Enam. Keinginan Terbesar!

343 53 94
                                    

Keinginan terbesar? Bisa tidak kalau aku menyebutnya dengan "Impian" saja? Kalau bisa, maka ada satu hal yang aku impikan, dan hal itu ialah kematian! Dan... Seharusnya kalian tahu dengan siapa kalian berhadapan jika sudah membicarakan hal ini.

"IYA AKU ELLA!" Kalian benar! Impian ku saat ini dan mungkin kedepannya adalah kematian. Atau itu bisa di sebut tujuan? Entah lah, aku juga tidak mengerti sebenarnya tentang hal itu. Tapi aku lelah. Aku lelah harus menjadi beban kedua kakak ku. Aku tahu, aku tahu kalau sebagian besar uang yang hasilkan dari jerih payah kak Gita, dan uang yang dihasilkan kak Freya dari kepintarannya pasti selalu habis untuk pengobatan ku yang sia-sia. Jika saja aku boleh memilih kapan waktu untuk aku berpulang ke pelukan Tuhan, maka aku dengan lantang akan meneriakkan "SEKARANG!

Tapi pasti, Jika kak Freya dan kak Gita mendengar hal itu, mereka pasti akan sedih. Kalau kata orang itu begini, "bagai makan buah simalakama". Aku pengen mengakhiri hidupku sekarang, tapi nanti kak Freya sama kak Gita sedih. Aku bertahan hidup, mereka senang tapi aku hanya membebani mereka...

"Ella? Adeek?"

Oh, tunggu sebentar. Itu sahutan kak Freya. Aku harus menemuinya, karena aku tahu kalau aku tidak merespon, maka pasti kak Freya bakal datang ke sini.

"Apa kak?" Sahutku, lalu dengan tubuhku yang cacat ini, aku berjalan membuka tirai untuk sekadar mendatangi kak Freya yang sedang memasak.

"Oh, kamu tidur ya? Kalau tidur ga jadi dek, gapapa." Ujar kak Freya namun aku langsung mengelak untuk mengatakan aku memang sudah bangun sebelumnya.

"Oh, iya-iya. Kamu mau bantuin kakak bikin tela-tela ga dek? Kalau kamu capek gausah." Ucap Kak Freya sembari terus mengupas singkong yang ada di tangannya.

"Mauuu kak!" Balasku lalu langsung membantu kak Freya membersihkan singkong yang telah di kupas itu.

Duduk berdampingan dengan tugas yang berbeda-beda, Aku dan kak Freya saat itu tengah berencana untuk membuat sebuah makanan ringan dari olahan singkong. Iya, kalian mungkin juga sudah tahu apa itu "Tela-tela" bukan? Sebuah makanan ringan yang berbahan dasar singkong yang di potong kecil-kecil. Lalu, setelah bersih maka singkong itu harus di rebus dulu biar empuk sebelum akhirnya digoreng kering lalu di kasih bumbu penyedap.

"Ella, tolong ambilin kakak garam dek." Pinta kak Freya lantas aku langsung mengambilkan toples garam yang ada di sisi lain dapur lusuh kami.

Setelah aku memberikan toples garam itu kepada kak Freya, kak Freya langsung menaburkan garam itu kedalam panci yang sudah penuh dengan singkong dan air, lalu sembari menunggu air mendidih dan singkong nya matang, Kak Freya langsung berjalan ke arah belakang rumah untuk menyiapkan barang yang barang itupun baru aku lihat.

"Itu apa kak?" Tanyaku dari ambang pintu.

"Oh, ini untuk kakak jualan. Kenapa?" Tanya kak Freya lalu aku meminta penjelasan tentang hal itu, karena aku pun tidak tahu sejak kapan kak Freya mempunyai sebuah gerobak gendong.

"Oh, ini kakak buat dari kayu-kayu yang nyasar di halaman rumah kita pas banjir. Kakak kepikiran kaya, ya dari pada kita makan singkong terus kan bosan, jadi kakak mau jual aja. Gimana? Keren kan gerobaknya?" Tanya kak Freya yang sudah jelas membuat aku bertepuk tangan atas dedikasi kak Freya.

Oh iya, kalian pasti bertanya-tanya apa kelanjutan dari nasib kami di rumah sakit kan? Okelah, jadi begini. Setelah kak Freya pingsan dan di periksa, ternyata kak Freya itu mengalami demam tinggi. Ada beberapa faktor yang membuat kak Freya demam. Heum seperti saja, kak Freya yang terkena hujan deras dan tidak mengganti pakaiannya. Kak Freya pun juga belum makan dari pagi saat itu, jadi ya wajah saja kak Freya demam. Kak Freya juga perempuan dan jangan lupakan kalau kak Freya pun juga sebenarnya masih anak kecil.

Die, Or Die (Tamat) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang