan karena sering ngelarang adek ngelakuin ini dan itu. Tapi adek harus tau, semua yang Kak Asa lakuin semata demi kebaikan kamu."
"Untuk sekarang kakak belum bisa kasih tau alasannya seperti yang adek mau, dan kakak minta maaf juga soal itu."
"Jangan adek pikir Kak Asa ngelakuin itu karena Kak Asa jahat dan berniat ngekang adek. Adek harus percaya sama Kak Asa, Kak Asa gak akan ngelakuin sesuatu tanpa alasan. Maaf kalau cara Kak Asa ngelindungin adek malah nyakitin perasaan kamu dan bikin kamu bingung."
Asa menjeda sebentar ucapannya, mata gadis itu tiba-tiba memanas.
"Dek, kamu tau? Waktu adek lahir Kak Asa adalah orang yang paling bahagia di hari itu. Walaupun sedih karena kehilangan Mama, Kak Asa gak pernah menyesali apapun. Karena Mama pergi setelah ngelahirin malaikat kecil yang akhirnya jadi kebahagiaan baru buat keluarga kita."
Tangan Asa berganti mengelus kepala Canny, memberikan usapan lembut di mata sang adik yang terlihat bergetar setelah mendengar ucapannya.
"Kak Asa sayang banget sama kamu, Adek itu dunianya kakak, adek alasan terbesar Kak Asa masih bisa hidup dengan baik sampai saat ini. Kakak harap adek bisa ngertiin kenapa Kak Asa se protective itu kalau menyangkut kamu. Kak Asa cuma mau adek selalu aman dan selalu ada dalam pengawasan kakak."
"Kalau sekarang adek masih mau marah gapapa, adek berhak marah dan kesel. Tapi marahnya jangan lama-lama ya sayang, Kak Asa sedih kalau adek ngejauh gini dari kakak."
Canny masih tak bergeming, namun Asa bisa merasakan tubuh Canny yang bergerak tak nyaman.
"Kalau marahnya udah reda bilang ya, Kak Asa mau ke kamar dulu."
Asa hendak beranjak, tapi gerakannya terhenti menyadari tangan sang adik malah menggenggam balik tangannya dengan erat.
"Dek.."
"Kakak jangan pergi."
Tanpa diduga Canny malah menarik tubuh Asa hingga sang kakak ikut terjatuh ke kasur. Dengan gerakan cepat kakinya mulai mengunci tubuh Asa dalam kungkungannya.
"Maafin adek kak karena ngambek gak jelas, adek juga sayang Kak Asa."
Mata Canny yang awalnya tertutup tiba-tiba terbuka, netra indahnya langsung beradu tatap dengan Asa yang juga menatapnya.
Asa tersenyum manis, dengan cepat mencuri satu ciuman di sudut bibir Canny.
"Aduh adiknya siapa sih, kok gemes banget." goda Asa untuk mencairkan suasana.
Senyuman itupun tertular ke Canny, walaupun matanya masih berkaca-kaca.
Canny semakin mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya di dekapan Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl ; BabyMonster
Fanfiction(HIATUS) FOLLOW SEBELUM BACA! [Update sesuai mood] Menceritakan 7 bersaudara yang tumbuh dalam asuhan seorang single parent. Lucas Bailey, orang tua tunggal yang harus membesarkan ketujuh putrinya seorang diri saat sang istri meninggal setelah melah...