04. Takumi and Civic wonder SB4

13 0 0
                                    

Hari ini adalah liburan musim panas yang di tunggu-tunggu oleh klub pecinta alam. Kali ini, dua anggota klub tidak bisa mengikuti kegiatan karna mengejar ujian untuk pergi melanjutkan ke universitas kedokteran Gunma.

Sementara hanya Takumi, Hanada, dan Yoru yang terlihat senggang untuk melakukan Hiking di Hakone. Jadi mereka berangkat pagi-pagi sekali melewati Hakone turnpike dan berhenti di dekat stasiun bus Hakone-machi. Melakukan Hiking ke danau Ashinoko melewati jalur barat. Disana Takumi diajari beberapa cara memfoto objek oleh Yoru dan Hanada.

Perjalanan ke danau dari rute ini membutuhkan waktu 4 jam. Dan itu menantang bagi Takumi. Takumi merasa senang dan dia bahkan memiliki energi yang tersisa setelah kembali dari danau Ashinoko. Tetapi tidak dengan kedua senpainya yang terlihat lelah.

" Hanada senpai apakah anda masih bisa menyetir? " Tanya Yoru. Dia melihat Hanada terduduk dan kakinya bergetar.

" Kupikir memang benar saran Yuka untuk menaiki kereta atau bus alih-alih membawa mobil sendiri. Ugh, kita harus menunggu beberapa saat sampai aku pulih." Ulang Hanada.

"Tapi kita akan sampai rumah sangat larut malam!" Tukas Yoru.

Takumi juga berpikir begitu. Dia senang dan juga lelah hari ini. Kalau mereka sampai larut malam, dia tidak punya waktu untuk tidur. Karna kasihan, Takumi menawarkan untuk menyetir. Hanada dan Yoru tidak punya pilihan lain karena kaki mereka semua bergetar. Jadi Hanada menyerahkan kunci SB4 miliknya pada Takumi.

Mobil hijau tua itu perlahan melaju dengan pelan. Di dalam Hanada dan Yoru saling pandang. Tidak tahu apakah mereka akan sampai ke rumah nanti sore atau tidak. Mereka cemas meski Takumi mengaku terkadang mengirimkan barang dengan mobil dan tahu cara mengemudi, tetap saja dia belum punya SIM. Tapi itu lebih baik daripada pulang tengah malam.

Jadi karna terlalu lelah, Hanada dan Yoru tertidur. Ini kesempatan Takumi untuk memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Takumi sedikit mengernyit, mesin mobil ini mungkin sama dengan milik 85 Itsuki, SOHC. Atau karna dia terlalu lama tidak menyetir mobil di dunia modern.

Tidak, Takumi hanya menyetir mobil matic setelah kecelakaan rally. Dan dia merasa aneh setelah membawa mobil dengan mesin manual. Terlebih lagi mobil keluaran tahun 84 seperti SB4.

Di turunan Hakone, Takumi merasa aneh. Ada satu mobil yang mengikutinya semenjak di tikungan pertama. Itu GTR hitam seperti milik Nakazato dari Myogi? Entahlah Takumi tidak terlalu ingat, tapi itu milik seseorang berambut klimis dari Myogi. Kenapa bisa ada di Hakone?

Tapi Takumi tidak memiliki SIM. Dia menyetir karna ini jam 7 malam dan kondisi jalan di turunan Hakone lumayan sepi. Dia tidak akan berhenti, baik itu pebalap lokal maupun petugas keamanan yang mengejarnya, dia tetap melaju dengan mobil tua milik Senpainya.

Seseorang dari mobil GT-R semakin terpacu. Setelah beberapa saat, GT-R hitam berhasil mengejar dan bahkan hendak menghadang Civic wonder di jalanan lurus.  Takumi beruntung dia memiliki reflek cepat  dan menginjak rem, dan kopling mobil. Menarik gigi ke posisi netral, Takumi melihat ke arah kedua senpainya yang masih tertidur.

Dia mematikan mesin mobil dan melihat ke arah pengendara GT-R yang turun dari mobil. Itu bukan pria klimis dari Myogi. Rambutnya ikal pendek, dan wajahnya terlihat dewasa. Mungkinkah orang dewasa yang hanya lewat? Tapi mengapa dia mengejar Takumi dari tadi dan bahkan menghadangnya? Apakah itu begal?

"Fuck! What he wants!"

Takumi mengumpat. Entah karena kebiasaan, terkadang dia menggunakan bahasa inggris pada kehidupan sehari-hari nya. Bahkan untuk mengumpati pengendara GT-R yang seenak jidat menghadang di tengah Hakone.

Takumi memutuskan untuk keluar juga, melihat ke arah pria berambut ikal dan menatapnya dengan jengkel.

" Kamu pengemudi SB4? Tunggu, kamu masih muda!" Pria itu lebih terkejut daripada Takumi.

" Memangnya kenapa? Apakah itu masalah untuk anda?" Tanya Takumi.

Pria itu tidak menjawab. Dia justru tertawa dan sorot matanya penuh dengan ambisi.

" Aku baru pertama kalinya menemukan teknik mengemudi seperti itu. Darimana kamu berasal?" Tanya pria itu lagi.

" Gunma."

" Itu diluar Prefektur?! Apa yang dilakukan datang ke Hakone malam-malam?"

Takumi merasa jengkel. Tapi marah akan menambah masalah lain. Jadi dia menghela nafas panjang dan menjawab dengan ringkas.

" Hiking di danau Ashinoko. Bersama Senpai ku. Dan saat ini kami akan kembali ke Gunma. " Katanya.

" Itu hebat. Teknik menyupir seperti itu, aku penasaran siapa yang menyupir. Aku pikir itu adalah seorang veteran pebalap berusia 40 an ke atas melihat betapa ahli dan hebatnya teknik mu. Ditambah, dengan mobil SB4 ini. "

Pria itu mengulurkan tangannya di depan Takumi. " Namaku Rin, Rin Hojo. Mahasiswa kedokteran tahun ketiga Universitas kesehatan dan sains di Maebashi, Gunma. Aku menyukai balapan dan terkadang balapan di sirkuit Fuji. "

Takumi pernah mendengar nama orang ini. Itu dulu, sangat lama sekali. Tapi ia lupa dimana dia mendengar namanya.

" Aku Takumi Fujiwara. Kelas 1 SMA shibukawa, Gunma." Takumi menjabat uluran tangan itu. Setelah menatapnya lama, pria ini adalah pria sensitif dan cerdas.

" Kelas 1 SMA dan teknik seperti seorang veteran?! Itu gila, Fujiwara-kun. Jadi kita berbeda 8 tahun ya? Aku 24 tahun, aku tebak, Fujiwara-kun masih berusia 16 tahun kan?"

Takumi hanya mengangguk. Tersenyum getir dalam hatinya, umur jiwanya berusia 43 tahun, itu berarti dia dan pria di depannya ini secara harfiah berjarak 19 tahun. Jiwa Takumi memang tua, tapi dirinya saat ini memakai tubuhnya yang berusia 16 tahun.

" Itu benar. Senang bertemu dengan Hojo-san. Saya pamit undur diri karna saya harus pulang malam ini." Kata Takumi.

" Apakah Fujiwara-kun punya nomor telepon? Aku akan menghubungi Fujiwara-kun dan mengajak balapan di sirkuit. Teknik Fujiwara-kun sangat hebat sekali. Dan sangat disayangkan apabila tidak digunakan. Apa itu mobil Fujiwara-kun?"

Anak muda ini agak memaksa! Takumi menggeleng. Katakan saja dia tidak punya nomor telepon dan tidak memiliki mobil. Jadi pria ini akan berhenti untuk menghubungi nya. Takumi memiliki firasat aneh. Seolah, saat dia bergabung dan berteman dengannya, maka ia akan kembali ke dunia balap lagi.

" Aku tidak punya nomor telepon dan tidak punya ponsel. Lagipula ini mobil senpai ku dan aku membawanya karna senpai ku sangat lelah untuk menyupir. Maaf Hojo-san, tapi saya harus kembali ke Gunma. Selamat tinggal."

Takumi membungkuk sebentar. Dia melambai sedikit dan berjalan menuju SB4. Takumi mengingat-ingat dimana dia mendengar nama familiar itu. Tapi semakin diingat, dia semakin tak ingat. Karna itu bukan masalah penting, toh mereka tidak akan bertemu lagi. Takumi mengabaikannya.
















To be continued.....

Butterfly Effect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang