Sembilan. Hati Yang Begitu Sakit

270 43 79
                                    

Sakit Hati... Definisi "Sakit Hati" itu terkadang berbeda-beda bagi setiap insan. Ada mereka yang "sakit hati" karena cinta, atau mereka yang "sakit hati" karena ditinggalkan orang tersayang, dan mungkin malah ketika melihat seseorang tersayang yang tersakiti? Entahlah aku tidak tahu karena ya memang setiap orang punya definisinya sendiri. Sebenarnya pun, masih banyak lagi hal yang bisa membuat kita semua "sakit hati". Tapi, aku Ella. Dan hatiku akan begitu sakit kala aku melihat sosok kakak, sekaligus sosok orang tua bagiku tengah jatuh sakit.

Sudah satu minggu waktu berjalan terhitung dari aku dan kak Freya yang menemukan kak Gita yang tak sadarkan diri di halaman rumah kami. Aku dan kak Freya benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada kak Gita. Rencana yang kak Freya buat saat itu hancur berantakan. Semua tidak berjalan sesuai harapan kami. Semuanya gagal! GAGAL TOTAL! KARENA, BUKANNYA KAMI MENDAPATI WAJAH KAK GITA YANG BAHAGIA, KAMI MALAH MENEMUKAN KAK GITA TAK SADARKAN DIRI DENGAN TUBUH YANG BASAH KUYUP!

Saat itu sudah pagi hari, dan aku yang terbangun bersama kak Freya pun bingung tidak mendapati kak Gita hadir bersama kami. Jika diceritakan, mungkin lebih baik jika aku langsung membawa kalian menuju waktu dimana...

"Kok kak Gita belum pulang ya la. Apa kak Gita lupain janjinya"

"Iya kak, padahal udah pagi loh."

"Tapi engga deh la kayaknya. Kalau kak Gita ga pulang, harusnya hadiahnya ga kebuka. Kayaknya kak Gita berangkat lagi deh. Kok kak Gita ga bangunin kita ya? Apa kak Gita ga suka ya sama kadonya?"

"Tapi kak... Apa karena kadonya jelek ya, jadi kak Gita pikir hadiah ini ga sebanding sama kerja keras dia untuk kita..."

Ella dan Freya saat itu merasa kalau mereka telah membuat kesalahan. Mereka mengira kalau kak Gita merasa kalau harga dirinya sebagai sosok kakak, sekaligus sosok orang tua telah diinjak karena diberikan hadiah dengan kualitas yang buruk. Mereka berspekulasi seperti itu karena mereka mendapati kado yang telah di persiapkan untuk kak Gita telah terbuka, dan malah jaket itu hanya tergelatak seperti sampah dilantai rumah.

Dengan perasaan yang tak dapat diungkap, Ella dan Freya langsung menggenggam kuat ponsel mereka masing-masing yang telah di beli oleh Freya. Diambilnya jaket tersebut oleh Freya, lalu dilipat dengan rapi bersamaan dengan ponsel Gita yang di letakkan di atasnya.

"Kakak simpan aja dulu deh. Nanti, kalau kak Gita pulang, kak Gita ga mau, jaket nya untuk kamu aja ya dek."

"Iya kak."

"Kamu mau kan?"

"Mau kak! Ella mau!"

Semuanya benar-benar gagal total! Jaket yang Freya beli dengan susah payah hanya tergeletak begitu saja. Ponsel yang Freya berikan untuk mereka bertiga tidak di ambil oleh Gita. Kue ulang tahun yang telah disiapkan khusus untuk Gita pun tidak meninggalkan bekas potongan atau gigitan. Lilin diatasnya telah meleleh, dan surat mereka pun kini telah lusuh seolah diremat dengan kuat.

Lalu, dengan berat hati, karena lapar yang datang menyerbu mereka. Freya dan Ella pun memakan kue itu dengan tanpa sosok kehadiran Gita. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak mereka tahu ialah, Gita saat ini tengah bersama mereka. Walaupun posisi Gita tidak berada di satu ruangan bersama Freya dan Ella.

Namun, karena memang rasa sayang mereka kepada Gita begitu tinggi, baik Freya maupun Ella tidak ada yang tega memakan habis kue yang sangat nikmat itu. Mereka sendiri tahu rasa kue itu begitu nikmat, dan mereka sengaja untuk menyisihkan beberapa potong demi sosok kakak yang telah mengemban tugas sebagai orang tua itu.

"Ella, kakak siap-siap dulu ya." Ujar Freya mulai merapihkan rumahnya karena memang dirinya harus pergi menuju sekolah.

"Iya kak, Ella mau main ayunan aja." Balas Ella beranjak dengan susah payah karena tulang yang tumbuh secara tidak teratur membuatnya kesulitan untuk bergerak.

Die, Or Die (Tamat) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang