Akhir-akhir ini, Itsuki Takeuchi merasa bahwa ada sesuatu yang direbut darinya. Tapi dia tidak mengetahui apa itu, karna semakin hari, rasanya semakin aneh. Takumi tak lagi pulang bersamanya dan berangkat bersama karna aktivitas klub pecinta alam. Dan akhir-akhir ini, Takumi terasa seperti orang asing bagi Itsuki.
Apakah benar di fase menuju dewasa, maka pertemanan tak lagi sama?
Itsuki mengenal Takumi sejak kecil. Mereka berada di sekolah dasar yang sama, satu kelas pula. Dan di sekolah menengah juga demikian. Tak sekalipun Takumi pergi mencari teman bermain lainnya selain Itsuki. Dan saat memasuki awal musim panas di kelas 1 SMA, hubungan persahabatan mereka merenggang.
Awalnya, semua itu bermula ketika Takumi mulai aktif di klub pecinta alam. Dia jadi sering pergi dengan para kakak kelas dan hiking. Sementara Itsuki semakin memiliki sedikit waktu bersama Takumi, itupun kebanyakan di tempat kerja dimana mereka bersebelahan.
Semakin hari, hubungan persahabatan mereka semakin merenggang. Karna tidak tahan dengan masalahnya, Itsuki menarik Takumi ke luar dari kelas pemuda itu, dan mengajaknya untuk makan siang di atap sekolah.
" Kenapa Itsuki?" Tanya Takumi. Sedikit kesal karna waktu makan siangnya terganggu. Tapi dia tetap menuruti sahabat karibnya
"Bukankah Takumi akhir-akhir ini sangat sibuk?"
Takumi mengernyit pada pertanyaan Itsuki. Yah, dia juga tidak terlalu sibuk sih, lagipula dia hanya mengikuti kegiatan klub tiap minggunya, bekerja paruh waktu tiap sore hari, terkadang menjaga toko hingga jam 7 malam jika tidak ada kegiatan.
" Tidak juga. Aku hanya menjalani kegiatan seperti biasanya. Tumben, pertanyaan mu normal."
Takumi membuka kotak bento miliknya, tidak tahu apa maksud dari Itsuki mengajaknya berbicara berdua sembari makan siang di atap sekolah.
"Ah, tunggu-Heii! Kau memakan makanan yang sangat sedikit?! Apakah kau akan mati lemas karna kekurangan tenaga?" Kata Itsuki. Perhatiannya teralihkan saat melihat kotak bekal temannya yang hanya diisi lauk pauk, dan nasi yang dibentuk sushi satu buah.
"Ini makanan ku yang biasanya!" Sanggah Takumi.
"Tidak! Saat SMP nafsu makan mu itu banyak tahu! Tidak seperti ini, kau jadi banyak berubah sejak hari itu. Mulai dari berangkat sekolah sendirian, pulang sendirian, bahkan saat aku mengajakmu bermain ke suatu tempat, kau menolak dan memilih hiking dengan klub mu. Luka-luka di tangan kirimu juga semakin banyak, dan kau jadi terlihat seperti orang tua!"
Itsuki mengeluarkan semua keluh kesahnya. Tidak tahan dengan sikap acuh tak acuh dan ketidak pedulian Takumi.
Takumi berpikir, Itsuki tidak salah. Dia memang orang tua yang merasuki raga mudanya. Tapi sampai dia mengubah sikapnya begitu banyak, itu pasti akan membuat khawatir orang-orang di sekitarnya. Dan dia baru menyadari saat Itsuki mengatakan sesuatu padanya.
Singkatnya, Itsuki merasa kehilangan sahabatnya dulu yang selalu ada di sampingnya.
" Itsuki, maaf. Mungkin kamu benar, aku terlalu banyak berubah. Itu aneh, tapi aku merasakan positif darinya. Aku tidak melupakan Itsuki kok, kita masih bisa berangkat dan pergi pulang bersama. Bagiku, Itsuki adalah sahabat terbaik. Meski terkadang yah..."
Takumi tidak melanjutkannya. Mengingat masa-masa dirinya dulu dan sekarang, semuanya benar-benar berubah. Entah kenapa, semua orang memperhatikan nya lebih detail saat ini dibanding masa lalu. Ia merasa aneh.
Bahkan ayahnya yang super pelit dan keras kepala itu, dia jadi sedikit melunak. Setiap hari mempertanyakan kabar dan apa yang terjadi pada Takumi.
"Kau sengaja tidak melanjutkan kalimatnya kan? Takumi teme cepat katakan apa itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
FanfictionWarning! Spoiler! Harap selesainya initial D terlebih dahulu. Patokan author dari Initial D series dan bukan movie. Selamat membaca~ Bagaimana Jika Takumi Fujiwara tak pernah bertemu dengan Keisuke di turunan Akina? Apakah dia akan tetap menjadi peb...