Chapter 3: kemampuan Sasha

481 53 13
                                    



.
.
.
.

"Freya kemana sih!"

Sasha sedari tadi terus mondar-mandir di teras rumah sambil menggerutu kesal, ia sedang menunggu kepulangan Freya, mengingat kalau sebentar lagi matahari akan tenggelam tetapi Tante nya itu sama sekali belum menampakkan batang hidungnya dan hanya dirinya sendiri yang berada di rumah itu, kedua orangtua serta kakek dan neneknya itu sedang menjalankan tugas di luar kota, kemungkinan besar mereka akan pulang Minggu depan.

Sasha sudah menunggu Freya kurang lebih 2 jam lamanya, ia juga sudah beberapa kali menelpon kontak yang ia cap sebagai 'pacar' dari tantenya itu, siapa lagi kalau bukan Flora. Namun sama sekali tak ada respon dari nomor itu, sungguh Sasha sangat kesal di buatnya.

Sasha membuang nafas kasar lalu kembali duduk di bangku, sebentar lagi malam akan datang, jujur saja, Sasha tidak seberani itu untuk tinggal sendirian di rumah, apalagi saat malam.

"Huaaa, mamaa...!"Sasha menutup matanya menggunakan kedua telapak tangan nya, seperti orang yang ingin menangis. Bukan tanpa sebab tetapi Sasha sudah bisa merasakan hawa yang kurang nyaman.

"Janganh Nuangis, itu tidak baik!"

Benar saja, Sasha bisa mendengar suara di samping nya, entah itu siapa, tuhan semoga yang di sebelah nya ini bukan setan. Sasha semakin menutup matanya erat-erat. Namun semakin erat ia memejamkan matanya maka semakin terasa aura sosok itu.

"Pliss, jangan ganggu akuu, aku ga enak! daging aku paitt" ujar Sasha masih dengan mata tertutup, sedangkan sosok yang berada di samping Sasha hanya merasa kebingungan.

"Apa, maksudd nya? Aku tidak mengeurti" tanya sosok itu, sepertinya sosok ini akan sulit untuk di usir, mau tak mau ia harus memberanikan diri.

Ia membuka matanya, pandangannya agak kabur sedikit namun lama-kelamaan akan menjadi jernih kembali. Sasha melihat ke samping, di sana terpampang sosok gadis yang mungkin seumuran dengan nya, memakai baju putih, berponi. dan pipinya yang tembem. Cantik dan lucu.

Sasha agak terpesona dengan wajahnya, namun ia dengan cepat sadar kembali lalu menatap sosok itu garang.

"Hey! Kamu, jangan ganggu aku lagi, ntar aku gigit." Sasha masih menatap tajam sosok itu, tetapi di hatinya terbesit ucapan yang mengatakan kalau sosok yang di hadapannya ini sangat lucu. Sedangkan sosok yang bisa di bilang setan ini terlihat kebingungan.

"Muaaf, saya tidak, mengerti," ujarnya dengan wajah polos, astaga, ini setan terlalu lugu, atau mungkin ia bukan berasal dari Indonesia.

"Kau berasal dari mana?" Tanya Sasha memastikan, "aku? Ah, aku dari di japan." Benar dugaan Sasha, sekarang ia bersikap santai, setan yang berasal dari luar biasanya tidak jahat.

"Mau berteman?" Tanya Sasha yang langsung di angguki oleh sosok itu, "eitss, sebelum itu, kasih tau nama mu"

"Aku Nayla" jawab Nayla, masih dengan wajah lugunya, manusia ini! Ah! Maksudnya 'hantu ini' benar-benar lucu.

"Ouh, cantik" puji Sasha yang memang kata-kata itu murni dari hati nya, "terimakwasih, em, aaa?" Sasha terkekeh lalu memberi tahu namanya, "aku Sasha."

"Ah! Terimakwasih Sasha!" Sasha tersenyum, ia tak lagi mengingat Freya, biar lah ia di cap sebagai orang gila yang penting ia bisa mengobrol dengan setan cantik yang berada di hadapannya ini.
.
.
.






















You are mine, Flora. [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang