Haii guys ini adalah cerita kedua aku hihi,jangan lupa ramain and vote yaa
Kita langsung gass ke prolog nya yaa!
🦋 •PROLOG• 🦋
°°°°°°°
Terkadang perasaan itu seperti
hujan yang datang lalu pergi dan
meninggalkan jejak kenangan°°°°°°°
Sebuah motor besar melaju cepat melewati jalanan yang sudah mulai sepi karna hari sudah semakin gelap.Baju basket dengan bertuliskan angka 16 serta nama AlGibran Narendra Algantara yang tercetak masih melekat ditubuhnya karena tak sempat berganti lagi.
Gibran memberhentikan motornya di sebuah taman yang menjadi tujuan utamanya sekarang.Tangannya membawa sebuah paper bag untuk diberikan kepada seseorang.
Ia tersenyum tipis saat mendapati seorang perempuan yang tengah duduk di bangku taman.Namun senyumnya menghilang ketika melihat gadis itu tak sendirian,melainkan bersama seorang laki-laki yang tengah memeluknya mesra."Adara, Lo beneran gak mau kasih tau Gibran soal ini?" tanya seorang lelaki kepada perempuan yang bernama Adara itu.
"Enggak, soalnya dia lagi sibuk." jawab Adara dengan sedih.
"Lo jujur aja lebih nyaman sama gue dibanding sama Gibran, kan? Kalau gitu ayo kita balikan lagi, apa lo gak bosen sama cowo monoton kayak Gibran?"
"Dika-"
"Lo masih sayang sama gue, kan? Gue ini apa, Ra, buat lo? Kita deket tapi tanpa status."
Rahang Gibran mengeras dan matanya menyorot marah. Ini bukan sekali atau dua kali tetapi sudah berkali-kali, ia melihat mereka bertemu tanpa sepengetahuannya. Namun walaupun Gibran pendiam dan cuek, lelaki itu selalu tau apa yang orang lain tidak tahu.
Tanpa membuang-buang waktu lagi,
Gibran bergegas menghampiri lalu berdiri didepan mereka dengan tatapan tajam seperti seekor singa yang siap menerkam mangsanya."Gibran?!" Adara terlihat sangat terkejut dengan kedatangan lelaki itu secara tiba-tiba. Adara tahu bahwa sekarang dirinya sudah melakukan sebuah kesalahan besar.
"Kamu sejak kapan disini?" Dari nada bicaranya sudah Gibran simpulkan jika gadis itu sedang ketakutan.
"Kenapa? Kaget?" tanya Gibran dingin
"Gibran,"
"Kamu diem."
Kemudian ia beralih menatap sengit kearah Dika yamg kini juga sedang menatapnya tak kalah tajam. Tercetak jelas aura permusuhan diantara mereka.
Selama ini Gibran hanya diam dan selalu sabar tetapi kesabarannya itu seperti di permainkan, tanpa banyak bicara Gibran segera menarik kerah baju Dika sampai cowok itu kesulitan bernafas.
Sebuah pukulan keras mendarat di pipi Dika membuatnya langsung terjatuh ke tanah. Sementara Adara sudah kalang kabut dengan aksi Gibran. Pasalnya Gibran jika sudah marah sangat menyeramkan karena Adara sudah pernah melihatnya.
"Gue udah bilang jangan pernah deketin cewek gue, bangsat!!" Gibran memukuli wajah Dika tanpa ampun.
"Gibran udah! Stop!!" teriak Adara sembari menarik lengan Gibran walau tidak sedikitpun mempengaruhi cowok itu.
"GIBRAN INI BUKAN SALAH DIKA!AKU YANG CARI DIA KARENA KAMU SELALU SIBUK DAN GAK PERNAH ADA WAKTU BUAT AKU!!"
Teriakan itu sukses membuat Gibran berhenti. Gibran terdiam sebentar sebelum akhirnya beranjak dan berdiri di depan Adara seraya menatap kedua bola mata perempuan itu penuh rasa kecewa.
"Kamu selalu sibuk, gak ada waktu buat aku, bahkan cuma sekedar chat aja susah banget. Aku pacar kamu bukan sih?"
"Terus apa?" tanya Gibran
Adara mengernyit tidak mengerti.
"Maksudnya?""Terus mau lo apa? Putus?"
Mata Adara membulat lalu menggeleng dengan cepat. Adara tidak pernah berpikir demikian, karena ia sangat mencintai cowok di hadapannya ini. Putus dengan Gibran adalah suatu mimpi terburuk baginya.
"Gak Gibran! Aku gak mau dan gak pernah mau. Kamu kenapa ngomong kaya gitu?"
"Kalau gitu gue yang mau." ucap Gibran
"A-apa?"
"Gue mau putus."
Kata- kata itu seperti sambaran petir baginya membuat napas Adara tercekat. Gadis itu bergeleng kuat sambil menatap tak percaya, tetapi rau wajah Gibran sedang serius.
"Tapi kenapa?" tanya Adara parau seperti ingin menangis.
Gibran tidak menjawab karena laki-laki itu pikir semuanya sudah jelas. Gibran memilih untuk melihat kearah lain karena ia tidak sanggup menatap Adara yang kini sedang menahan cairan bening yang sebentar lagi akan jatuh dari kelopak matanya.
"Kamu jangan bercanda! Emangnya kamu udah gak sayang aku lagi?"
"Ngapain gue sayang sama orang yang gak tau diri? Mending gue sayang diri sendiri."
"Tapi aku gak mau putus, Gibran." kata Adara dengan kedua bahu yang turun dan bergetar.
"Gue muak."
Gibran berusaha untuk tidak peduli lalu ingin melangkah pergi menuju motor putihnya. Tetapi sebelum ia benar-benar pergi dari sana, Gibran menyodorkan sebuah paper bag yang sedari tadi ia bawa untuk Adara.
"Happy anniversary, Adara." ucap Gibran untuk yang terakhir kalinya
🦋••••••••••••••••🦋
GIMANA NI PROLOGNYA?😁
kalian suka ga sih sama cerita ini??
Kalau suka jangan lupa vote yaa
Gapapa awalnya sad tapi akhirnya.. happy wkwk 😻
BAIII CYENTILKU👋🏻💋🦋

KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH GIDARA
FanfictionCerita by Imlikegidara || {Cerita si mata elang dan macan °^} Namanya AlGibran Narendra Algantara.Murid lelaki sangat tampan dengan sejuta prestasi disekolahnya.Sifatnya yang ketus,galak,coll dan dingin.Hal itu justru membuat Adara semakin tergila-g...