08. very warm house

8 0 0
                                    

Keisuke masih tak mengerti apa yang terjadi. Pertama, ia terlibat perkelahian dengan salah satu geng motor yang ingin membalaskan dendam padanya. Kedua, dia dikeroyok dan babak belur, ketiga dia ditolong oleh seorang anak laki-laki yang entah muncul dari mana dibawah cahaya bulan. Layaknya pahlawan super.

Keempat, dia mengantarkan anak itu yang rupanya tersesat hingga ke Takasaki kembali pulang ke Shibukawa. Kelima, dia memikirkan nasibnya karna perkataan anak itu di motor, keenam dia mengira bahwa dia hampir dipukuli oleh ayah anak laki-laki itu dan kemudian justru diajak makan malam?

Dan disinilah ia sekarang. Selesai mandi dan memakai pakaian kebesaran Takumi yang terlihat pas di tubuhnya. Setelah membersihkan kotoran dan darah di wajahnya, Keisuke terlihat jauh lebih tampan dan rapi. Dia seperti model karna tinggi dan wajahnya, atau mungkin aktor film action dengan beberapa lebam di pinggir bibir dan pipinya.

Keisuke berjalan menuju ruangan dimana meja kecil disiapkan. Beberapa hidangan disiapkan dan tidak ada meja besar dengan kursi berjarak seperti di rumahnya.

Ada tv di depan mereka dan aroma rokok serta sake bercampur dengan aroma masakan, pengharum ruangan, dan kehangatan. Itu hangat dan hidup. Berbeda dengan rumah yang hanya dihuni oleh dia dan kakak laki-lakinya. Meski terkadang orang tuanya akan pulang dan mengadakan makan malam bersama, tetap saja suasananya tidak sehangat ini.

Keisuke duduk di tatami, disampingnya ada Bunta yang terlihat menatap ke arah TV dengan ekspresi bosan.

" Yankee Nii-san, dimana kau bertemu dengan Takumi? " Tanya Bunta memecah keheningan.

" Di Takasaki. " Kata Keisuke.

"Begitu..."

Keisuke bingung. Biasanya, teman-temannya di sekolah akan menolak Keisuke jika mereka mengantarkan ia pulang. Bukan hanya teman-temannya, tapi bahkan orang tua mereka menatap Keisuke sebelah mata. Mengapa pria ini tidak terpengaruh dengan itu?

" Kau pasti berpikir mengapa aku mengundang mu makan malam dan bahkan tidak mengusirmu karna membuat anakku terlibat bukan?" Tanya Bunta.

" Bagaimana kau tahu?!" Keisuke tidak mengatakan apa yang dia pikirkan. Apakah pria tua ini dukun?

" Entah kenapa aku seperti melihat seseorang di dirimu. Dia juga sama sepertimu, tampan, berasal dari keluarga terpandang, dan karna dia merasa dikucilkan, dia memilih menjadi gangster. "

"Darimana kau mengetahui bahwa keluarga ku cukup terpandang?" Tanya Keisuke.

"Namamu nak. Itu adalah nama rumah sakit umum di Takasaki. " Kata Bunta.

" Lalu apa yang terjadi dengan orang itu?" Keisuke penasaran.

" Menjadi anggota geng motor, dan kemudian meninggal dalam tawuran. Itu adalah cerita lama saat aku masih seumuranmu. Aku tidak membenarkan apa yang dilakukan olehnya, tapi dia hanya orang yang kesepian dan dikucilkan layaknya aib. Dia mencari pelampiasan, kebahagiaan nya sendiri. Tetapi, itu membawanya pada kematian."

Keisuke terdiam. Dia memang merasakan semua itu. Tidak hanya lingkungannya dan keluarga besar yang membandingkan dia dan kakak laki-lakinya, kedua orang tuanya bahkan melakukan hal serupa. Dia kesepian. Meski kakak laki-lakinya cukup memperhatikannya, rasanya seperti duri yang mengganjal di hatinya. Melihat orang yang menjadi penyebab dia diremehkan dan dipandang sebelah mata.

Tidak, Keisuke tidak membenci kakak laki-lakinya. Justru dia kagum dan sangat menghormatinya. Tapi dengan semua yang diberikan oleh semua orang padanya, dia justru mencari pelampiasan di jalanan.

" Usapi air mata mu. Lebam di wajah dan rambut pirang mu akan tertawa melihat air mata itu." Kata Bunta mengulurkan sapu tangan.

Keisuke mengangguk. Dia merasa kehangatan aneh di dadanya. Ayah dan anak Fujiwara ini benar-benar membuatnya berpikir dan melihat sesuatu yang tidak pernah terlintas di kepalanya.

Butterfly Effect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang